Mohon tunggu...
Raihan Barishifa
Raihan Barishifa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ada kebenaran, ada kepercayaan

Saya bukan siapa-siapa, tetapi berkontribusi bagi bangsa, negara, dan dunia. Bercita-cita menjadi polimatik; Penggiat berbagai bidang pengetahuan seperti teknik, bahasa, sastra, geopolitik, transportasi, logistik, seni, budaya, penegakan hukum, keamanan, ketertiban, pertahanan, dan alutsista militer.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ancaman Rudal Balistik China Terhadap Ibu Kota Nusantara Menurut Tengku Zulkarnain dan Antisipasinya

18 Mei 2024   15:15 Diperbarui: 19 Mei 2024   11:53 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

LATAR BELAKANG

Di dalam zaman globalisasi dan percaturan atau persaingan geopolitik yang semakin kejam dan ketat (intens), setiap bangsa dan negara berusaha untuk meningkatkan kapabilitas militer dan pertahanannya, termasuk Indonesia. Pernyataan Tengku Zulkarnain melalui postingannya di Twitter (kini bernama X) yang menyoroti potensi ancaman rudal balistik China terhadap Ibu Kota Nusantara sudah sejatinya layak dijadikan diskusi luas tentang keamanan nasional serta strategi dan antisipasi pertahanan Indonesia, meskipun sempat dianggap sekadar isapan jempol atau hoaks belaka.

POTENSI ANCAMAN RUDAL BALISTIK CHINA

China, sebagai salah satu kekuatan militer terbesar di dunia selain Amerika Serikat, terus mengembangkan kemampuan rudal balistiknya. Rudal balistik, yang mampu membawa baik hulu ledak konvensional maupun hulu ledak nuklir, menjadikan ancaman serius bagi keamanan global, dan juga keamanan nasional Indonesia. Dengan jangkauan yang bisa mencapai ribuan kilometer, rudal balistik China berpotensi menjangkau wilayah kedaulatan Republik Indonesia, termasuk Ibu Kota Nusantara di Pulau Kalimantan.

Pernyataan Tengku Zulkarnain yang disampaikan melalui akun Twitter-nya mempertegas kekhawatiran ini. Meskipun baik tidak ada indikasi langsung bahwa China akan menargetkan Indonesia maupun pernyataan tersebut hanya kerap dianggap sebagai isapan jempol atau hoaks belaka, kemajuan teknologi militer dan ketidakpastian geopolitik membuat potensi ancaman serius ini tidak bisa diabaikan. Keberadaan rudal balistik dengan kemampuan jangkauan yang luas menambah kompleksitas dinamika keamanan kawasan (keamanan regional).

LANGKAH ANTISIPASI PERTAHANAN INDONESIA


Pertama, Indonesia perlu meningkatkan sistem pertahanan udara dan penangkis rudal. Hal ini bisa mencakup pembelian sistem pertahanan penangkis rudal yang mutakhir dari negara-negara mitra dan pengembangan teknologi pertahanan udara secara lokal dan mandiri. Keberadaan sistem pertahanan yang kuat ini akan menjadi penangkal atau penangkis yang efektif terhadap berbagai ancaman rudal.

Kedua, Indonesia perlu lebih menjalin kerjasama militer dengan negara-negara lainnya, terutama yang memiliki kepentingan strategis serupa untuk meningkatkan kemampuan atau kapabilitas pertahanan. Melalui kerjasama ini, Indonesia dapat memperoleh akses terhadap teknologi pertahanan terbaru dan ikut serta dalam latihan militer gabungan yang meningkatkan kesiapsiagaan angkatan bersenjata atau militer.

Ketiga, Indonesia perlu meningkatkan kapasitas intelijen dan sistem peringatan dini (early warning systems) untuk mendeteksi dan merespons dengan cepat terhadap berbagai ancaman. Ini termasuk berinvestasi dalam teknologi satelit, radar, dan sistem pemantauan lainnya yang dapat mendeteksi peluncuran rudal dengan cepat dan tepat.

Keempat, selain peningkatan kapasitas dan kapabilitas militer, diplomasi menjadi kunci penanganan potensi konflik. Indonesia harus memperkuat dialog keamanan dan menjaga ketertiban dunia antara China dan negara-negara lainnya untuk membangun kepercayaan dan mengurangi risiko kesalahpahaman yang bisa memicu eskalasi konflik bahkan peperangan.

Kelima, Indonesia perlu memperkuat pertahanan dan keamanan (hankam) di bidang jagat maya (siber) dan sistem informasi. Mengingat perang modern tidak hanya melalui konflik angkat senjata tetapi juga melalui serangan siber dan bahkan disinformasi, memperkuat keamanan siber dan sistem informasi sebagai komponen pertahanan dan keamanan nasional (hankamnas) menjadi hal yang sangat penting. Ini akan membantu melindungi infrastruktur yang bersifat kritis beserta sistem informasinya dari serangan siber yang bisa menjadi pemicu agresi militer.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun