Mohon tunggu...
RAHMAT GUNAWIJAYA
RAHMAT GUNAWIJAYA Mohon Tunggu... Administrasi - PENULIS Sejarah

Penulis sejarah yang pernah kerja di perbankan

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Pengalaman Pertama Ngopi di Warung Kopi Legendaris A Siang

10 Februari 2023   13:17 Diperbarui: 10 Februari 2023   18:15 600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: dokumentasi wonderful images

Jumat pagi 10  Februari 2023 selepas mengantar putri kedua saya masuk sekolah pada pukul 08.30 pagi sekaligus menjemput putra ketiga saya pulang sekolah di jam yang sama di sebuah Sekolah Dasar di Jalan Jenderal S Parman Pontianak saya mengajak putra saya yang bernama Yusuf yang duduk dibangku kelas 2 Sekolah Dasar untuk tidak langsung pulang kerumah.  

Kita singgah ke toko ATK dulu ya jilid buku pelajaran temanya yang sudah rusak untuk dijilid ulang sehabis itu Ayah ajak singgah ke Warung Kopi ya Nak karena tanggung harus menjemput lagi Kakaknya yang akan pulang sekolah Jam 10 pagi pada tiap hari Jumat. 

Walaupun jarak dari sekolah ke rumah hanya sekitar 12 menit perjalanan tapi saya putuskan tidak langsung pulang tapi menunggu satu jam setengah lagi karena memang ada rencana singgah menjilid ulang buku pelajaran tema Yusuf  yang rusak  beberapa puluh lembar halamannya di Toko ATK Jalan Gajahmada Pontianak dan selepas itu singgah di warung kopi baru jemput kakaknya pulang di Jam 10 Pagi.

Entah mengapa pagi itu , saya merasa sangat ingin minum kopi di warung kopi, padahal walau saya sudah tinggal di Kota Pontianak hampir 26 tahun di Kota Pontianak yang dikenal dengan kota Seribu Warung Kopi dan saya juga penikmat kopi, tapi saya bukanlah orang yang suka duduk atau nongkrong di warung kopi, coffe shop atau Cafe , saya adalah penikmat kopi rumahan atau orang yang sukanya ngopi dirumah saja,bagi saya kopi ternikmat adalah kopi yang diseduh dan dibuat dirumah sendiri apapun jenis kopinya baik kopi robusta, toraja, kopi lokal, jamaika sampai luwak kopi.

Kalaupun harus duduk di warung kopi bagi saya itu  bukan karena kesengajaan tapi karena keadaaan, misalnya saat perjalanan keluar kota dan harus menghindari ngantuk, ataupun memenuhi undangan teman atau relasi bisnis untuk membicarakan sesuatu urusan pekerjaan, bisnis atau kerjasama usaha yang lazim saya alami di dealkan di warung kopi.


Bagi saya duduk nongkrong diwarung kopi bukanlah suatu kebiasaan yang baik kecuali karena urusan pekerjaan atau relasi dan persahabatan yang juga sangat jarang saya lakukan. Walapun di Kantor saya bekerja juga dikelilingi banyak warung kopi atau cafe tapi bagi saya ngopi terbaik adalah ngopi dirumah apapun jenis kopinya.

Pagi itu saya memutuskan mengajak putra saya yang baru menginjak usia 9 tahun untuk ngopi di Warung Kopi A Siang, salah satu warung kopi legendaris yang sudah berdiri sejak tahun 1958 di Kota Pontianak, entah mengapa saya memilih kopi A siang diantara beragam warung kopi yang ada dekat sekolahnya, mungkin pikiran bawah sadar saya sudah terhipnotis oleh iklan iklan warung kopi A Siang yang gencar di instagram dan sosial media lainnya dan berita surat kabar lokal, karena warung kopi A Siang yang sudah berdiri puluhan tahun dan tidak pernah buka cabang, tiba tiba di tahun 2023 memutuskan membuka cabang pertama di daerah pusat bisnis dan pendidikan dan perkantoran di kawasan Jalan A Yani Kota Pontianak.

Warung Kopi A Siang memang salah satu warung kopi legendaris di Kota Pontianak karena menjadi tempat nongkrongnya para Pejabat, Politikus dan Pengusaha besar di Provinsi ini jika bertemu di Pontianak. 

Warung Kopi yang buka sejak jam 03.00 pagi dini hari ini menjadi salah satu tujuan nongkrong para orang besar jika berkunjung di Pontianak, mulai level Presiden, Menteri, Gubernur, Bupati, Walikota, Pengusaha papan atas sampai petinggi partai politik hampir semuanya pernah ngopi disini yang bisa dilihat dari berita dan iklan di sosial media warung kopi A Siang.

Saya juga sering dengar cerita cerita berkesan dari kawan kawan yang pernah nongkrong di warung kopi A Siang ini, yakni memiliki kekhasan kopi kental pekat dan rasanya aromanya kuat bisa buat mata segar dan yang belum ada saingannya yakni sang Pemiliknya Koh A Siang meracik kopinya sendiri tanpa menggunakan baju atau bertelanjang dada dan bercelana boxer, walaupu iya sudah punya puluhan orang pelayan tapi sang pemilik yang jadi baristanya melayani pelanggan tanpa baju, itu yang mungkin jadi kekhasan warung kopi ini, karena saya pikir kalau ada yang mau saingan harus juga berani buat kopi tanpa menggunakan baju juga.

Tapi saya putuskan pertama kali berkunjung  warung kopi  Asiang buka di cabang utamanya di Jl. Merapi tapi di cabang pertamanya yang baru buka yakni di kawasan elit Jl. Ahmad Yani Pontianak tidak jauh dari Sekolah anak saya, dan begitu saya sampai lokasi jejeran mobil dan motor telah memenuhi parkirannya di kawasan A Yani Pontianak, dan yang menarik di deretan parkir mobilnya yang dipenuhi mobil mobil diatas harga 400 jutaan keatas atau sekelas CRV, Mercy atau Fortuner keatas minimal Innova Reborn. 

Ini sudah menunjukkan kelas nya orang --orang yang nongkrong kopi disini walaupun saya dapat informasi harga kopi disini dibawah 15 ribuan secangkir atau masih dibawah warung kopi mahal sejenis Starbuck tapi yang datang memang orang orang berada sepertinya, dan karena saya lihat sekilas dari luar kursi nya hampir sudah penuh maka saya yang datang dengan kendaraan dibawah 100 juta jadi agak minder dan mutuskan pindah ke warung kopi A Siang di cabang utama aslinya yakni di kawasan Jalan Merapi Pontianak atau sekitar 2  km dari warkop cabangnya.

Dan begitu saya sampai di jalan Merapi di Warung Kopi A Siang yang merupakan warkop asalnya ternyata yang meracik kopi memang Koh A Siang langsung dengan ciri khas badan tinggi besar, tidak memakai baju dan bercelana boxter dan menggunakan sepatu kulit. 

Tapi sang pemilik hanya meracik miumnan saja , untuk urusan pelayan ada banyak karyawannya yang sigap dan cekatan melayani pesanan para pelanggan warung kopi yang datang. Tapi karena Pak Asiang ada di warung kopi utama berarti di cabang barunya hanya karyawan yang jadi baristanya beda di warung kopi utamanya yang langsung diracik sang pemilik warung kopi legendaris ini.

Dan warung kopi yang berada di ruko tiga pintu berlantai 2 ini sebenarnya saya lihat cukup sederhana karena menggunakan kursi kayu, dengan penyiajian mengunakan cangkir yang memang agak antik  bermotifkan bunga dan tambahan menu menu kue kue tradisonal seperti warung kopi lainnya yang ada di Kota Pontianak. Untuk yang lapar dan ingin menu agak berat ada sate ayam , bubur dan indomie yang dijual pedagang yang  bermitra  dengan A Siang

Untuk pemesanan bungkus sudah disajikan secara modern  dengan gelas cup plastik dan berlabel warung kopi A Siang. Disini saya minum di tempat dengan memesan 1 cangkir kopi hitam , 1 cangkir kopi susu dan 2 buah cake pondan bolu untuk saya nikmati bersama anak saya.

Model layanannya kita cari meja kosong dahulu, baru pesan ke pelayan dan akan segera diantar, dimana pelayan langsung menagih setelah pesanan kopi dimeja kita jadi langsung bayar setelah pesanan diterima, jadi tidak menunggu selesai minum baru bayar dikasir, dan juga jangan terkecoh dengan banyaknya kursi meja kosong karena awalnya saya duduk di depan dekat sang barista A Siang ternyata meja kursi tersebut sudah penuh direservasi atau sudah ada yang booking terlebih dahulu sehingga saya di minta untuk pindah ke bagian meja kursi agak dalam di ruko pas disamping tangga, rupanya meja kursi didepan  A Siang memang meja kursi yang laris direservasi karena banyak foto foto pelanggan yang dipajang dan duduk di kursi di depan Koh Asiang semuanya adalah pembesar di negeri ini pejabat tinggi, pengusaha besar, jenderal berbintang dan perwira di daerah sekelas kapolres , benar warkop elit pikir saya.

Dan untuk pesanan 1 cangkir kopi hitam, 1 cangkir kopi susu dan 2 potong kue bolu saya mendapat tagihan sebesar 27 ribu standar sih pikir saya, dan saya kembali pesan tambahan segelas minuman kopi susu es yang dibandrol seharga 12 ribu se cup  atau rata rata minuman disini seharga belasan ribu cukup worth it dengan rasanya yang menyegarkan mata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun