Mohon tunggu...
RIZKY AJI JULYAN ANDANA
RIZKY AJI JULYAN ANDANA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Mahasiswa FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Upaya Penanganan Masalah di Asia Tenggara dan Bagaimana Negara Menanggulangi dan Meningkatkan Keamanan Negaranya

22 Oktober 2022   21:07 Diperbarui: 22 Oktober 2022   21:20 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dari awal nation-state di adopsi oleh masyarakat dunia, isu keamanan selalu menjadi hal yang tidak luput dari permasalahan. Pada artikel opini saya kali ini, saya akan membahas mengenai bagaimana negara-negara di asia tenggara melakukan peningkatan keamanannya dalam melihat permasalahan-permasalahan yang ada di region asia tenggara.

Dewasa ini permasalahan atau konflik yang ada dan muncul diwilayah asia tenggara bervariasi, khususnya isu tentang security. Yang pertama dan yang paling sering dibahas yaitu mengenai laut china selatan, masalah ini tidak hanya masalah antara dua negara tetapi banyak negara di asia tenggara yang terkait dengan isu ini, yaitu Filipina, Vietnam, Malaysia, Brunai, Indonesia, bahkan dengan Taiwan. 

Permasalahan ini bisa dibilang terlalu berlarut-larut dan seperti tidak ada titik terangnya antara negara yang berselisih. Pasalnya dalam menanggulangi masalah ini, China tidak mau menyelesaikan konfliknya di institusi internasional seperti PBB dan ASEAN karena China tidak ingin ada campur tangan negara seperti Amerika dalam konflik ini. Mereka cenderung memilih untuk menyelesaikannya dengan cara melakukan dengan diplomasi bilateral dengan negara yang melakukan konflik dengan China, karena hal ini lah isu laut China selatan seakan-akan tidak menemui titik terang.

Tidak hanya masalah laut China selatan, keamanan di wilayah asia tenggara tidak luput dari yang namanya isu terorisme. Sebenarnya isu terorisme di asia tenggara sudah mulai berkembang di tahun 1970an tetapi menjadi lebih aktif lagi setelah peristiwa 9/11. Terorisme di asia tenggara sedikit berbeda dengan terorisme di wilayah Arab, di asia tenggara terorisme lebih senyap dan bergerak dibawah tanah, mereka biasanya bergerak karena adanya pemerintahan yang otoriter, selain itu ada beberapa dari Gerakan terorisme ini yang tujuannya ingin mendirikan negara dengan sistem khilafah. Salah satu contoh Gerakan-gerakan terorisme di asia tenggara yaitu MILF di Filipina, jamaah Islamiyah di Malaysia & Indonesia, Gerakan patani di Thailand dan lain sebagainya.

Kawasan asia tenggara menjadi surga bagi para teroris karena disini penanganan akan terorisme dapat dibilang cukup lambat. Pada tahun 2005-2015 skala akan aksi terorisme ini semakin massif, diantaranya aksi peledakan bom di area vital yang menimbulkan korban jiwa dari pihak sipil. Pola Gerakan terorisme di negara asia tenggara relative berbeda, bisa kita lihat yang terjadi di Filipina & Thailand, Gerakan yang terjadi disana rata-rata dilatarbelakangi adanya sentimen religi, khususnya diwilayah Thailand yang dimana pemerintahnya melakukan tindakan yang agresif untuk menanggulangi masalah ini, dan ini membuat adanya gesekan di masyarakat antara umat budha dan umat muslim. 

Lalu di singapura sendiri islamophobia terjadi karena adanya Gerakan aksi pemboman disana dan membuat pemerintahnya melarang penggunaan jilbab. Lalu di Indonesia sendiri kasus terorisme dibilang cukup besar dan penanggulangannya bisa dibilang terlambat, dapat dilihat dari peristiwa terorisme yang ada di Indonesia skalanya cukup besar seperti bom bali, penembakan di sarinah dan lain-lain. karena banyaknya Gerakan terorisme di asia tenggara, hal ini mendapat investigasi asing mengenai bagaimana ASEAN menanggulangi masalah tersebut. Perkembangan terorisme di Asia Tenggara menjadi fokus perhatian karena negara di asia tenggara merupakan negara berkembang (kecuali Singapura), dan Menurut laporan Pattern of Global Terrorism, The Office of the Coordinator for Counter Terrorism, United States Department of State. 62,5% aksi terorisme terjadi di negara berkembang.

Dari berbagai macam masalah tersebut bagaimana negara-negara di asia tenggara menyelesaikannya? Mari kita bahas dari masalah laut China selatan. ASEAN sendiri sudah berupaya untuk menyelesaikan masalah ini, ASEAN lebih menggunakan pendekatan cooperative security dimana mereka tidak menggunakan instrument militer atau bisa dibilang menggunakan cara damai. Contohnya seperti pada tahun 2011 ASEAN menerapkan code of conduct & DOC of parties in south east asia, lalu negara ASEAN juga mengoptimalkan ASEAN regional forum & ASEAN political security community dalam penyelesaian konflik di laut China selatan. 

Itu merupakan upaya ASEAN dalam menangani kasus tersebut, tetapi negara-negara asia tenggara tidak hanya bergantung pada ASEAN saja, negara-negara tersebut juga menjalin kerja sama dengan negara-negara besar seperti Amerika, Jepang dan negara besar lainnya. Contohnya yang baru-baru ini terjadi yaitu Kerjasama antara Indonesia dan juga Jepang dalam mempromosikan demokrasi di perairan indo pasifik, Kerjasama ini awalnya hanya berfokus pada keamanan non tradisional, tetapi seiring berkembangnya, kerja sama ini juga melibatkan keamanan tradisional. Seperti transfer alutsista dan lain sebagainya.

Selanjutnya mengenai masalah terorisme. Dalam menangani masalah terorisme ini ASEAN membuat deklarasi counter terrorism pada tahun 2001, dan ini merupakan deklarasi pertama ASEAN untuk menanggulangi masalah tersebut, yang kemudian diperbaharui di tahun 2007 dengan ASEAN Convention on Counter Terrorism (ACCT) yang kemudian menjadi acuan dasar ASEAN dalam menangani terorisme. Dalam menangani terorisme ini masing-masing negara di ASEAN berbeda, Indonesia & Singapura menggunakan metode hukum, sedangkan negara lainnya menggunakan instrument militer untuk menanggulangi masalah ini.

Menurut penulis sendiri mengenai konflik laut China selatan, konflik ini seperti susah untuk diselesaikan karena negara-negara yang berkonflik di laut China selatan sendiri mempunyai Kerjasama yang besar dengan China, jadi tidak ada Tindakan yang tegas oleh negara-negara ASEAN. Dapat diambil contoh Indonesia, Indonesia sendiri banyak bekerjasama dengan China dan jika kedua negara ini saling berkonflik karena masalah laut China selatan maka kemungkinan semua Kerjasama yang dilakukan terpaksa dibatalkan dan itu akan membuat kerugian yang besar bagi Indonesia. Lalu menurut penulis mengenai masalah terorisme, pada saat ini aksi terorisme bisa dibilang sudah cukup menurun karena setiap negara sudah mempunyai kebijakan dalam penanganan terorisme. sebelumnya setelah peristiwa 9/11 sendiri negara di asia tenggara belum mempunyai instrument penanggulangan terorisme dan ini membuat negara tidak bisa mengantisiasi aksi tersebut, dan banyak aksi terorisme ini yang akhirnya muncul.

Sebagai penutup. Persoalan keamanan setiap negara dalam hal kedaulatan ini masih menjadi masalah yang serius untuk ditangani. Pada masa ini semakin berkembangnya zaman setiap negara tidak hanya harus memikirkan keamanan militernya saja tetapi aspek non militer seperti lingkungan pun juga harus ditangani dengan serius.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun