Rahim perempuan sebagai eksistensi kehidupan yang merupakan lokus penerima eksistensi kasih sayang dari sifat ar-Rahman Ilahi, manifestasi nama-nama Ilahi yang mewujud pada rahim perempuam sehingga nama dan sifat secara kerakteristik rahim kaum hawa tempat menerima nama-nama Ilahi, sehingga perwujudan rahim kaum hawa sebagai lokus penerima kehidupan, nama dalam arti tradisi pemikiran islam adalah pengetahuan Tuhan, sehingga rahim kaum wanita merupakan sumber pengetahuan Tuhan, karena Tuhan meniupkan ruh (nafs)/pengetahuannya pada rahim kaum wanita, maka disitulah sifat kaum wanita sebagai Madrasah pertama untuk umat manusia, dalam kedalaman rahim kaum wanita disitulah tempat untuk meyingkap cinta dari nafas sang maha pengasih.
Qunawi salah salah satu murid Ibnu Arabi memperkuat penjelasan tentang rahim, bahwa rahim merupakan cabang dari yang maha pengasih, sebab belas kasih identik dengan eksistensi, karena belas kasih meliputi segalanya.
Welas kasih dalam perilaku kaum wanita sebagaimana digambarkan di atas, merupakan wujud khas sifat jamaliyah Ilahi yang menampakkan alam semesta dan manusia sebagai cabang dari diri-Nya. Bukan sebagai suatu bentuk patriarki dalam pandangan kaum feminis Barat yang melihat kelemahan dan saling berhadap-hadapan antara pria dan wanita.
Bukankah Hawa tercipta agar Adam dapat menemukan ketentraman  bersamanya. Kaum wanita adalah karunia Ilahi yang diberikan untuk menemani pria dalam kesepiannya, wanita adalah perwujudan samudra Ilahi, dan Tuhan mengungkapkan dirnya dengan cara paling indah dalam diri wanita.