Mohon tunggu...
Rahma Roshadi
Rahma Roshadi Mohon Tunggu... Penulis - Freelancer Bahagia

Penikmat tulisan dan wangi buku

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kahyuna

21 Maret 2019   15:30 Diperbarui: 21 Maret 2019   15:40 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Danau Kahyuna, yang sejatinya digunakan untuk mengubur dalam-dalam hawa nafsu, telah berganti maknanya menjadi sebuah tempat hukuman, bagi mereka yang harus mengalah karena orang-orang yang semakin haus dengan kehendak pribadi dan terkalahkan oleh hawa nafsu.

Kekacauan ini, terus berlanjut. Sang hakim kerajaan terus saja menjerat rakyat dan menjatuhkan hukuman tanpa pernah bisa membuktikan benar dan salahnya. Sampai sekarang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun