Mohon tunggu...
Raifatul Maulah
Raifatul Maulah Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Semoga bermanfaat🌈

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengembangkan Kemampuan Relationship Skill Pada Anak di tengah Pandemi COVID-19

25 April 2020   21:50 Diperbarui: 3 Mei 2020   17:03 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sebelum membahas mengenai mengembangkan kemampuan relationship skill antara anak dengan orang tua maupun orang lain ditengah pandemi covid-19 ini, Saya akan sedikit membahas mengenai apa sih keterampilan hubungan itu. Jadi, Relationship skill atau keterampilan hubungan merupakan kemampuan seseorang dalam membangun dan mempertahankan hubungan yang sehat serta bermanfaat dengan beragam individu maupun kelompok.

Kemampuan untuk berkomunikasi dengan jelas, mendengarkan dengan baik, bekerja sama dengan orang lain, melawan tekanan sosial yang tidak pantas, menegosiasikan konflik secara konstruktif, serta mencari dan menawarkan bantuan ketika dibutuhkan (menurut CASEL).

Pengembangan keterampilan hubungan sejak usia dini menjadi hal yang sangat penting dan sebaiknya menjadi perhatian bagi orang dewasa khususnya orang tua yang ada di sekitar anak. Keterampilan yang diajarkan sejak mereka masih ber usia dini, akan menjadi bekal bagi anak untuk membangun hubungan yang baik dengan orang lain.

Relationship Skill senditi memiliki beberapa komponen pendukung, antara lain:
1. Communucation (komunikasi)

2. Social engagement (keterlibatan sosial)

3. Relationship building (membangun hubungan)

4. Teamwork (kerja tim atau kerjasama)

Dengan itu, keterampilan hubungan ini mempunyai fungsi sebagai sarana untuk memperoleh hubungan yang baik ketika anak berinteraksi dengan orang lain serta dapat diterima dengan baik oleh lingkungan sekitarnya, misalnya berkomunikasi dengan baik, keterlibatan dalam lingkungan sosial, membangun hubungan yang baik pula, dan bekerjasama.

Nah, terus bagaimana cara membangun kemampuan relationship skill pada anak? Membangun kemampuan relationship skill pada anak bisa dilakukan melalui beberapa metode atau cara.

Yang pertama dengan metode Bermain Peran. Bermain peran adalah sebuah kegiatan yang dilakukan untuk mengeksplorasi hubungan antar manusia, dengan cara memperagakan dan mendiskusikannya sehingga secara bersama-sama dapat mengeksplorasi perasaan, sikap, nilai, serta berbagai macam bentuk strategi dalam memecahkan suatu masalah. Dengan melakukan bermain peran ini, anak dapat meningkatkan keterampilan hubungannya.

Kedua, melalui metode Permainan Tradisional. Permainan tradisional tentu banyak dan bermacam-macam variasinya. Misalnya, salah satu permainan tradisional yang dapat membangun kemampuan keterampilan hubungan pada anak yakni dengan permainan bakiak. Bakiak merupakan sebuah permainan yang terbuat dari dua papan kayu tebal yang berbentuk sandal.

Pada setiap papan kayu tersebut terdapat tiga atau empat tali karet yang berfungsi sebagai pengikat kaki si pemain. Permainan bakiak ini membutuhkan kerjasama serta kekompakan dari para pemainnya. Dengan ini keterampilan hubungan anak dengan teman se pemainnya (se-timnya) akan terbangun dengan baik.

Ketiga, Metode proyek. Metode proyek merupakan salah satu cara pemberian pengalaman belajar dengan menghadapkan anak dengan persoalan sehari-hari yang harus dipecahkan secara berkelompok. Metode proyek ini melibatkan anak dalam belajar memecahkan masalah dengan melakukan kerjasama dengan anak lain untuk mencapai tujuan bersama.

Dengan itu, metode proyek ini dapat meningkatkatkan keterampilan hubungan anak dengan orang disekitarnya khusunya teman sebayanya dalam melakukan kegiatan berkelompok yang membutuhkan kerjasama.

Namun, apakah keterampilan hubungan anak dengan orang tua maupun orang lain ditengah pandemi covid-19 ini masih dapat dikembangkan? Nah, seperti hal nya dalam kondisi dan situasi yang seperti saat ini, adanya pandemi corona COVID-19 yang masih menjadi perbincangan hangat dikalangan masyarakat. Segala aktivitas yang berhubungan dengan keramaian dibatasi, sehingga mengharuskan kita semua untuk beribadah, bekerja, dan belajar dari rumah.

Begitupun juga dengan pembelajaran untuk semua jenjang pendidikan harus dilakukan melalui daring atau di rumah. Salah satunya adalah pembelajaran untuk jenjang pendidikan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). Hal ini menjadi kesempatan bagus bagi orang tua untuk melakukan kegiatan belajar dengan anak di rumah. Yang biasanya orang tua menyerahkan semuanya kepada guru, tanpa tau segala aktivitas atau kegiatan apa saja yang dilakukan anak ketika ia di sekolah. Selain itu, orang tua juga juga bisa melakukan segala aktivitas yang menyenangkan dengan anak sehingga anak tidak merasa bosan. Seperti bermain, memasak, maupun bekerja bersama dirumah.

Dikarenakan rutinitas dan kesibukan orang tua selama bekerja yang terkadang membuat hubungan anak dengan orang tua menjadi renggang ataupun jauh. Dengan belajar di rumah ini, orang tua berperan sebagai guru pengganti untuk anak di rumah. Sehingga membuat hubungan anak dengan orang tua menjadi semakin dekat.

Disamping itu, keterampilan hubungan anak dengan orang lain pun juga dapat dikembangkan. Kan orang lain bisa dari keluarga itu sendiri. Kita bisa membuat agenda dengan mengajak anak melakukan kegiatan yang positif dan menyenangkan dengan melibatkan seluruh anggota keluarga di rumah atau bisa juga hubungan dengan orang lain melalui smartphone seperti, video call dan lain sebagainya untuk sementara waktu. Dikarenakan adanya physical ditancing ini.

Jadi, tentu saja keterampilan hubungan anak dengan orang tua maupun orang lain ditengah pandemi ini masih bisa dikembangkan. Mengingat pentingnya mengembangkan kemampuan keterampilan hubungan pada anak sejak mereka masih berusia dini. Karena hal itu sangat berpengaruh pada kehidupan anak selanjutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun