Mohon tunggu...
Rahman Wahid
Rahman Wahid Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Menggapai cita dan melampauinya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Babad Ikhwan Mistis: Kaum Abu-abu di Persimpangan Jalan

21 Maret 2019   07:44 Diperbarui: 21 Maret 2019   07:48 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Qureta.com

Kabar mengenai pergerakan penggalangan massa kaum pro kian menjalar ke  ke seantero sudut kampus. Banyak orang akhirnya menyikapi secara serius aksi yang dilakukan oleh kaum pro. 

Selain karena propaganda telah memenuhi kampus dengan berbagai retorika yang penuh gairah, atmosfir warga kampus pun menjadi cukup panas disertai hawa ketertarikan dari beberapa kader baru kaum pro yang melakukan aksi jemput bola dengan melakukan penjaringan kepada kader potensial lainnya.

Izal dan Setia selaku kader muda terlihat sangat antusias dalam melancarkan aski penjaringan. Mereka berdiri tepat di depan gerbang kampus sambil membawa brosur untuk dibagikan kepada para mahasiswa yang memasuki area kampus. Sementara Mou dan Iman berjaga di sekitar parkiran, menyelipkan setiap brosur ajakan untuk merapat ke dalam persekutuan kaum pro.

Tindakan yang dilakukan oleh para kader baru kaum pro ini sungguh diluar dugaan para soko guru kaum pro yaitu Wahyu, Dede, dan Ical. Wahyu bahkan sampai geleng-geleng kepala dibuatnya

"Gua nggak nyangka mereka sampe antusias gini Cal".

"Baguslah berarti mereka sudah bertekad jiwa raga demi kejaayaan dan kesetaraan" Ujar Dede penuh semangat.

"Betul, penindasan apapun bentuknya harus diganyang sampai sirna!" Tegas Ical.

 Keterpuakauan mereka pada akselerasi para kader muda memang sangat tinggi. Namun dibalik masifnya pergerakan yang kini tengah gencar dilakukan ada satu hal fundamental yang kini justru menjadi permasalahan salah satu kaum ketiga di kampus. 

Tepat, kaum abu-abu dilanda kegelisahan. Mereka bak berada pada satu bahtera yang terombang-ambing di luasnya samudera antartika.

Duls, Babe, Dani, Urip, Kiky dan Eri merupakan beberapa orang yang mengalami kegamangan. Mereka merasa hampa karena beberapa kompatriotnya yang lain telah menentukan sikap dan memilih jalan. 

Izal dan Iman menjadi tolok ukur kebimbangan mereka. Tanpa kehadiran mereka kondisi pergerakan kaum abu-abu menjadi makin abu dan muram. Program mereka selama ini sebagai watchdog benturan ideologi kaum pro dan bro pudar karena intervensi dari kedua kaum itu untuk menggalang massa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun