Hembusan angin membuat mataku terpejam, dia yang sadar bahwa aku diam saja tidak banyak bicara seperti tadi mulai menyadarinya bahwa aku tertidur di pundak ternyamannya. Dia menarik tanganku, memegang erat.
“Kalau kamu ingin tidur pegangan, nanti jatuh saja menangis” ujarnya.
Aku masih tidak merespon, karena sudah jauh ke alam bawah sadarku. Yang sekilas terdengar hanya dia yang sedang bernyanyi lagu bahasa Jawa yang judulnya aku pun tidak tahu, sambil memegang tanganku yang malah membuatku semakin pulas tertidur. Karena sudah sampai rumahku dia membangunkanku.
“Hey, bangun sudah sampai rumah” ujarnya sambil menepuk pelan tanganku.
“Hmm, iyaaaaa” gumamku, lalu membuka mata sambil mengumpulkan nyawaku.
“ Kamu hati-hati ya langsung istirahat kalau sudah sampai rumah kabari aku” ujarku. Dia menganguk dan dia pun berpamitan pulang..
Setiap kali bertemu dengan nya, yang selalu ditanyakan “Kamu sudah makan belum” sama seperti sekarang, aku pulang bersamanya dan dia menanyakan soal itu.
“Kamu sudah makan belum?” ujarnya.
“Belum, aku lapar” ujarku sambil merajuk.
“Ya sudah kita makan dulu, kamu mau makan apa? Tapi jangan jawab terserah soalnya tidak ada menu makanan terserah” ujarnya sambil tertawa,
“Aku mau tahu gejrot deh kayak nya segar siang-siang begini” ujarku. Dia diam saja tidak menjawab perkataanku. Tiba-tiba saat melewati jalan yang dipinggir jalan terdapat sebuah gerobak yang bertulisan CILOK dia langsung berteriak..