Mohon tunggu...
Rahman Wahid
Rahman Wahid Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Menggapai cita dan melampauinya

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kolase Rasa dan Cinta yang Semu

27 Desember 2018   14:06 Diperbarui: 27 Desember 2018   14:22 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Pixabay.com/Alexas_Fotos

Wah wah pembahasannya tentang cinta nih, ada apakah gerangan ? Tolong jangan berpikiran macam - macam, saya hanya ingin menulis tentang ini, titik. Yah yang namanya manusia pasti mendambakan cinta yang sejati bukan. Saya sih yaqin haqul yaqin bahwa tidak ada orang yang tidak ingin hidup tanpa cinta, betul tidak bro n sist ?

Cinta adalah anugerah, cinta adalah berkah, dan lagi cinta adalah sedekah. Loh loh loh cinta kok sedekah ? Maksudnya apa nih mas Rahman ? Hmmmmm hmmm hmmm (ragam Nissa Sabyan). Ya, jadi begini toh le, menurut Erich Fromm setiap orang sering terjebak dalam urusan cinta, ya banyak orang berlomba - lomba untuk mendapatkan atau menerima cinta, dimana mereka memandang bahwa cinta hanyalah sebagai bentuk pemberian. Nah loh mulai bingung kan.

Ini juga ditekankan oleh Fromm bahwa orang selalu saja terlalu berharap menerima cinta daripada memberikan cinta. Makin pusing yah beb, hehehe. Singkatnya begini saja lah, orang cenderung lebih ingin dicintai daripada mencintai. Gimana, sudah jelas kan ? Maafkan saya yang berbelit - belit beb.

Nah, masih menurut penuturan opa Fromm, ia menyatakan bahwa cinta yang sejati adalah cinta yang memberi tanpa berharap menerima. Analoginya seperti ini, sebut saja namanya Bowo, misalnya ia suka kepada si Mawar , ia amat tulus mencintainya, namun si Bowo ini tidak mempermasalahkan jika si Mawar ini tidak mencintai balik dirinya. Prinsip cinta Bowo cuma satu "Aku mencintaimu karena ikhlas" Sadeeesss bro.

Senada dengan istilah "cinta tidak harus memiliki" cinta yang sejati memang tidak berharap menerima, tapi kalo diterima sih rezeki namanya. Banyak sekali muda - mudi yang galau, yah ia galau hanya karena ditolak oleh orang yang disukanya, nah cinta macam ini nih yang perlu dipertanyakan, kalo beneran cinta yah pasti tetep cinta walau ditolak sekalipun, kecuali kalau sampeyan mengikhlaskannya untuk bahagia bersama orang lain.

Ingatlah wahai pemuda, cinta yang sejati bukan hanya soal diterima oleh pujaan hati, namun lebih dalam, cinta yang sejati berbicara soal komitmen akan rasa cinta itu sendiri. Kalau sampeyan galau karena cinta ditolak ? Ya Dukun bertindak berarti cinta sampeyan hanya cinta yang semu. Masa hanya karena ditolak, cinta sampeyan begitu mudahnya hilang. Hadeeeh, itu cinta apa sendal di masjid ? Cepet banget ngilangnya.

Ada dua cinta yang sejati menurut Fromm, pertama adalah cinta Tuhan, Kedua cinta Orang tua. Ya, kita tentunya bisa memahami keduanya, karena memang keduanya memberi cinta tanpa berharap menerima bukan ? Nah jadi jika sampeyan - sampeyan galau karena cinta yah, harap maklum, karena cinta yang sejati dan takkan mengkhianati hanya cinta Tuhan dan Orang tua, camkan! Wagelaaseeh.

Yah jadi saya menghimbau kepada para pembaca yang budiman dan khususnya kepada saya pribadi (Gaya khatib jum'at) agar tidak terlalu berharap akan cinta, karena jika kita terlalu berharap pada cinta, apalagi cinta kepada manusia, maka bersiap - siaplah menelan kekecewaan mendalam. Waduh duh duh.

Sekali lagi, cinta yang sejati adalah cinta yang memberi tanpa berharap menerima, kalau diterima yah syukuri, kalau ditolak yah derita lo maklumi saja. Sekarang tinggal pilih saja, kita mau menjadi pengemis cinta atau pemberi cinta ? kalau saya mendingan jadi pemberi cinta sih karena "aku bukan pengemis cintaaaaa, yang slalu harus mengalaaaah". peeeewww.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun