Apa yang terlintas dalam pikiran kita jika mendengar anak muda yang suka main game? Terlebih lagi, dia sedang menganggur.
Sebagian orang mungkin akan menghakiminya sebagai pemalas. Bukannya mencari pekerjaan, malah rebahan di rumah, main game, dan membuang waktu sia-sia.
Jangan salah. Ternyata, bermain game juga bisa menghasilkan uang.
Pada suatu sore, ketika mengajak anak balita saya bermain di luar rumah, saya bertemu dengan salah seorang tetangga -sebut saja Mama Enzo- yang membawa anak balitanya juga.
Kami pun jadi mengobrol kesana-kemari sambil memperhatikan anak-anak kami bermain bersama. Obrolan kami lalu sampai pada topik tentang pekerjaan di zaman sekarang yang bisa dilakukan di rumah.
Dia kemudian menceritakan tentang pekerjaan adik iparnya yang menjadi gamer online.
"Jadi dapet uang dari main game gitu ya?" tanya saya.
"Iya. Jadi dia tanding sama gamers luar negeri. Kalau menang, dapat hadiah uang. Tiap malam kerjaannya begitu," jawabnya.
Saya pikir main game itu hanya untuk hiburan semata. Pernah juga sih membaca dan menonton sekilas berita tentang pertandingan e-sport.
Saya pikir gamers itu mendapat uang seperti atlet. Kalau ada pertandingan tertentu, baru main.
Setelah mengobrol dengan Mama Enzo, saya baru tahu kalau ternyata ada orang yang pekerjaan sehari-harinya memang bermain game.
Mama Enzo bilang, adik iparnya mulai start bermain game ketika malam hari dan bertanding sampai subuh. Makanya, siklus hidup adik iparnya itu berbeda dari kebanyakan orang. Malam kerja, siang tidur.
Saya tidak bisa membayangkannya. Tapi, mungkin adik iparnya itu enjoy karena pekerjaannya menyenangkan, main game dan dapat uang. Kerja di rumah lagi alias WFH.
Saya jadi tergelitik untuk bertanya, apakah hadiah yang didapat bisa banyak? Mama Enzo bilang, pendapatan adik iparnya tersebut fluktuatif.
Kalau lagi seret, bisa dapat 1 juta per minggu. Tapi kalau lagi banyak menang, bisa dua kali lipatnya. Artinya, adik iparnya itu bisa mengantongi 4 juta sampai 8 juta per bulannya.
Mama Enzo juga bercerita, jika adik iparnya hanya sekolah sampai SMP, berhubung saat itu ibu mertuanya yang merupakan single parent tidak mempunyai biaya untuk menyekolahkannya.
Untunglah kemampuan bermain game adik iparnya itu tidak hanya dipakai untuk hiburan semata, tapi juga bisa dimanfaatkan untuk bertanding dan dapat menghasilkan uang.
Saya lalu bertanya, bagaimana adik iparnya itu bisa sampai ke tahap bertanding dengan gamers luar negeri. Mama Enzo bilang, adiknya harus membeli dulu akun dan membayar 5 juta.
Saya tidak mengerti kenapa harus membeli akun, Mama Enzo juga tidak menjelaskan lebih lanjut karena tidak mengetahui terlalu dalam.
Hari semakin sore dan kami pun berpisah. Setelah saya sampai di rumah, saya kemudian menceritakannya pada putra sulung saya yang remaja.
Reaksi pertama putra saya adalah: "Aku juga pernah berencana jadi gamer online. Tapi kan gak dibolehin," ujarnya.
Saya pun tertawa mendengarnya. Saya jadi teringat kalau putra saya memang pernah bilang seperti itu, tapi saya menganggapnya tidak masuk akal.
Saya kemudian bertanya, kenapa gamers harus beli akun dulu untuk bertanding?
Putra saya bilang, itu supaya gamers bisa start pada keadaan tertentu. Contohnya, karakternya sudah memiliki banyak kemampuan atau senjatanya sudah banyak yang bisa dipakai, sehingga memudahkan gamers untuk berkesempatan menang lebih besar.
Putra saya bilang, bisa saja gamers memulainya dari nol, tetapi itu membutuhkan proses yang lama. Itulah kenapa banyak gamers yang memutuskan untuk membeli akun agar bisa segera bertanding.
Tetapi, katanya hal itu akan sia-sia jika gamers tidak punya skill yang cukup untuk bertanding.
Putra saya kemudian mengkritik saya yang dulu tidak membolehkannya menjadi gamer. Saya bilang, adik ipar Mama Enzo bermain game karena dia tidak bisa melanjutkan sekolahnya.
Hal yang bisa dia lakukan sekarang untuk mengisi waktu adalah menjadi gamer dan bertanding. Tapi, syukurlah dia bukan menjadi gamer yang pemalas dan kecanduan. Dia tidak menjadikan game hanya untuk tujuan hiburan saja, tapi untuk menghasilkan uang.
Putra saya lalu bilang, sebenarnya sekarang menjadi gamers adalah pilihan. Gamers yang sudah jago bahkan bisa menghasilkan uang miliaran dari bermain game.
Selain didapat dengan bertanding, gamers bisa menghasilkan uang dari endorse. Gamers yang sudah terkenal dan banyak penggemar juga bisa mendapat banyak gift dan donasi ketika mereka sedang live streaming bermain game.
Akhirnya saya bilang, jalan hidup orang memang berbeda-beda. Semuanya punya peran masing-masing.
Pertemuan dengan Mama Enzo di sore itu telah menambah wawasan baru bagi saya. Ternyata tidak perlu menjadi atlet e-sport profesional dulu untuk bisa bertanding dan menghasilkan uang.
Jadi, jika ada yang masih menganggur dan suka main game, mungkin menjadi gamer online dapat menjadi pilihan.
Bisa menjadi pilihan sementara selagi menunggu panggilan pekerjaan atau malah meniti karier menjadi gamer profesional.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI