Halo selamat datang Kembali di artikel ketiga saya mungkin ini agak sedikit serius beda dari pembahasan sebelum nya, tetapi masih ada kaitannya dengan artikel seblumnya, sebenarnya dalam sisi psikologi seperti yang di tulis dalam jurnal A Comprehensive Approach to Ending Bullying in Indonesia's Medical Residency Programs: A Policy Brief menunjukkan bahwa prevalensi keterlibatan dalam perundungan di kalangan remaja Indonesia (3,4%) secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan negara tetangga seperti Vietnam (1,9%). 1 Fenomena ini tidak terbatas pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Sebuah laporan mengejutkan dari Kementerian Kesehatan pada tahun 2024 menemukan bahwa 22,4% dokter residen di Indonesia menunjukkan gejala depresi, yang sebagian besar dikaitkan dengan budaya perundungan yang mengakar dalam program pendidikan spesialis kedokteran. 2 Data-data ini secara kolektif melukiskan gambaran yang jelas: perundungan bukanlah masalah pinggiran, melainkan sebuah epidemi tersembunyi yang merusak kesehatan mental anak-anak dan remaja Indonesia di berbagai tingkatan. Nah dari kutipan tersebut kita tau bahwasanya masyarakat Indonesia belum oeka atau belum kristis terhadap pembullyan tersebut padahal jika memang kita diajarkan sejak dini tentang dampak negatif dari si pembully dan yang dibully pasti saya yakin kasus perudungan di Indonesia akan menurun, jadi saya akan bahas mengenai dampak dampak dari pembullyan tersebut dan cara mengatasi nya
- Perundungan Fisik: Ini adalah bentuk yang paling kasat mata, melibatkan agresi langsung terhadap tubuh atau properti korban. Contohnya termasuk memukul, mendorong, menendang, mencubit, atau merusak barang-barang milik korban. Meskipun dampaknya terlihat jelas secara fisik, luka psikologis yang ditimbulkannya sering kali lebih dalam dan bertahan lebih lama.
- Perundungan Verbal: Bentuk ini menggunakan kata-kata sebagai senjata. Ini mencakup tindakan seperti memanggil dengan nama yang menghina, mengancam, melontarkan ejekan yang merendahkan, menyebarkan desas-desus atau fitnah jahat, dan memberikan komentar yang tidak pantas. Perundungan verbal menyerang langsung harga diri dan rasa aman korban, menciptakan lingkungan yang penuh dengan ketakutan dan penghinaan.
- Perundungan Relasional/Sosial: Ini adalah bentuk agresi yang lebih halus namun tidak kalah merusak, yang bertujuan untuk merusak hubungan sosial dan status korban di antara teman sebaya. Taktik yang digunakan meliputi pengucilan yang disengaja, manipulasi sosial (misalnya, mengajak orang lain untuk membenci korban), dan menyebarkan gosip untuk merusak reputasi seseorang. Bagi remaja, yang identitas sosialnya sangat terikat pada kelompok teman sebaya, perundungan relasional bisa terasa seperti serangan terhadap eksistensi sosial mereka.
- Perundungan Siber (Cyberbullying): Dengan meluasnya teknologi digital, perundungan telah menemukan medium baru yang sangat kuat. Perundungan siber melibatkan penggunaan media elektronik seperti media sosial, pesan instan, atau platform online lainnya untuk melecehkan, mengancam, mempermalukan, atau mengintimidasi korban. Bentuk ini memiliki karakteristik unik yang memperkuat dampaknya: ia dapat terjadi kapan saja dan di mana saja, berpotensi menjangkau audiens yang sangat luas, dan konten yang menyakitkan bisa bersifat permanen, sulit untuk dihapus dari dunia maya.
Nah banyak sekali bukan tipe dari pembullyan apalagi sekarang kita sudah berada dii era digital yang notabene nya lebih luas lagi, jadi sepenting itu kita mengetahui dampak dari perudungan ini, sebelum kita membahas lebih lanjut, banyak setereotipe dari orang Indonesia yang mengjarkan anak-anak di bawah umur seperti "kamu haarus kuat, kamu harus berani, lawan saja, pukul saja" tanpa memberikan konteks lebih lanjut mengenai perintah diatas sebagai contoh dari pada mengajarkan "pukul saja" lebih baik "jika kamu di rudung di sekekolah coba untuk menasehati dia dulu jika dai tidak mendengarkan, laporkan ke kepala sekolah" itu bisa menjadi suatu contoh yang dapat kita ajarkan ke orang-orang sekitar, agar dapat mengkontrol emosi mereka di lingkungan sekitar
Mugnkin sekian artikel dari saya mengenai perudungan saya harap artikel ini dapat membuka wawasan baru, dan mampu membaantu anak-anak di Indonesia bisa lebih kritis dalam berfikir sebelum bertindak
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI