Mohon tunggu...
Rahman Patiwi
Rahman Patiwi Mohon Tunggu... profesional -

Writer, Trainer, Speaker (WTS) I Praktisi Parenting dan Pemerhati Pendidikan I Fouder KOMUNITAS PARENTING COACH I Penulis Buku METAMORFOSA; Change Your Life, Touch Your Dream (Mizan) I MOTTO: Jangan jadi orang INSTANT yang suka enaknya saja. Jadilah orang INTAN yang sukses karena proses. \r\nJangan lupa berkunjung kembali disetiap kesempatan yang mungkin, karena kami akan selalu meng-update hot artikel dengan spesifikasi khusus dibidang PARENTING dan PENDIDIKAN yang mengubah hidup anak. Salam METAMORFOSA...! I \r\n www.RahmanPatiwi.Com, Mari Bergabung di Komunitas Parenting Coach I \r\n 0823-4415-1480. \r\n

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ayah Bunda, Beri Aku Semenit Saja, By @RahmanPatiwi

13 November 2014   18:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:53 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Banyak diantara kita, yang terlalu sibuk bekerja.Mungkin harus pergi pagi sebelum anak bangun, dan pulang malam setelah anak tidur kembali. Semua itu alasan kita demi anak. Padahal ketahuilah, boleh jadi yang dibutuhkan anak hanya simpel dan sederhana, tetapi sangat powerful dalam masa-masa awal tumbuh kembang mereka. Namun sayangnya itu kerap terabaikan oleh suara hati kita.

Anak mungkin pernah mencoba untuk mengatakannya, namun lagi-lagitertutup oleh superior kita yang selalu ditampakkan didepan mereka dengan alasan jaga imej. Anak mungkin kerap meminta untuk ditanya, namun kitapun tidak pernah menanya. Alasannyapun klasik, lagi-lagi soal jaga Imej. Alhasil, boleh jadi anak kita hanya menuliskannya diatas secarik kertas, lalumenyelipkan itu di bawa bantal kamarnya, tanpa tahu kepada siapa ia harus mengadu. Tahukah kita apa pesan surat tersebut? Ijinkan saya menebaknya, dan sangat boleh jadi, ini dia pesan permintaan sederhananya, yang tertera di balik isi surat itu:

Beri Aku Semenit Saja

Saat engkau bangun di pagi hari, aku memandangmu,dan berharap engkau akan berbicara kepadaku, walau hanya sepatah kata, atau mungkin sekedar tersenyum. Tapi aku melihat engkau begitu sibuk, mempersiapkan diri untuk pergi bekerja.

Diselah kesibukan kantormu, tak jarang engkau istirahat sejenak. Kukira engkau akan menelponku meski sekedar menyapa. Namun engkau hanya menelepon teman-temanmu untuk mendengarkan gosip terbaru pagi ini.

Setelah kembali kerumah, kupikir engkau akan segera menghampiriku, memelukku, atau sekedar menanyakan kabarku. Tetapi engkau terus menghampiri meja makan, dan langsung istirahat.

Padahal…. Aku tak pernah meminta waktumu lebih dari waktu kerjamu, atau waktu bersama teman-temanmu. Aku hanya minta semenit saja, waktu bersama denganmu, duduk disampingku, membelai rambutku, atau sekedar menanyakan kabarku hari ini.Tapi rasanya satu menit, adalah waktu yang begitu sulit bagiku.

Namun baiklah….. Mungkin aku harus lebih bersabar menunggu hingga hari libur tiba. Tapi ternyata, engkau malah sibuk menjalani kegemarannmu, bersama teman-temanmu. Aku hanya bisa melihatmu dari kejauhan, sambil membayangkan betapa bahagia rasanya, jika itu adalah aku. Yah…. aku yang ada disana bersamamu.

Apa salah dan dosaku padamu Ayah…? Apakah salah dan dosaku padamu Ibu….? Apakah kehadiranku memang tidak engkau harapkan. Apakah engkau lebih tertarik pada yang lain ketimbang aku? Ataukah ada alasan lain yang tak bisa kumengerti.

Oh Tuhan… Apakah salah jika pada akhirnya, akupun tidak lagi mau mempedulikannya. Yah… tak lagi memperdulikan kata-katanya. Atau bahkan….. tidak lagi mengharap kehadirannya. Oh Ayah dan ibu, ketahuilah aku rindu perhatianmu, sentuhan kasih sayangmu. Ikhlaskanlah itu padaku, walau hanya….. Semenit Saja.

Goresan Hati, Diawal November 2014

Darikuyang selalu menanti perhatianmu.

Tertanda

Anakmu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun