Mohon tunggu...
Rahmawati Taufik
Rahmawati Taufik Mohon Tunggu... Penulis - Dinas Pendidikan Kab. Dharmasraya

Hobi Menulis dan Membaca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pengalaman Pertama Sekolah di Kota

23 November 2022   16:19 Diperbarui: 23 November 2022   16:26 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengalaman Pertama Sekolah Di Kota

Oleh : Rahmawati Taufik

Dengan kegigihan Zikra untuk mendapatkan nilai yang tinggi dan izin dari orang tuanya, akhirnya Zikra pergi meninggalkan kampung halaman melanjutkan sekolah yang lebih tinggi di kota Padang. Sehingga hari Minggunya Ayah dan ibu mengantar Zikra pergi ke Padang menemui Pamannya untuk menitipkan Zikra yang ingin sekolah di Padang dan tinggal di rumah paman.

Kedatanagn Zikra dan ayah ibunya disambut baik oleh paman dan istrinya beserta kakek Zikra yang juga tinggal bersama paman. Namun Winda tidak ada kelihatan waktu itu. setelah ngobrol Panjang lebar dan makan siang Bersama paman sekeluarga, akhirnya ayah dan ibu Zikra pamit pulang pergi ke kampung halaman dan menitipkan Zikra kepada Paman dan istrnya beserta  kakeknya.

Keesokan harinya Zikra tampa ditemani oleh siapapun pergi mendaftar ulang ke SMA yang letaknya tidak jauh jaraknya dari rumah paman. Meskipun Zikra anak desa yang jauh dari kota Padang tapi Zikra sedikitpun tidak merasa canggung berhadapan dengan panitia penerimaan daftar ulang, begitu juga dengan para siswa  lainnya yang sama mendaftar dengan Zikra. Satu persatu Zikra berusaha mengenali teman-temannya.

Setelah semua siswa melakukan daftar ulang, pada hari sabtunya sudah keluar pengumuman penempatan kelas bagi seluruh siswa yang telah mendaftar ulang tersebut. Semua siswa berduyun-duyun melihat pengumuman yang ditempal di papan madding yang terletak di depan ruang tata usaha. Satu persatu dengan teliti Zikra mengamati kertas pengumuman itu. Ternyata Namanya tertera di kelas 1.1. sungguh sangat senang hati Zikra, setelah dicermatinya setiap pengumuman yang ada ternyata dari 11 orang yang berasal dari luar kota 3 orang yang sekelas dengan Zikra di kelas 1.1, Arman temannya berasal dari kota Sawahlunto sementara santi berasal dari Solok Selatan. Setelah itu Zikra dan kawannya menuju kelas sebagaiman yang ditunjukkan oleh denah lokasi sekolah. Satu persatu Zikra mengenal teman-teman sekelasnya, sungguh sangat senang hati Zikra.

Keesokan harinya di hari Senen  tibalah saatnya masuk sekolah ditahun ajaran baru pada kelas 1.1. Dengan memakai baju seragam warna putih dan abu-abu yang baru, sepatu baru dan tas baruZikra pergi sekolah. Sebelum pergi sekolah Zikra berpamitan kepada paman dan istri serta kakeknya . Sementara Winda saudara sepupu Zikra sudah pergi duluan disaat Zikra masih sarapan. sungguh sangat senang hati Zikra bisa bersekolah di Padang. Dengan Langkah yang pasti dan penuh kegembiraan Zikra masuk keruang kelasnya dan menempati tempat duduk paling depan yang berdekatan dengan dinding. Belum lama Zikra duduk di bangkunya datang Santi temannya. Zikra mengajak Santi duduk bersamanya di deretan paling depan tersebut. Santi pun menerima ajakan Zikra. Zikra dan kawan-kawannya saling berbagi cerita di pagi itu.

Teng..teng... teng.. suara lonceng berbunyi, pertanda jam masuk sudah tiba. Semua siswa menuju lapangan upacara. Zikra dan Santi beserta teman-teman sekelas Zikra pun segera keluar kelas menuju lapangan upacara. Zikra terkagum-kagum waktu itu melihat ramainya siswa yang berdatangan ke lapangan upacara. Biasanya sewaktu di SMP dulu hanya beberapa lokal saja siswanya sedangkan di SMA ini, untuk kelas satu saja sampai Sembilan kelas, begitu juga kelas dua dan kelas tiga masing-masing Sembilan kelas.

Semua barisan disiapkan oleh ketua kelas masing-masing namun untuk kelas satu yang belum punya ketua kelas disiapkan oleh salah seorang teman laki-laki Zikra yang bersedia. Semua siswa pelaksana bendera pun segera mengambil tempatnya masing-masin. Setelah semua barisan rapi, upacara pun dimulai. Zikra sangat bersyukur bisa sekolah di SMA itu. Pengalaman pertamanya dalam mengikuti upacara waktu itu sungguh sangat luar biasa, walaupun rangkaian pelaksanaan kegiatan upacaranya tidak begitu jauh berbeda waktu ia masih bersekolah di SMP namun sangat  menakjubkan Zikra.

Dalam pengarahan bapak kepala sekolah disampaikan bahwa seminggu sebelum belajar mengajar dilakukan  semua siswa baru mengikuti penataran P4. Setiap siswa diharuskan oleh pengurus OSIS untuk meminta tanda tangan teman-temannya di kelas satu, kakak kelas dan para majlis guru sebanyak-banyaknya. Di sanalah Zikra mengenal semua anggota kelasnya, mengenal para guru dan temen-teman dari kelas lain, dan kakak kelasnya serta mengenal lingkungan sekolahnya. Sungguh pengalaman yang sangat luar biasa waktu itu.

Hari berganti hari bulanpun berganti bulan lebih kurang 6 bulan sudah, sekolah dijalani Zikra. Tibalah waktunya bagi lapor semester I. Berhubung teman-teman sekelas Zikra kumpulan dari para juara kelas waktu di Smp sehingga Zikra tidak bisa memprediksi dirinya sendiri untuk meraih juara  di kelasnya. Zikra tak sabaran menunggu pembagian lapor tersebut.  Zikra melihat jam yang ada di kelasnya, ternyata hari sudah menunjukkan jam 8. 30 Wib namun lonceng tanda masuk belum juga berbunyi. Zikra gelisah dan dak-dakkan menunggu pembagian lapor tersebut. Untuk menghilangkan kegelisahan hatinya Zikra mengajak Santi teman duduk sebangkunya pergi ke kantin di pojok kelasnya. Baru saja Zikra dan Santi sampai di kantin, suara lonceng berbunyi pertanda pembagian lapor akan segera dimulai. Dengan perasaan yang tak menentu Zikra dan Santi menuju kelasnya. Belum sempat duduk di kelas terdengar mikrofon dari kantor memanggil seluruh siswa untuk berbaris di lapangan. Zikra dan kawan-kawannya pun segera menuju lapangan. Hati Zikra semakin tak karuan, terbayang kata-kata ibu seandainya Zikra tidak mendapatkan nilai yang bagus Zikra mau untuk dipindahkan ke kampungnya lagi.

Pengumuman pemuncak kelas sudah dimulai, diawali dengan kelas 3, 2 dan 1. Hati Zikra menjadi ciut dan tak karuan waktu itu, ternyata Namanya tidak dipanggil sebagai siswa juara di kelasnya. Karena malu dengan teman-temannya Zikra berusaha  menahan tangis yang hendak berderai. Pembagian lapor dilanjutkan di kelas masing-masing. Sebelum wali kelasnya datang Zikra hanya terdiam lesu  di bangkunya. Melihat Zikra yang kehilangan gairah, Santi datang menghampiri untuk menghentikan lamunannya. Namun beberapa kali dipanggil Santi, Zikra seakan-akan tidak mendengarnya sehingga Santi mencoba menepuk bahunya sambal berkata, Zikra...kenapa melamun?."  Zikra pun kaget dan menjawab pertanyaan Santi, "San.. berkemungkinan Zikra tidak akan sekolah di sini lagi semester besok."  "lho.. kok gitu Zik.." ungkapan santi kaget dengan penjelasan Zikra. "sebelum Zikra diizinkan ayah dan ibu bersekolah di Padang ini, kata ibu kalau nilai Zikra tidak bagus Zikra harus bersedia pindah sekolah ke kampung." Santi pun kaget dengan penjelasan Zikra. Obrolan Zikra dan Santi terputus dengan kedatangan wali kelas mereka.

Setelah berbagai nasehat dan pengarahan dari wali kelas, lapor pun dibagikan sesuai dengan urutan absensi. Zikra tidak sabaran menunggu namanya terpanggil, Hati Zikra sedih dan  penuh tanda tanya apakah hanya untuk semester ini saja dia bersekolah di padang atau ada kesempatan kedua bagi nya?. Lamunan Zikra terhenti dengan adanya panggilan dari wali kelasnya. Sebelum lapor diterima Zikra, wali kelas melihat lapornya dan berkata, "untuk kedepannya tingkatkan nilainya ya Zik, selisih nilai Zikra dengan arfan yang rengking tiga hanya dua angka saja." Zikra kaget mendengar penjelasan bu guru, seketika itu kegundahan hatinya lennyap sudah, dan berkata, "baik bu, insyaAllah kedepannya nilai zikra lebih baik lagi." Laporpun diterima Zikra. Betapa kaget Zikra melihat nilai lapornya, hanya 2 angka yang nilainya 7 selebihnya angka 8 dan 9 saja. Zikra berada pada rangking 4 dari 35 siswa.

Karena libur semester sudah tiba, Zikra mohon pamit sama paman dan tantenya untuk berlibur ke kampung. Dan keesokan harinya Zikra diantar pamannya keterminal mobil yang menuju kampung halaman Zikra.

Bersambung... (dengan meraih rangking 4 akankah Zikra diperbolehkan ayah dan ibunya tetap bersekolah di Padang atau bagaiman? Tunggu kisah selanjutnya... trm kasih.

Dharmasraya, 23 November 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun