Putra saya bilang, itu supaya gamers bisa start pada keadaan tertentu. Contohnya, karakternya sudah memiliki banyak kemampuan atau senjatanya sudah banyak yang bisa dipakai, sehingga memudahkan gamers untuk berkesempatan menang lebih besar.
Putra saya bilang, bisa saja gamers memulainya dari nol, tetapi itu membutuhkan proses yang lama. Itulah kenapa banyak gamers yang memutuskan untuk membeli akun agar bisa segera bertanding.
Tetapi, katanya hal itu akan sia-sia jika gamers tidak punya skill yang cukup untuk bertanding.
Putra saya kemudian mengkritik saya yang dulu tidak membolehkannya menjadi gamer. Saya bilang, adik ipar Mama Enzo bermain game karena dia tidak bisa melanjutkan sekolahnya.
Hal yang bisa dia lakukan sekarang untuk mengisi waktu adalah menjadi gamer dan bertanding. Tapi, syukurlah dia bukan menjadi gamer yang pemalas dan kecanduan. Dia tidak menjadikan game hanya untuk tujuan hiburan saja, tapi untuk menghasilkan uang.
Putra saya lalu bilang, sebenarnya sekarang menjadi gamers adalah pilihan. Gamers yang sudah jago bahkan bisa menghasilkan uang miliaran dari bermain game.
Selain didapat dengan bertanding, gamers bisa menghasilkan uang dari endorse. Gamers yang sudah terkenal dan banyak penggemar juga bisa mendapat banyak gift dan donasi ketika mereka sedang live streaming bermain game.
Akhirnya saya bilang, jalan hidup orang memang berbeda-beda. Semuanya punya peran masing-masing.
Pertemuan dengan Mama Enzo di sore itu telah menambah wawasan baru bagi saya. Ternyata tidak perlu menjadi atlet e-sport profesional dulu untuk bisa bertanding dan menghasilkan uang.
Jadi, jika ada yang masih menganggur dan suka main game, mungkin menjadi gamer online dapat menjadi pilihan.
Bisa menjadi pilihan sementara selagi menunggu panggilan pekerjaan atau malah meniti karier menjadi gamer profesional.