Mohon tunggu...
Rahma Juwita Ningtyas
Rahma Juwita Ningtyas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Mahasiswa dalam Mencapai Target dari 17 Poin Utama Sustainable Development Goals (SDGs)

21 Oktober 2021   05:00 Diperbarui: 21 Oktober 2021   05:21 588
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tak ada rasa benci pada siapa pun, agama apa pun, ras apa pun, dan bangsa apa pun. Dan melupakan perang dan kebencian, dan hanya sibuk dengan pembangunan dunia yang lebih baik." Itulah mimpi terakhir dari Soe Hok Gie sebelum meninggal pada 16 Desember 1969. Soe Hok Gie, mahasiswa aktivis yang lahir tahun 1942. Beliau adalah sosok yang tak tergantikan dalam posisi mahasiswa ideal. 

Dengan tekad mampu mempertahankan sikapnya yang idealisme, Soe Hok Gie dapat memberikan perubahan pada negara Indonesia dan dapat menjadi motivasi generasi muda saat ini. 

Sosoknya yang berpikir kritis serta dengan tingkat intelektual yang tinggi memang digadang-gadang sebagai sosok mahasiswa sejati. 

Sosok Soe Hok Gie sesuai dengan pendapat Papilaya & Huliselan (2016) mengenai definisi mahasiswa. Menurut Papilaya & Huliselan (2016), mahasiswa adalah individu yang sedang menuntut pendidikan dalam jenjang perguruan tinggi serta memiliki tingkat perencanaan yang menggunakan intelektualitas tinggi dalam berfikir dan bertindak.

Perguruan tinggi, ranah perkuliahan yang katanya digadang-gadang sebagai ranah bebas untuk berproses dan berpendapat dalam menuntut pendidikan. Tempat dimana para pemuda yang memiliki sebutan sebagai mahasiswa menempuh pendidikan. 

Dalam tempat tersebut pula, pemuda memiliki perannya sebagai mahasiswa. Di era Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs), peran mahasiswa memiliki posisi yang penting dalam mewujudkan SDGs.

Sustainable Development Goals (SDGs) adalah sebuah kesepakatan dokumen global untuk melaksanakan pembangunan yang berkelanjutan dalam menghadapi tantangan pada proses pembangunan (Ngoyo, 2015). Dalam Our Common Future, sebuah laporan yang diterbitkan oleh Komisi Dunia untuk Lingkungan Hidup dan Pembangunan atau The World Commission on Environment and Development (WCED) tahun 1987 mulai memopulerkan istilah "pembangunan yang memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri." Istilah tersebut merupakan definisi SDGs dalam bentuk sederhana.

Pada awalnya, SDGs adalah gagasan yang bernama Millenium Development Goals (MDGs) dengan tujuan pembangunan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. MDGs digagas secara resmi pada tahun 2000 dengan berbagai target. Target atau tujuan pembangunan yang diharapkan pada masa itu adalah: (1) pengentasan kemiskinan dan kelaparan ekstrem; (2) menjadikan pendidikan dasar menjadi kenyataan bagi semua; (3) menyosialisasikan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan; (4) menurunkan angka kematian balita; (5) meningkatkan kesehatan ibu; (6) penanggulangan HIV/AIDS, malaria dan penyakit lainnya; (7) memastikan kelestarian lingkungan; dan (8) mengembangkan kemitraan pembangunan global. Target MDGs memiliki batas waktu dari tahun 2000 sampai tahun 2015. Saat mencapai batas waktunya, masih banyak target yang terdapat pada MDGs belum bisa tercapai sesuai dengan keinginan. Hal tersebut disebabkan oleh beragam aspek yang berasal dari terlalu banyaknya sorotan pada tujuan MDGs yang memicu timbulnya kritik dari beragam kalangan pula.

Sejak Millenium Development Goals (MDGs) sudah mencapai batas waktu yang telah ditetapkan, Sustainable Development Goals (SDGs) mulai diperkenalkan pada khalayak luas. SDGs merupakan hasil dari penyempurnaan tujuan atau target-target dari Millenium Development Goals (MDGs) dengan susunan dan isi yang lebih relevan untuk pembangunan berkelanjutan bagi rakyat masa kini. 

Penyempurnaan tersebut melahirkan tujuan dan target yang tersusun dalam 17 poin tujuan dan 169 target Sustainable Development Goals (SDGs) yang akan berlaku hingga 2030. 

17 tujuan poin utama yang ada pada SDGs ini yaitu hal yang memiliki pokok permasalahan pada bidang ekonomi, pendidikan, dan teknologi. Permasalahan tersebut adalah permasalahan yang umum namun memantik simpatisme mahasiswa yang berada pada era SDGs. 

Mahasiswa memiliki peran dalam meningkatkan dan memperjuangkan stabilitas ekonomi, pendidikan, dan teknologi yang ada sesuai dengan  sosok Soe Hok Gie. Soe Hok Gie bukan hanya sosok yang berapi-api saat menjalankan pemberontakan saja, tapi ia juga adalah sosok yang menginginkan stabilitas ekonomi, pendidikan dan pembangunan merata di seluruh dataran Indonesia.

Mahasiswa sendiri memiliki peran yang harus dipertanggung jawabkan, yaitu sebagai agen perubahan (agent of change), penjaga nilai (guardian of value), penerus bangsa (iron stock), kekuatan moral (moral force), dan pengontrol sosial (social control). Peran mahasiswa yang besar potensinya untuk membantu Sustainable Development Goals (SDGs) adalah mahasiswa sebagai agen perubahan (agent of change).

Predikat agen perubahan (agent of change) pada mahasiswa memberikan arti bahwa mahasiswa merupakan individu yang memiliki tekad untuk membuat suatu kemajuan dan dapat melakukannya dengan sungguh-sungguh dalam mencapai tujuan tersebut. Dengan predikat tersebut, mahasiswa bisa memulai dari adanya mengenalkan secara luas 17 poin utama tujuan dari SDGs pada sesama pemuda. 

Mendiskusikan hal tersebut secara serempak dan memutuskan hasil yang diperoleh adalah keputusan awal yang cukup memungkinkan untuk tercapainya target SDGs oleh mahasiswa.

Pengentasan ekonomi dapat mahasiswa lakukan dengan adanya sosialisasi pada masyarakat luas khususnya pemuda yang masih dalam usia produktif untuk memulai suatu usaha dengan konsep yang kreatif. Pembangunan usaha tersebut adalah bentuk dari upaya untuk mencapai target pertama, kedua, dan kedelapan yang berfokus pada pengentasan kemiskinan, kelaparan dan pekerjaan yang layak. Usaha yang dibangun dapat membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat luas.

Selain mendorong pemuda produktif untuk mulai berusaha, mahasiswa harus mulai menyosialisasikan mengenai pentingnya pendidikan pada masyarakat yang masih memiliki anggapan bahwa pekerjaan yang menghasilkan uang lah yang harus digeluti, bukan menempuh pendidikan. 

Pemahaman tersebut harus mahasiswa bisa singkirkan dari pemikiran masyarakat agar pendidikan di Indonesia dapat mengalami peningkatan dan berkurangnya orang yang mengalami kerugian dalam memulai usaha karena kurangnya pemahaman akibat dari tidak diperolehnya pendidikan yang sesuai.

Mahasiswa merupakan generasi muda penerus bangsa yang aktif dalam menyuarakan pendapatnya pada berbagai hal. Dengan mengupayakan mencapai beberapa target dalam 17 poin tujuan utama Sustainable Development Goals (SDGs), mahasiswa sudah memenuhi perannya bukan hanya sebagai agen perubahan (agent of change) tetapi juga penjaga nilai (guardian of value), penerus bangsa (iron stock), kekuatan moral (moral force), dan pengontrol sosial (social control) saat proses pencapaian target tersebut dilaksanakan. 

Tentunya, dengan harapan segala proses yang diupayakan dapat membuat Sustainable Development Goals (SDGs) di Indonesia dapat berjalan dengan baik dan terus meningkat hasilnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun