Mohon tunggu...
Rahman Wahid
Rahman Wahid Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Menggapai cita dan melampauinya

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Sebuah Seni Untuk Bersikap Peduli Ketika yang Lain Bodo Amat

2 Januari 2019   12:49 Diperbarui: 2 Januari 2019   13:18 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Pixabay.com/Geralt

Ini adalah poin terakhir yang akan saya bahas. Seperti kita tahu, saat ini ihwal perdamain seolah menjadi hal yang amat mahal harganya. Ya, perdaiaman begitu sulit diraih dan direngkuh. Selalu saja percekcokan yang ditemui, dan tatkala menemukan kedamaian sedetik saja, kita bersyukur bukan main karena kehidupan seolah menjadi amat indah dan sejuk. Banyak faktor yang menyebabkan mengapa perdamaian amat sulit dirasakan, salah satunya yang kini menjadi tren adalah karena penyebaran informasi bohong atau hoax yang kian merajalela. Hoax menyebabkan pihak yang dulu berdamai kini bertikai dan yang dulu kompak kini berjarak.

Eric Weil seorang filsuf asal Jerman, menekankan bahwa hal utama yang manjadikan perdamaian sulit terwujud adalah kurangnya rasa kepedulian dan rasa saling menghargai atau toleransi. Maka jangan heran jika saat ini di Indonesia, apalagi di tahun politik, pertengkaran yang memecah belah makin marak. Itu disebabkan karena masih banyak masyarakat yang bodo amat terhadap perdamaian, dan tentu saja kurang memiliki rasa peduli dan toleransi.

Sampai disini jelas bahwa banyak hal yang sering kita bodo amatkan justru sebenarnya jika dibiarkan akan membawa dampak yang jauh lebih buruk. Ada kalanya dimana rasa peduli terhadap suatu hal yang kita anggap remeh seperti peduli lingkungan, interaksi sosial, dan perdamaian kelak akan menyelamatkan peradaban manusia, baik dari kepunahan secara ragawi, dan dari kepunahan nurani.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun