Mohon tunggu...
Rahmatullah Syabir
Rahmatullah Syabir Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa UIN Alauddin Makassar

Penulis Partikelir. Nulis sekedar hobi saja

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Komplotan Maling Menggunakan Google Maps dalam Beraksi, Kita Harus Hati-Hati!

7 Desember 2020   11:41 Diperbarui: 7 Desember 2020   11:57 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Google Maps. (Sumber: deepanker70/pixabay.com)

Google Maps sudah tidak dipungkiri lagi manfaatnya bagi pengendara terutama ojek online atau ojol. Jangankan ojol, orang yang sedang rebahan pun dapat menggunakan Google Maps untuk melakukan tur virtual untuk mengecek tempat-tempat yang tidak pernah dikunjungi. Dan masih banyak kegunaan Google Maps lainnya

Tapi, ada satu kejadian yang baru saya tau--mungkin kawan-kawan yang lain sudah tau, sesuai yang dilansir dari Vice.com bahwa ternyata komplotan maling sering menggunakan Google Maps untuk mencari bahkan menganalisis rumah korban sebelum mereka beraksi.

Fenomena maling menggunakan Google Maps sebagai media untuk melancarkan aksinya merupakan suatu konsekuensi dari transformasi digital di era sekarang. Dengan adanya internet dan kemudahan-kemudahan lainnya, membuat kasus kejahatan pun semakin beragam. Memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk melakukan suatu bentuk kejahatan membuat masyarakat seharusnya menjadi lebih hati-hati.

Menggunakan internet termasuk media sosial juga harus diperhatikan konsekuensi jangka panjangnya, jangan sampai kita terlalu asik berselancar di dunia maya, sehingga dapat meninggalkan jejak yang dapat dimanfaatkan oleh oknum untuk melakukan kejahatan. Setidaknya ada 3 cara untuk mencegah penjahat untuk melancarkan aksinya dalam memanfaatkan internet.

#1 Mengurangi Pamer Milik Pribadi

Seringkali pengguna media sosial memanfaatkan fitur bagikan cerita (story) untuk memperlihat barang-barang mewah, buku rekening, uang cash, dan sebagainya di akun media sosial mereka. Ini sangat rawan terjadinya kejahatan. Biasanya, terdapat pengikut atau followers di akun medsos memiliki niat yang jahat.

Terutama untuk nomor rekening, biasanya ada seseorang yang membagikan kegiatannya di bank sambil memperlihatkan uang atau no rekening, yang tujuannya untuk hanya berbagi kebahagiaan kepada followersnya. Ini harus dihindari, jangan sampai ada orang yang mengetahui, dan sangat membutuhkan uang, bisa saja dia memberanikan diri untuk bertindak yang kita tidak inginkan.

#2 Hati-Hati Belanja Online

Belanja online sekarang sudah menjadi kebiasaan baru. Sebab cuman lewat aplikasi, kita bisa belanja, dan tinggal tunggu kurirnya datang membawakan barang/makanan yang dipesan. Tidak perlu repot-repot lagi keluar rumah. Jika memang dalam keadaaan mager parah, ya belanja online adalah solusi yang tepat.

Tapi, kemudahan dalam berbelanja seperti itu, tidak sedikit juga resiko yang bakal terjadi. Misalnya saja barang yang tidak sesuai pesanan, pesanannya lama sampai, penipuan, dan lain-lain. Pergunakanlah aplikasi tersebut dengan hati-hati agar tidak mudah ditipu dan semacamnya.

#3 Menghindari Mengirimkan Informasi Pribadi

Selama pandemi, kegiatan-kegiatan webinar sudah menjadi model baru bagi organisasi maupun lembaga lainnya. Tidak jarang untuk mengikuti webinar tersebut, harus memasukkan data pribadi seperti email, alamat rumah, dan biodata lainnya yang seharusnya dirahasiakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun