Mohon tunggu...
Rahmi Hafizah
Rahmi Hafizah Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang ibu yang memiliki 2 anak

\r\n \r\nBerusaha Selalu Bersyukur\r\n \r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kesabaran Tiada Batas (1)

3 Mei 2010   05:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:27 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

[caption id="attachment_131937" align="aligncenter" width="300" caption="SABAR : madpass.wordpress.com"][/caption] Raiza dan Dayan sama-sama saling mengenal, namun hanya sampai taraf kenal saja. Padahal sebenarnya Dayan sudah menyukai Raiza sejak beberapa tahun yang lalu tapi tidak pernah mampu untuk mengungkapkan isi hatinya kepada Raiza.

Mengunakan jilbab hijaunya yang serasi dengan bajunya, Raiza tampak anggun dan tetap tanpa mengurangi kesholehannya, senyumpun selalu tersungging dalam bibirnya. Membuat Dayan hanya bisa diam, dan Ryan, teman Dayan, langsung memudarkan lamunan dayan tentang Raiza.

“Ah, andai saja aku bisa menjadikannya seorang istri? Dayan bicara pada Ryan sambil menggumam..

“Hayo melamun, Kenapa ga, yan?”

“ Dia begitu indahnya hingga aku kira aku tak sanggup mendekatinya”

“Cobalah, bukankah dia juga belum memiliki pendamping”

“Tapi saingannya banyak?”

“Janur kuning belum ada ini kan?”

“Iya sih!”

“Lah, Terus apa lagi?”

“Aku,takut!”

“Gimana sih, nanti di ambil orang aja?”

“Hmm abis gmana dong?”

“Datanglah ke rumahnya, kenalan sama keluarganya”

“Trus?”

“Ya, bis itu ngobrol sama Raiza”

“Trus?”

“Trus, melulu, mantan tukang parkir ya?’

“Hahahahahahahaha” Mereka tertawa bersama

Tiba-tiba Raiza lewat depan mereka, dan menyapa, “Assalamu’alaikum, hai lagi pada ngapain? “

“eh Raiza, darimana? Iya nih Dayan, katanya mau main kerumah kamu boleh ga?”

“Eh eh ga eh boong, Raiza? Dayan membela diri sampai mukanya memerah

“Hahahahahha kamu kenapa Dayan, kalo mau main kerumah aku main aja, ajak tuh Ryan”

“Udah ya aku pergi dulu, wassalamu’alaikum” Raiza pamit

“Wa’alaikumsalam” Jawab Ryan dan Dayan

“Tuhkan, sana atur waktu kapan mau main, udah boleh tuh?”

“Huh kamu nih, aku jadi malu tau?”

“Hahahhahaha, dayan dayan, baru gitu aja udah malu, gimana kalo tadi aku bilang kamu mau melamar?”

“Yeeee dasar kamu!”

“hahahahahaha” Mereka kembali tertawa.

“Ya udah yuk balik, udah sore”

“Yuk, nanti kita omongin lagi ya strategi deketin, Raiza?”

“ah kamu Ry, jangan cepat-cepat ah, nanti aku malu”

“Lah, biar aja, semakin cepat semakin baik bukan, nanti keburu diambil orang aja baru tau deh”

“Iya deh iya kau ikut kamu”

Beberapa minggu kemudian, akhirnya Dayan jadi main kerumah Raiza dengan ditemani Ryan, Walaupun Dayan tetap malu-malu, jadi Ryan yang lebih banyak bicara agar keadaan tidak monoton.

“Yan, ngomong dong!”

“Masa aku terus yang ngomong”

“Iya nih Dayan, kenapa kok ga ngomong-ngomong sih?”

“Malu dia sama kamu Za”

“Ry, bohong Za”

“Terus, kenapa dong?”

“Ga papa Cuma bingung aja mau ngomong apa”

“hmm ya udahlah kalo gitu yan, ga papa kok”

Beberapa saat setelah itu mereka pamit pulang dari rumah Raiza.

*Bersambung.

*Lagi belajar buat cerpen...

salam..

-RH-


Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun