Mohon tunggu...
rahmat ridho
rahmat ridho Mohon Tunggu... Freelancer - freelancer

saya akan menulis berbagai macam artikel yang membahas isu lingkungan, energi terbarukan, pertanian, sumber daya alam. semoga bermanfaat bagi pembaca

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Degradasi Tanah: Ancaman Krisis Pangan

27 September 2023   10:00 Diperbarui: 27 September 2023   10:10 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Faktor antropogenik adalah faktor-faktor yang berasal dari aktivitas manusia dan dapat dikendalikan oleh manusia. Faktor-faktor ini meliputi:

  • Perubahan penggunaan lahan: Perubahan penggunaan lahan adalah perubahan fungsi lahan dari satu tujuan ke tujuan lain, seperti dari hutan menjadi pertanian, pertanian menjadi perkotaan, atau perkotaan menjadi industri. Perubahan penggunaan lahan dapat menyebabkan degradasi tanah karena mengubah sifat fisik, kimia, dan biologis tanah. Misalnya, pembukaan hutan untuk pertanian dapat menghilangkan vegetasi penutup tanah yang melindungi tanah dari erosi dan menjaga keseimbangan air dan karbon. Pertanian intensif yang menggunakan pupuk kimia dan pestisida secara berlebihan dapat menurunkan kandungan bahan organik dan mikroorganisme tanah yang penting untuk kesuburan tanah. Perkembangan perkotaan dan industri yang tidak terencana dapat mengurangi luas lahan pertanian yang tersedia dan meningkatkan pencemaran tanah oleh limbah padat dan cair.
  • Praktik pertanian yang tidak berkelanjutan: Praktik pertanian yang tidak berkelanjutan adalah praktik pertanian yang tidak memperhatikan prinsip-prinsip konservasi tanah dan lingkungan. Praktik-praktik ini meliputi:
  •  Monokultur: Monokultur adalah sistem pertanian yang menanam satu jenis tanaman secara terus-menerus di lahan yang sama. Monokultur dapat menyebabkan degradasi tanah karena menurunkan keanekaragaman hayati tanah, meningkatkan serangan hama dan penyakit, dan menguras nutrisi tanah.
  •  Pengolahan tanah yang berlebihan: Pengolahan tanah yang berlebihan adalah pengolahan tanah yang dilakukan secara terlalu sering atau terlalu dalam dengan menggunakan alat-alat mekanis. Pengolahan tanah yang berlebihan dapat menyebabkan degradasi tanah karena merusak struktur agregat tanah, mengurangi porositas dan infiltrasi air, meningkatkan erosi dan emisi karbon.
  •  Penggembalaan berlebihan: Penggembalaan berlebihan adalah penggembalaan ternak yang melebihi daya dukung lahan. Penggembalaan berlebihan dapat menyebabkan degradasi tanah karena menghilangkan vegetasi penutup tanah, merusak permukaan tanah dengan jejak kaki ternak, dan meningkatkan erosi dan salinisasi.

Dampak Degradasi Tanah

Degradasi tanah memiliki dampak negatif yang luas dan jangka panjang bagi ketahanan pangan, lingkungan, dan pembangunan berkelanjutan. Dampak-dampak ini meliputi:

  • Penurunan hasil pertanian: Degradasi tanah dapat menurunkan hasil pertanian karena mengurangi kesuburan dan produktivitas tanah. Tanaman menjadi kurang tumbuh dan berbuah akibat kekurangan nutrisi, air, oksigen, atau mikroorganisme yang dibutuhkan. Tanaman juga menjadi lebih rentan terserang oleh hama dan penyakit akibat ketidakseimbangan ekosistem tanah. Menurut FAO, degradasi tanah menyebabkan penurunan hasil pertanian sebesar 10-20 persen di dunia.
  • Pengurangan kesuburan tanah: Degradasi tanah dapat mengurangi kesuburan tanah karena mengubah sifat fisik, kimia, dan biologis tanah. Tanah menjadi lebih keras, kering, asam, garam, atau tercemar akibat degradasi tanah. Hal ini mengakibatkan penurunan kandungan bahan organik, nutrisi, mikroorganisme, dan kapasitas tukar kation tanah. Kesuburan tanah adalah faktor penting untuk menentukan potensi produksi pangan dari suatu lahan.
  • Peningkatan emisi gas rumah kaca: Degradasi tanah dapat meningkatkan emisi gas rumah kaca karena mengurangi kemampuan tanah untuk menyimpan karbon. Tanah adalah penyimpan karbon terbesar kedua setelah lautan, dengan menyimpan sekitar 1500 gigaton karbon. Namun, degradasi tanah dapat melepaskan karbon yang tersimpan di dalam tanah ke atmosfer dalam bentuk karbon dioksida (CO2) atau metana (CH4). Emisi gas rumah kaca dapat meningkatkan efek rumah kaca dan mempercepat perubahan iklim global.
  • Ancaman keanekaragaman hayati: Degradasi tanah dapat mengancam keanekaragaman hayati karena mengurangi habitat dan sumber makanan bagi makhluk hidup. Keanekaragaman hayati adalah variasi dari bentuk kehidupan yang ada di bumi, baik pada tingkat gen, spesies, maupun ekosistem. Keanekaragaman hayati memiliki peran penting dalam menjaga fungsi dan stabilitas ekosistem, serta menyediakan jasa ekosistem yang bermanfaat bagi manusia, seperti polinasi, pengendalian hama, pengolahan limbah, dan penyediaan obat-obatan. Namun, degradasi tanah dapat menyebabkan hilangnya spesies dan ekosistem yang beradaptasi dengan kondisi tanah tertentu.
  • Memperburuk kemiskinan: Degradasi tanah dapat memperburuk kemiskinan karena mengurangi pendapatan dan kesejahteraan petani dan masyarakat pedesaan. Petani dan masyarakat pedesaan bergantung pada tanah sebagai sumber mata pencaharian utama mereka. Namun, degradasi tanah dapat menurunkan produktivitas dan kualitas hasil pertanian mereka, sehingga mengurangi pendapatan dan daya beli mereka. Degradasi tanah juga dapat meningkatkan biaya produksi pertanian karena membutuhkan input yang lebih banyak dan mahal, seperti pupuk, pestisida, air, dan tenaga kerja. Degradasi tanah juga dapat mengurangi akses dan hak atas lahan bagi petani dan masyarakat pedesaan, terutama bagi perempuan dan kelompok marjinal.
  • Pemicu konflik sosial: Degradasi tanah dapat memicu konflik sosial karena menimbulkan persaingan dan ketegangan atas sumber daya alam yang semakin langka. Konflik sosial adalah pertentangan antara kelompok-kelompok sosial yang disebabkan oleh perbedaan kepentingan, nilai-nilai, atau tujuan. Konflik sosial dapat berupa konflik antara petani dan penggembala, antara penduduk asli dan pendatang, antara negara-negara tetangga, atau antara pemerintah dan kelompok oposisi. Konflik sosial dapat menimbulkan kekerasan, ketidakstabilan politik, pengungsi, pelanggaran hak asasi manusia, dan kerugian ekonomi.

Solusi Degradasi Tanah

Degradasi tanah adalah masalah yang kompleks dan multidimensi yang membutuhkan solusi yang holistik dan partisipatif. Solusi degradasi tanah harus melibatkan semua pemangku kepentingan yang terkait dengan pengelolaan tanah, seperti petani, masyarakat, pemerintah, sektor swasta, organisasi non-pemerintah, dan lembaga penelitian. Solusi degradasi tanah harus berdasarkan pada prinsip-prinsip berikut:

  • Pencegahan: Pencegahan adalah upaya untuk menghindari terjadinya degradasi tanah dengan mengidentifikasi dan menghilangkan penyebabnya. Pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan perencanaan penggunaan lahan yang berkelanjutan, mengadopsi praktik pertanian yang ramah lingkungan, melindungi hutan dan vegetasi alami, mengurangi emisi gas rumah kaca, dan meningkatkan kesadaran dan edukasi tentang pentingnya konservasi tanah.
  • Rehabilitasi: Rehabilitasi adalah upaya untuk memperbaiki tanah yang telah terdegradasi dengan mengembalikan fungsi dan produktivitasnya. Rehabilitasi dapat dilakukan dengan melakukan pengolahan tanah yang sesuai, menambahkan bahan organik dan pupuk hijau, menanam tanaman penutup dan rotasi tanaman, mengendalikan erosi dan salinisasi, membersihkan pencemaran, dan memperbaiki infrastruktur pertanian.
  • Restorasi: Restorasi adalah upaya untuk mengembalikan tanah yang telah terdegradasi ke kondisi semula atau mendekati kondisi semula dengan mengembalikan keanekaragaman hayati dan jasa ekosistemnya. Restorasi dapat dilakukan dengan melakukan reboisasi, revegetasi, reintroduksi spesies asli, dan pemulihan ekosistem.

Kesimpulan

Degradasi tanah adalah penurunan kualitas dan fungsi tanah yang mengurangi produktivitas dan kemampuan tanah untuk menyediakan jasa ekosistem. Degradasi tanah disebabkan oleh berbagai faktor alami dan antropogenik yang saling terkait dan saling mempengaruhi. Degradasi tanah memiliki dampak negatif yang luas dan jangka panjang bagi ketahanan pangan, lingkungan, dan pembangunan berkelanjutan. 

Degradasi tanah dapat menurunkan hasil pertanian, mengurangi kesuburan tanah, meningkatkan emisi gas rumah kaca, mengancam keanekaragaman hayati, memperburuk kemiskinan, dan memicu konflik sosial. 

Oleh karena itu, perlu adanya upaya bersama untuk mencegah dan mengatasi degradasi tanah sebagai salah satu langkah penting untuk mencapai ketahanan pangan yang berkelanjutan. Upaya tersebut harus melibatkan semua pemangku kepentingan yang terkait dengan pengelolaan tanah, serta berdasarkan pada prinsip-prinsip pencegahan, rehabilitasi, dan restorasi.

Informasi Tambahan:

https://bisnis.tempo.co/read/1669146/ancaman-krisis-pangan-2023-mentan-masalah-pertanian-harus-jadi-super-prioritas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun