Mohon tunggu...
Cerpen

Membaca Rahasia Ayah

2 Januari 2018   16:52 Diperbarui: 2 Januari 2018   17:27 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rania duduk di sebuah kursi kayu yang sudah cukup tua dengan jantung yang berdegup kencang. Jemari-jemari kurus miliknya tampak begitu bersemangat membalik halaman demi halaman catatan harian yang sedang dibaca. Meski sudah berumur puluhan tahun, buku catatan itu tampak tidak selusuh tubuh ayah yang kini sedang terbaring di ranjang pesakitan. 

Sejak menemukan buku itu satu jam yang lalu matanya tidak bisa lepas dan lagi tulisan yang tertera begitu menggali rasa penasaran. Tampaknya ayah telah bercerita di dalam buku harian sejak 20 tahun silam, seusia dengan umur Rania karena halaman pertama ditulis pada tanggal 11 Desember 1997, tepat pada hari kelahirannya. Isinya kira-kira ucapan syukur dan bahagia ayah ketika menyambut kelahiran putri pertama yang sangat ditunggu-tunggu. Percaya atau tidak, ia tidak pernah menyangka ayahnya akan mengungkapkan perasaannya begitu jujur, tidak seperti kelihatannya di hadapan orang lain, kaku.  

Bersambung (hehe)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun