Mohon tunggu...
Rahmad Alam
Rahmad Alam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa psikologi UST, suka menulis dan rebahan.

Seorang mahasiswa fakultas psikologi universitas sarjanawiyata tamansiswa yogyakarta yang punya prinsip bahwa pemikiran harus disebarkan kepada orang lain dan tidak boleh disimpan sendiri walaupun pemikiran itu goblok dan naif sekalipun.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Konten Tawuran Katak Bhizer Menurut Teori Belajar Sosial Bandura

16 Februari 2022   16:32 Diperbarui: 17 Februari 2022   10:41 3572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Katak Bhizer. Sumber: suarasumbar.id 

Tawuran merupakan hal yang menjadi aib bagi sistem pendidikan di Indonesia. Pendidikan yang jadi ajang peningkatan kualitas SDM kita dan harapan bagi kemajuan bangsa, nyatanya kadang dijadikan ajang kekerasan dan bahkan penghilangan nyawa. 

Realitas yang amat sangat miris ini pastilah memiliki sebab.


Beberapa waktu lalu saya membaca artikel dari bung Alfiansyah yang berjudul Konten Kekerasan Mengandung Pesan Masa Depan, melalui artikelnya saya jadi teringat tentang influencer yang sedang naik daun bernama Katak Bhizer yang bercerita tentang masa-masa sekolahnya yang dipenuhi aksi tawuran dan ragam kekerasan lainnya.


Dan kaitannya pula dengan meningkatnya aksi tawuran beberapa waktu yang lalu setelah sang influencer ini booming juga membuat saya teringat materi kuliah psikologi saya tentang belajar sosial yang dikemukakan oleh Albert Bandura, yang merupakan psikolog di bidang psikologi kognitif.


Sekilas Tentang Katak Bhizer dan Teori Belajar Sosial Albert Bandura


Sosok Katak Bhizer yang beberapa waktu lalu pernah viral adalah seorang alumni dari SMK Bhipur Serpong, Tangerang Selatan yang melegenda karena kasus tawurannya.


 Pemuda yang bernama asli Natta Eko ini pertama kali menceritakan pengalamannya itu dalam sebuah podcast di channel Youtube Kamar JERI.


Berbagai macam pengalaman tawuran dan kenakalan remaja lainnya banyak diceritakan dalam berbagai podcast setelah wawancaranya di chanel Youtube Kamar JERI mendadak viral. 

Dari cerita tentang dia kebal bacok karena ilmu spiritual yang didapatnya hingga pernah melawan 150 orang sekaligus pernah diceritakannya di kanal-kanal Youtube terkenal seperti Atta Halilintar dan Deddy Corbuzier.


Walaupun begitu, Katak Bhizer saat ini telah menyesali semua kesalahan yang dia perbuat dan meminta maaf kepada semua korban-korbannya.

Katak Bhizer pun berharap menjadikan perbuatan kejinya itu sebagai pelajaran bagi generasi selanjutnya agar tidak meniru tindakannya.


Namun walaupun dijadikan sebagai pelajaran agar tidak mengikuti tindakannya, saat ini malah banyak kasus tawuran yang termotivasi dari ceritanya ini.

 Hal ini mungkin karena dia terlalu meng-Highlight tindak tawurannya sebagai suatu kehebatan alih-alih mengangkat lebih banyak akibat buruk dari tawuran itu.


Kasus tawuran yang terjadi karena konten Katak Bhizer ini dapat dijelaskan melalui teori Belajar Sosial yang dikemukakan oleh Albert Bandura.

 Albert Bandura sendiri seperti yang telah dijelaskan diawal merupakan seorang psikolog asal Kanada yang terkenal akan penggabungan pendekatan kognitif dan juga behavioristiknya.


Teori Belajar Sosial dari Bandura secara garis dapat dijelaskan bahwa sebagian besar pembelajaran manusia terjadi pada sebuah lingkungan sosial.

Dengan mengamati orang lain, individu dapat memperoleh pengetahuan, berbagai aturan, strategi, dan juga berbagai keterampilan guna memotivasi perilakunya kelak

.
Singkatnya seperti kita yang meniru gerakan Power Ranger di waktu kecil karena sering menonton Power Rangers atau teman-teman kita juga melakukan hal itu dan kita ikuti.


Kaitannya dengan Kasus Tawuran yang Meningkat


Dalam penyebaran media sosial yang semakin meningkat ini, konten Katak Bhizer tentang tawuran telah banyak ditonton oleh khalayak khususnya anak muda.

 Dan jika menggunakan teori dari belajar sosial seperti yang dikemukakan Albert Bandura, tidak mungkin tidak beberapa anak muda melakukan tawuran karena termotivasi oleh kontennya.


Seperti yang diberitakan oleh Jurnal Medan pada 28 November 2021 lalu yang memberitakan tawuran antar pelajar di Jalan Dr. Mansyur Medan yang termotivasi karena kontennya. 

Mungkin pula diluar sana ada beberapa kasus yang tidak terliput media yang berasal dari viralnya konten tawuran Katak Bhizer.


Alasan dari meningkatnya kasus tawuran ini dalam Belajar Sosial dari Albert Bandura dapat terjelaskan dari konsep pengalaman vicarious, yaitu jika si pemberi contoh memiliki kesamaan suatu kondisi dari si pengamat maka probabilitas akan ditiru ke suatu perilaku akan semakin besar.


Dalam kasus ini dapat kita lihat bahwa Katak Bhizer bercerita tentang pengalaman tawurannya ketika sekolah menengah lalu penonton yang berada di bangku sekolah menengah akhirnya melihat kesamaan kondisi yaitu sama-sama sekolah menengah dan akhirnya meningkatkan probabilitas melakukan tawuran.


Walaupun banyak juga alasan psikologis lainnya seperti ingin menunjukan superioritas dan menyalurkan agresifitas, dampak konten kekerasan juga merupakan sebuah motivasi terbesar yang dapat dipertimbangkan,


Kesimpulan


Sebaiknya dalam pemilihan suatu konten hendaknya lebih memperhatikan dampak positifnya daripada jumlah views dan trafik.

Sebaiknya juga dalam konten tawuran yang diceritakan Katak Bhizer lebih meng-highlight dampak buruk dan juga sisi kelam dari dunia tawuran lebih banyak daripada aksi kejantanan seperti 1 vs 150 yang di luar nalar.


Perlu kita ketahui bahwa menunjukan agresifitas dan superioritas yang diwujudkan dalam kekerasan fisik dan tindak kriminal. 

Dalam kehidupan kita sebenarnya tindak anarkis dan kriminal hanya terlihat keren di mata si pelaku namun tidak sama sekali di mata masyarakat dan juga hukum.

Sumber

1, 2,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun