Mohon tunggu...
Rahman Wahid
Rahman Wahid Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Menggapai cita dan melampauinya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Berbahagialah Mereka yang Mempelajari Sejarah

25 Mei 2019   17:11 Diperbarui: 25 Mei 2019   17:14 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Pixabay/132369

Terkadang ketika mendengar kata "sejarah" pasti pembawaan kita mengarah kepada sesuatu yang kuno dan udik. Kata sejarah yang tergambar dalam pikiran kita seringkali berkutat pada hal--hal semacam fosil, prasasti, artefak, candi dan hal -- hal lain yang berbau zaman dulu.

Sering kita juga mendengar bahwa sejarah merupakan ilmu yang membosankan. Sejarah dianggap ilmu yang kusam, lusuh, dan menjenuhkan. Asumsi itu didasarkan atas prasangka memahami makna sejarah yang salah. Selama ini sejarah seolah begitu kurang diminati, kurang dihargai, dan kurang diapresiasi.

Padahal sejarah mengandung sejuta rahasia dan sejuta makna didalamnya. Sejarah banyak menguak kebenaran, sejarah merupakan pondasi menjalani kehidupan, sejarah merupakan ramalan masa depan. Sejarah adalah ilmu yang misterius, ilmu yang menantang adrenalin. Kita akan diajak olehnya untuk kembali melintasi ruang dan waktu. Ilmu sejarah tepat dikatakan sebagai mesin waktu.

Bukan hal usang dan lapuk sebenarnya yang akan kita dapat dari sejarah. Sejarah akan membimbing kita. Membimbing untuk menjadi apa kita di dalam peradaban ini. Sejarah pula yang akan menuntun kita menjalani setiap lika--liku kehidupan.

Sejarah adalah ibu, sejarah adalah ayah, sejarah adalah perpaduan keduanya. Mempelajari sejarah berarti mempelajari arti kehidupan. Arti kehidupan dari waktu ke waktu. Dari sejarah kita belajar bagaimana manusia mempertahankan eksistensinya, dari sejarah kita belajar bagaimana manusia membangun peradabannya, dari sejarah kita belajar dan memaknai kehidupan.

Sejarah itu masa lalu, masa kini, dan masa depan. Sejarah yang memberikan kita gambaran akan masa depan yang cerah, masa depan yang bergairah, masa depan yang indah. Sejarah memberikan harapan. Dengan mempelajari sejarah, kita selangkah lebih maju dalam mengenal kehidupan ini. Dengan mempelajari sejarah kita setingkat lebih tahu gambaran masa depan.

Mempelajari sejarah bukan untuk masa lalu. Masa lalu sudah berlalu, biarlah berlalu. Mempelajari sejarah itu untuk masa kini dan masa depan. Mempelajari sejarah itu bukan untuk kepentinganku dan golonganku, mempelajari sejarah itu  untuk kita.

Mempelajari sejarah berarti menolak lupa, menolak lupa atas segala kebahagiaan, segala kesenangan, segala candaan, segala kepedihan, dan segala kesedihan. Mempelajari sejarah adalah bentuk perlawanan. Perlawanan atas segala kedzaliman, segala kenistaan, dan segala penindasan. Mempelajari sejarah adalah bentuk penyadaran. Penyadaran atas segala kekeliruan dan atas segala kealpaan.

Soekarno pernah berkata "Bangsa yang besar adalah bangsa menghargai jasa para pahlawannya". Dalam perkataan yang lain ditegaskan pula dengan semboyannya "Jas Merah". Disini jelas, mempelajari sejarah merupakan hal yang teramat penting.

Kita patut berbahagia tinggal di negeri dengan sejuta sejarah, negeri dengan sejuta kebanggan. Begitu banyak ilmu yang dapat kita cari, kita gali, dan kita pelajari dari sejarah negeri ini. Begitu banyak warisan ilmu yang ditinggalkan para pendahulu kita. Sejatinya sejarah itu ada untuk dipelajari dan diwariskan.

Berbahagialah mereka yang mempelajari sejarah. Karena dengan mengenal sejarah itu juga berarti kita mengenal eksistensi diri, mengenal dunia, dan tentunya mengenal pencipta segala sejarah, yaitu Allah. Sejarah merupakan jalan menuju penyucian diri.

Sejarah ingin kita lebih baik. Sejarah ingin agar kita tidak terjerumus, terjerat, dan terjerembab dalam lubang kenistaan. Sejarah ingin kita tidak mengulangi kesalahan pada masa lampau. Sejarah ingin agar kita mempelajarinya, sejarah ingin kita lebih baik dalam menyongsong masa depan. Sejarah ingin kita tahu dan membuang segala keburukan, karena sejarah ingin kita menggantikannya dengan segala kebaikan.

Mereka yang tidak mempelajari sejarah hanya akan sedikit tahu. Mereka akan tenggelam dalam pusaran sejarah manusia. Terkadang sejarah bisa sedemikian ganas, garang, dan siap mencabik--cabik mangsanya. Mereka yang menjadi korban tidak lain adalah yang tidak mempelajari sejarah. Karena setiap yang tidak tahu, tentu akan mudah dibodohi bukan?

Jangan menjadi korban keganasan sejarah. Apalagi menjadi budak sejarah. Akan lebih ganas sejarah itu jika dimanipulasi. Bahkan ada ungkapan "sejarah itu milik para penguasa". Bagi mereka yang memiliki kekuasaan, dan memanfaatkan kekuasaannya untuk keburukan, maka salah satu senjata ampuhnya adalah menggunakan sejarah.

Sejarah yang para penguasa manipulasi menjadi jurus jitu dalam melumpuhkan setiap musuh, lawan dan bawahannya. Seberbahaya itulah sejarah jika ia dimanipulasi. Maka beruntunglah mereka yang mempelajari sejarah. Mereka menolak lupa, mereka melawan setiap kebengisan rezim yang dzalim.

Mereka yang mempelajari sejarah pantas disebut sebagai pendekar kemanusiaan dan peradaban. Mereka yang tidak larut atas segala kegelamoran dan kesenangan yang melalaikan. Mereka berjuang atas nama kemanusiaan dan peradaban. Mereka berusaha menyelamatkan kehidupan umatnya dari segala bentuk kebodohan dan pembodohan.

Dari sejarah mereka menganyam setiap jengkal rangkaian kehidupan manusia untuk masa depan yang lebih baik. Menengok sejarah bukan berarti larut dalam kepedihan masa lalu. Menengok sejarah bukan berarti menangisi setiap kepedihan yang telah terjadi. Mereka yang mempelajari sejarah, adalah agen pembaharu. Pembaharu peradaban manusia dari jurang kenistaan. Mereka yang mempelajari sejarah, adalah mereka yang mempunyai komitmen "Habis gelap terbitlah terang". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun