Nyepi, Akses ke Bali Tutup Total
Rahman Sabon Nama-Denpasar
Selama Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1936 yang bertepatan dengan tanggal 31 Maret 2014, seluruh umat Hindu melaksanakan Tapa Barata penyepian atau Empat Pantangan. Yakni, Amati Geni atau tidak menyalakan api maupun cahaya, Amati Karya atau tidak bekerja, Amati Lelungan atau tidak keluar rumah (bepergian), dan Amati Lelanguan atau tidak bersenang-senang.
Konsekwensi dari Barata Penyepian itu dan sekaligus menghormati umat Hindu merayakan Hari Raya Nyepi, maka sejak tahun 2000 Pemerintah Provinsi Bali secara resmi menutup total semua akses ke Bali selama 24 jam pada Hari Raya Nyepi.
Selama Hari Raya Nyepi 31 Maret 2014, Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai ditutup selama 24 jam. Begitu juga pelabuhan laut Benoa, pelabuhan penyeberangan Gilimanuk dan pelabuhan penyeberangan Padang Bai.
Soal penutupan Bandara Ngurah Rai, General Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Bandara I Gusti Ngurah Rai, I Gusti Ngurah Ardita dalam keterangan persnya Rabu (26/3/2014) mengatakan, penutupan bandara akan akan dimulai 31 Maret pukul 06.00 Wita sampai dengan 1 April pukul 06.00 Wita "Akibat penutupan itu, sebanyak 400 jadwal penerbangan dihentikan, terdiri dari 248 penerbangan domestik dan 152 penerbangan internasional," ujar Ardita.
Meski ditutup, lanjut Ardita, pihaknya menyiagakan 156 personel guna meng antisipasi jika ada permohonan technical landing atau emergency landing, termasuk medical evacuation.
Dikatakan, pihak Angkasa Pura I telah bekerjasama dengan Air Navigation yang kemudian mengirimkan notice to airman (NOTAMN) ke maskapai penerbangan dan bandara di seluruh dunia sehingga mereka sudah mengetahui hal ini jauh-jauh hari sebelumnya untuk tidak menjadwalkan penerbangan ke Bali.
Untuk pengamanan Hari Raya Nyepi, Polda Bali menyiagakan dua per tiga personel dari 12 ribu personel dan di-backup oleh pecalang atau pengamanan adat di Bali.
"Kami imbau seluruh masyarakat supaya tertib. Masyarakat dari luar Bali dan tetap di Bali yang tak ikut (Nyepi) juga menghormati rangkaian kegiatan saudara-saudara kita yang melaksanakan hari raya," kata Kabid Humas Polda Bali, Kombes Pol Hariadi sepeti dilansir detik.com.
Sementara itu, Kabag Humas PLN Distribusi Bali Agung Mastika memperkirakan, selama Hari Raya Nyepi PLN Bali dapat hemat biaya bahan bakar (solar) mencapai Rp 5 miliar. "Seperti tahun-tahun sebelumnya setiap Nyepi kami bisa hemat Rp 5 miliar karen terjadi penghematan listrik pada beban puncak di malam hari mencapi 50 persen," kata Agung Mastikan ketika diphubungi per telepon selulasnya, Minggu (30/3/2014).
Selama 24 jam tersebut, selain tanpa aktivitas, seluruh warga di Bali tetap tidak dapat menyaksikan siaran televisi baik lokal maupun nasional. Tak hanya di rumah-rumah warga, di hotel sekalipun para wisatawan juga tidak dapat menikmati siaran televisi kabel.
Serangkaian dengan perayaan Nyepi, minggu malam selepas maghrib umat Hindu di Kota Denpasar menggelar pawai ogoh-ogoh yang dipusatkan di perempatan agung Catur Muka Denpasar. Dalam kepercayaan Hindu, Ogoh-Ogoh ada simbol Bhuta Kala atau roh jahat. Karena itu setelah diarak, kemudian dibakar.***