PENDAHULUAN
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memiliki peran yang sangat penting dalam ekonomi Indonesia. Di tahun 2023, jumlah pelaku usaha UMKM mencapai sekitar 66 juta. Kontribusi UMKM terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia adalah 61%, yang setara dengan Rp9.580 triliun. UMKM juga memberikan lapangan pekerjaan untuk sekitar 117 juta orang (97%) dari keseluruhan tenaga kerja (Kadin.id, 2024). Dengan kemajuan pesat teknologi digital, pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) perlu melakukan penyesuaian agar dapat tetap bersaing di pasar yang semakin penuh tantangan. Salah satu tantangan utama yang dihadapi UMKM adalah keterbatasan sumber daya, khususnya dalam hal customer service yang profesional dan responsif. Dalam konteks ini, kecerdasan buatan Artificial Intelligence (AI) hadir sebagai solusi inovatif yang mampu menggantikan peran customer service konvensional dengan sistem otomatis yang lebih efisien.
Dr. Harvei Desmon Hutahaean (2016) dalam (Hidayat, 2024) menyatakan bahwa Artificial Intelligence (AI) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan machines yang memiliki kemampuan seperti manusia untuk berpikir, mempertimbangkan pilihan yang harus diambil, dan membuat keputusan seperti manusia. atau Artificial Intelligence adalah sub bidang computer science yang berfokus pada pengembangan sistem yang dapat melakukan tugas-tugas yang biasanya membutuhkan human intelligence. Di Indonesia sendiri pemanfaatan AI sudah cukup banyak digunakan di segala bidang salah satunya di bidang ekonomi.
Akan tetapi, banyak pelaku UMKM yang belum memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk memanfaatkan teknologi digital dalam bisnis mereka karena kurangnya dalam literasi digital yang menyebabkan para pelaku UMKM ini menjadi kurang responsif terhadap teknologi. Menurut data Kementerian Koperasi dan UKM menunjukkan bahwa sekitar 35% UMKM di Indonesia belum memanfaatkan teknologi digital secara optimal pada tahun 2024. Peningkatan ini memang ada, namun kesenjangan digital tetap signifikan. UMKM yang menyumbang lebih dari 60% PDB Indonesia dan mempekerjakan sekitar 96% tenaga kerja masih tertinggal dalam pemanfaatan teknologi digital dibandingkan dengan sektor bisnis lainnya(Kementrian Koperasi Dan UKM, 2025).
Perkembangan ekonomi suatu daerah sangat bergantung pada kemajuan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Untuk mewujudkan hal tersebut, dibutuhkan inovasi yang mampu mendorong pertumbuhan UMKM dengan tetap memperhatikan efisiensi biaya operasional di era modern. Salah satu solusi yang ditawarkan adalah PelayanKu AI, sebuah inovasi teknologi berbasis kecerdasan buatan Artificial Intelligence (AI) yang dirancang khusus untuk membantu pelaku UMKM di Indonesia dalam memanfaatkan teknologi digital secara optimal. PelayanKu AI merupakan teknologi pintar yang dapat berinteraksi dengan pelanggan melalui suara otomatis, serta dilengkapi dengan sensor Passive Infrared Receiver (PIR) untuk mendeteksi kehadiran. Dengan teknologi ini, pelaku UMKM dapat meningkatkan pelayanan secara efisien dan modern.
PEMBAHASANÂ
Dewasa ini, perkembangan teknologi tidak bisa diacuhkan oleh umat manusia. Salah satu contoh dari perkembangan teknologi sekarang ini adalah munculnya Artificial Intelligence. Artificial Intelligence (AI) memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Salah satu sektor yang telah mendapat campur tangan Artificial Intelligence dalam perkembangannnya adalah sector UMKM. Artificial Intelligence memberikan solusi dari tantangan UMKM di era digital sekarang ini.Â
Tantangan UMKM Di Era Digital
Digitalisasi kini merupakan hal yang penting dalam perkembangan UMKM, Teknologi yang semakin maju membuat peluang dan kesempatan para pengusaha UMKM untuk mengembangkan usahanya semakin besar. Namun, di tengah era digital yang serba cepat dan kompetitif, banyak UMKM yang masih tertinggal dalam proses transformasi teknologi. Tantangan terbesar yang dihadapi adalah rendahnya literasi digital, literasi digital yang rendah menyebabkan sebagian besar pelaku usaha belum mampu memanfaatkan teknologi secara maksimal dalam kegiatan operasional mereka. Survei Literasi Digital Nasional 2024 menunjukkan bahwa Indeks Masyarakat Digital Indonesia (IMDI) mencapai 43,34. Hal ini merupakan peningkatan kecil dari tahun sebelumnya, yang menunjukkan perlambatan pertumbuhan(Digital, 2024)Â
Menurut Naufalin (2020), keterampilan digital yang terbatas merupakan masalah utama bagi UMKM. Ketika melakukan tes penggunaan teknologi dan aplikasi digital, banyak karyawan UMKM yang keterampilannya belum mumpuni (Barus et al., 2023). Banyak pelaku UMKM, khususnya di daerah terpencil belum memiliki akses yang memadai terhadap pelatihan digital atau perangkat teknologi dasar. Menurut survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada tahun 2024 penetrasi internet di daerah perkotaan lebih tinggi sekitar 82,2%, sedangkan di daerah pedesaan penetrasi internet lebih rendah sekitar 74%. Meskipun terdapat peningkatan, keadaan ini menunjukan kesenjangan pada masyarakat di daerah pedesaan yang belum terakses internet secara optimal (APJII, 2024). Hal ini juga diperparah oleh keterbatasan sumber daya manusia (SDM) yang memiliki kompetensi digital, sehingga proses pelayanan, pencatatan, dan komunikasi bisnis masih dilakukan secara manual dan kurang efisien. Pada era digitalisasi, permintaan akan pekerja yang mahir dalam teknologi meningkat, tetapi ketersediaan sumber daya manusia terbatas (Barus et al., 2023). Kesenjangan digital ini menimbulkan dampak signifikan dalam persaingan bisnis. UMKM yang tidak mampu mengikuti perkembangan teknologi akan semakin tertinggal dari pelaku usaha yang sudah mengintegrasikan digitalisasi ke dalam sistem mereka. Oleh karena itu, diperlukan solusi inovatif yang mampu menjawab tantangan ini dengan pendekatan yang praktis. Salah satu solusi inovatif yang ditawarkan untuk menjawab tantangan tersebut yaitu dengan menghadirkan PelayanKu AI.
PelayanKu AI Sebagai Solusi Dalam Costumer service UMKM Di IndonesiaÂ