Mohon tunggu...
Bare minimum writer
Bare minimum writer Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

The past is just a story we tell ourselves -Samantha-

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Serupa tapi Tak Sama, Ini Perbedaan Antara Depresi dan Sedih

2 Desember 2020   16:57 Diperbarui: 2 Desember 2020   17:23 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber:fherehab.com

Jangan cepat beranggapan bahwa kamu mengalami depresi, ketika yang kamu alami sesungguhnya ternyata adalah kesedihan. Begitu pula sebaliknya.

Temen kamu, rekan kerja kamu, anggota keluarga kamu, bahkan mungkin kamu sendiri pernah mengalami hari yang sial atau hari yang kurang beruntung, baik itu karena tugas atau kerjaan yang begitu banyak, sampai kehilangan seseorang yang kamu cintai, seperti putus dengan pacar atau meninggalnya anggota keluarga dekat kamu. 

Lalu, sesaat setelah kita mengalami hari sial itu, kita dengan entengnya bilang "heh gue lagi depresi nih. Gue habis diputusin sama pacar gue gara-gara muka gua kecantikan."

Namun, di sisi lain, tak sedikit juga orang yang sebenarnya mengalami depresi. Tetapi, karena ketidaktahuannya mereka mengenai perbedaan antara sedih dan depresi, mereka sering tidak acuh terhadap kondisi tersebut, dan menganggap bahwa semua yang mereka rasakan hanya kesedihan yang biasa saja. 

Tentu kondisi seperti ini tentu sangat tidak sehat, baik untuk seseorang yang merasakan kesedihan maupun seseorang yang ternyata memiliki depresi.

Kemampuan kita yang buruk dalam membedakan antara sedih dan depresi membuat kita sering mendiagnosa diri kita sendiri dengan kondisi kesehatan mental yang serius (depresi) ketika yang sebenarnya kita alami hanya keadaan emosi biasa (kesedihan). 

Depresi merupakan kondisi kesehatan mental yang memiliki dampak buruk yang luas, dari mengganggu kehidupan personal kamu, sampai kehidupan profesional kamu. Bahkan pada tahun 2017 sekitar 300 juta orang di penjuru dunia mengidap depresi.

Oke, lalu apa perbedaan antara sedih dan depresi itu? Sedih merupakan suatu emosi yang timbul karena terjadinya suatu kejadian yang buruk kepada kita. Berarti, dalam hal ini sedih itu muncul karena adanya pemicu yang spesifik. 

Sedih juga hanya bersifat sementara, bisa mulai dari satu jam, dua jam, atau sampai beberapa hari. Kesedihan ini juga relative mudah untuk dihilangkan. Kita bisa menghilangkan kesedihan misalnya dengan cara menangis, nulis diary, atau membicarakan kesedihan tersebut kepada orang lain atau bahasa gaulnya curhat.

Sedangkan depresi menurut Kristen Fuller, MD seperti dikutip dari Psychology Today menjelaskan bahwa  Depression is a mental health disorder, an abnormal mental and emotional state, which affects how we think and feel about everything. Depression leaks into every aspect of our life, and when we are depressed, we feel numb or sad about everything. 

Dari definisi tersebut bisa kita lihat bahwa orang yang mengalami depresi tidak bisa merasakan lagi kegembiraan yang biasanya mereka dapat dari aktivitas tertentu. 

Mereka numb atau mati rasa. Mereka juga seringkali menjadi orang yang mudah tersulut emosinya dan menjadi orang yang kurang kesabarannya. Tidak ada alasan khusus seperti kesedihan untuk memicu timbulnya depresi. 

Namun, masih banyak orang yang menganggap bahwa orang yang mengalami depresi bisa keluar dari depresi itu sendiri dengan usahanya sendiri. Padahal sebenarnya depresi tersebut bukan suatu pilihan. Tetapi, suatu penyakit mental.

Lalu apa saja gejala dari depresi tersebut? Dikutip dari Medical News Today seseorang yang mengalami depresi umumya mengalami gejala seperti perasaan putus asa, kesedihan, keputusasaan, kurangnya motivasi, hilangnya minat pada aktivitas yang pernah dianggap menyenangkan oleh individu, hingga berpikir atau mencoba bunuh diri.

Dikutip dari sumber yang sama jika perasaan ragu-ragu ini bertahan lebih dari 2 minggu, seorang profesional perawatan kesehatan dapat mendiagnosis orang tersebut dengan gangguan depresi mayor atau Major Depressive Disorder (MDD).

 Gejala MDD meliputi:

  • suasana hati tertekan setiap hari yang berlangsung hampir sepanjang hari, hampir setiap hari, dengan tanda-tanda keputusasaan dan kesedihan yang terlihat
  • kehilangan minat pada aktivitas normal untuk waktu yang lama
  • penurunan atau kenaikan berat badan yang signifikan dan tidak disengaja
  • insomnia, sulit tidur, atau peningkatan jumlah tidur yang memengaruhi jadwal normal
  • kelelahan dan energi rendah
  • perasaan tidak berharga atau rasa bersalah yang berlebihan setiap hari
  • ketidakmampuan untuk berkonsentrasi atau membuat keputusan
  • pikiran berulang tentang kematian, pikiran untuk bunuh diri , atau upaya atau rencana bunuh diri

Berbeda dengan kesedihan yang bisa kita treat dalam waktu yang singkat dan dengan cara-cara yang sudah kita ketahui secara umum, seperti curhat. Depresi bisa diobati baik melalui konsumsi obat-obatan yang khusus untuk seseorang yang mengidap depresi, seperti selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI) dan/atau dengan psikoterapi, seperti  terapi perilaku kognitif atau cognitive behavioral therapy (CBT). Tetapi, untuk mendapatkan pengobatan tersebut tentu harus dengan resep dan hasil pemeriksaan terlebih dahulu oleh psikolog dan/atau psikiater.

Jadi kesimpulannya, kita harus dapat membedakan apakah yang kita rasakan saat ini merupakan gelaja depresi atau hanya kesedihan saja. Lalu, kita harus memulai untuk tidak membesar-besarkan atau bereaksi berlebihan terhadap kesedihan dan menganggapnya sebagai depresi. 

Namun, kita juga jangan menganggap biasa gejala-gejala yang menunjukan indikasi adanya depresi. Jika kita mengalami gejala depresi seperti merasa putus asa sampai adanya pikiran untuk mengakhiri hidup, Indonesia memiliki beberapa hotline yang bisa kita hubungi seperti:

1. Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes (021-500-454)

2. Into The Light
komunitas ini dapat dihubungi melalui email intothelight.email@gmail.com atau langsung membuka laman 'Pendampingan' dalam situs mereka intothelightid.wordpress.com.

3. Get Happy
Get Happy dapat dapat dihubungi melalui situs https://www.get-happy.org/ atau bisa juga lewat email get.happy.yuk@gmail.com

4. LSM Jangan Bunuh Diri (021 9696 9293)

Sumber:

Fuller, Kristen. 2019. The Difference Between Sadness and Depression (Diakses pada 2 Desember 2020).

Fitzgerald, Jenny. 2019. The difference between depression and sadness (Diakses pada 2 Desember 2020).

Gilihan, Seth. 2017. What Is the Best Way to Treat Depression? (Diakses pada 2 Desember 2020).

Natasha, Audia. 2019. Cegah Bunuh Diri dengan Nomor Darurat Berikut Ini (Diakses pada 2 Desember 2020).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun