Mohon tunggu...
Rahmad Alam
Rahmad Alam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa psikologi UST, suka menulis dan rebahan.

Seorang mahasiswa fakultas psikologi universitas sarjanawiyata tamansiswa yogyakarta yang punya prinsip bahwa pemikiran harus disebarkan kepada orang lain dan tidak boleh disimpan sendiri walaupun pemikiran itu goblok dan naif sekalipun.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Respon Saya Atas Rusaknya Museum Tamansiswa Dewantara Kirti Griya

8 Juni 2023   19:33 Diperbarui: 8 Juni 2023   19:39 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pintu belakang museum rusak. Sumber: Kompas.com

Seseorang dari kelompok A bisa jadi diserang kelompok B karena hanya perkara kecil karena Kelompok A sangat berbeda dengan kelompok B, ini adalah sebuah solidaritas yang berdampak negatif pada kelompok.


Mengenai hal ini saya jadi ingat kata-kata Erich Fromm dalam buku Akar Kekerasan:


"Sebenarnya kekerasan bukan tabiat atau hasrat asli manusia, hanya saja ada beberapa perkembangan manusia yang dihalangi sehingga muncul kekerasan karena imbas dari ketidakmampuan manusia untuk berkembang menjadi lebih baik."


Jadi saya tidak akan menyalahkan suatu pihak atau instansi tertentu tapi sudah menjadi tugas kita semua untuk memberikan mereka ruang agar berkembang dengan jalan yang benar. 

Seni bela diri seharusnya ditempatkan pada ajang kompetisi olahraga, kesenian, perfilman dan bukan adu jago di jalan.


Balasan Saya Menggunakan Ajaran Tamansiswa


Saya akan membalas para pericuh tersebut karena merusak Museum Dewantara Kirti Griya namun tidak dengan mengumpulkan masa lalu menggeruduk balik para perusuh tersebut. 

Mari kita gunakan tulisan ini sebagai perlawanan layaknya Ki Hadjar Dewantara melawan pemerintahan kolonial dengan tulisan "Seandai Aku Seorang Belanda"-nya.


Melalui hal ini saya akan menggunakan fatwa beliau yakni "Lawan Sastra Ngesti Mulya", yang artinya dengan pengetahuan kita menuju kemuliaan. 

Kebiadaban para pericuh akan saya lawan dengan kemuliaan ilmu pengetahuan dimana kita harusnya menggunakan perlawanan tanpa kekerasan, tanpa intimidasi, tanpa fanatisme, tapi menggunakan adab dan pengetahuan.


Saya sebagai dewantara muda akan melawan kebiadaban dengan riset ilmu pengetahuan seperti saya menyangkutkan kericuhan hal ini dengan kelimuan psikologi saya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun