Mengapa kita butuh penyatuan kembali? Seperti yang saya pantau pada dua peristiwa di atas, adanya dua arus tersebut membuat peristiwa itu terus memunculkan polemik. Artinya tidak ada lagi kejernihan dalam pikiran mereka. Padahal kejernihan pikiran itu sangat dibutuhkan bagi siapapun yang memandang sebuah peristiwa. Apalagi peristiwa itu sifatnya nasional.
Yang lain, jika kejernihan pikiran itu bisa dimunculkan, maka akan bisa menjadi otokritik kepada dua arus itu. Bahwa berbeda pendapat boleh-boleh saja, namun jangan lupa memegang teguh semangat ke-Indonesiaan.
Segala apa yang diujarkan, disampaikan dan dikomentarkan, ujungnya adalah demi Indonesia. Bukan demi seseorang, misalnya presiden atau capres pujaan, dan bukan pula demi segelintir kelompok yang mengungkungnya.
Tapi memang sangat sulit menghapus fanatisme yang membekas itu. Malah lebih gampang mengawetkan bekas itu. Diperkuat tebalnya emosi, maka bekas yang membekas itu akan enteng kita bawa kemana-mana. Namun kita seringkali tidak menyadari, justru yang enteng itulah yang aslinya beban berat terhadap masa depan kita.