Di era teknologi digital ini, banyak teknologi baru yang hadir serta berkembang yang dapat mempermudah pekerjaan manusia. Akhir-akhir ini, dunia teknologi dan digital menghadirkan teknologi terbaru yang bernama Artificial Intelligence (AI).
Artificial Intelligence (AI) merupakan suatu kecerdasan buatan yang dirancang untuk memecahkan semua masalah kognitif, terkhusus yang berkaitan dengan kecerdasan manusia.Â
Kehadiran AI ini, membuat para penggunanya sangat terbantu, terutama para pelajar yang kini tidak perlu lagi mencari di google dan memilah satu persatu jawaban yang benar.Â
Hal ini tentu menjadi kabar bahagia bagi para pelajar yang tak perlu repot-repot dalam mengulik jawaban di tiap artikel yang berbeda. Tak hanya itu, AI juga memiliki banyak versi. Ada yang dapat mengedit video secara otomatis, ada yang menyediakan jawaban untuk setiap pertanyaan yang diberikan, bahkan pewara pun ada yang diciptakan dari AI, dan masih banyak lagi.
Di samping kelebihan yang AI miliki dalam membantu para penggunanya, ada dampak buruk yang dapat mengakibatkan kehancuran bagi manusia. Dilansir, Rabu (31/05/2023) di Universitas Negeri Medan, banyak mahasiswa yang sudah ketergantungan terhadap AI ini.Â
Hal ini merupakan kabar yang miris bagi dunia pendidikan. Persentasi minat literasi mahasiswa akan semakin turun dan membuat pelajar tidak lagi dapat mengolah data. Menurut Nick Bostrom, seorang Director of Oxford’s Future of Humanity Institute, AI dapat berubah menjadi ‘jahat’ dan membinasakan manusia.
Dampak positif atau dampak negatif dari sebuah kemajuan teknologi tergantung bagaimana para penggunanya dalam menyikapinya. AI sendiri memiliki banyak dampak positif bagi dunia pendidikan.Â
Namun, di samping itu, banyak dampak juga yang dihasilkan dari AI sendiri. Salah satu contoh dampak negatif yang akan dirasakan oleh para pencandu AI dalam pembelajaran mereka adalah ketergantungan terhadap AI dan kegiatan pembelajaran hanya sekadar formalitas saja. Kehilangan keterampilan terhadap suatu hal, juga menjadi salah satu dampak negatif yang akan dirasakan oleh penikmat AI.
Maka demikian, meski dunia sangat khawatir terhadap perkembangan AI yang semakin maju sampai saat ini, kita sebagai kaum milenial sudah seharusnya tau bagaimana cara mengatasi serta mengimplementasikan AI dalam kehidupan kita. Jangan ketergantungan terhadap AI, dan cobalah untuk meningkatkan keterampilan dan lebih mengasah pengetahuan, agar sumber daya manusia tidak kalah saing dengan teknologi yang ada.
(Oleh: Raihan Rafi'a dan Zahra Dyas Anggita)