Mohon tunggu...
Rahmad Alam
Rahmad Alam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa psikologi UST, suka menulis dan rebahan.

Seorang mahasiswa fakultas psikologi universitas sarjanawiyata tamansiswa yogyakarta yang punya prinsip bahwa pemikiran harus disebarkan kepada orang lain dan tidak boleh disimpan sendiri walaupun pemikiran itu goblok dan naif sekalipun.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kebahagiaan dan Psychological Well-Being, Apa Bedanya?

26 Maret 2023   18:28 Diperbarui: 26 Maret 2023   18:36 1233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sumber: pixabay.com 

Psychological well-being adalah konsep jangka panjang yang melibatkan keadaan kehidupan yang stabil dan konstan, sedangkan bahagia sering kali dianggap sebagai perasaan sesaat atau momen yang berlangsung dalam waktu singkat.

3. Aspek yang dipengaruhi

Psychological well-being dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk hubungan sosial, kesehatan fisik, dan stabilitas finansial. Sementara itu, bahagia lebih banyak dipengaruhi oleh keadaan emosional seseorang pada saat itu.

4. Tingkat keintiman

Psychological well-being dapat mencakup perasaan yang lebih dalam seperti kedamaian batin dan kebahagiaan yang lebih berkelanjutan. Sementara bahagia dapat menjadi pengalaman yang lebih permukaan dan dapat muncul secara tidak terduga.

5. Subjektivitas

Psychological well-being lebih subjektif dan dipengaruhi oleh persepsi individu tentang kehidupannya secara keseluruhan, sedangkan bahagia dapat diukur secara lebih objektif melalui perasaan senang atau kepuasan yang dapat diamati.

Meskipun kedua konsep ini berbeda, tetapi mereka saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain. Psychological well-being yang stabil dapat memperkuat kebahagiaan seseorang pada saat itu, dan kebahagiaan yang diperoleh dapat meningkatkan psychological well-being jangka panjang.

Jadi jelas bahwa walaupun berkaitan ada perbedaan di segi fokus, waktu, aspek yang dipengaruhi, tingkat keintiman, dan subjektifitas antara Psychological well-being dengan kebahagiaan.

 Intinya psychological well-being lebih kompleks dari kebahagiaan.

Jangan Mengejar Kebahagiaan yang Sementara

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun