Mohon tunggu...
Rahma Fatima
Rahma Fatima Mohon Tunggu... Long life learner

The best way to take care of the future is to take care of the present moment

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Pindah Rumah yang Mengubah Cara Pandang

31 Januari 2025   19:46 Diperbarui: 2 Februari 2025   15:50 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi | pxhere.com

Ada juga tetangga non muslim yang memberikan kue ketika kami merayakan hari raya Idul Fitri. Saya pun menerima kuenya dengan senang hati. Walaupun saya tidak bisa membalas para tetangga dengan memberi kue yang khusus untuk diberikan ketika hari Natal ataupun Imlek, saya membalas pemberian dari mereka itu di hari lain. Jika saya dan keluarga habis bepergian, kami usahakan selalu membawa oleh-oleh untuk diberikan pada mereka.

Begitu juga dengan ucapan hari raya. Ibu-ibu keturunan Tionghoa dan non muslim lainnya di kelompok arisan RT selalu mengucapkan selamat hari raya pada saya dan anggota lain yang muslim, tapi kami tidak membalas mengucapkan selamat hari raya pada mereka ketika mereka merayakan hari rayanya. Meskipun begitu, mereka memakluminya dan tetap berhubungan baik dengan kami. Mereka juga masih tetap mengucapkan hari raya pada kami sampai saat ini.

Kami hidup damai dan penuh toleransi di sana. Jumlah masjid di komplek perumahan kami berjumlah 4 buah, sedangkan gereja berjumlah lebih dari 2x lipatnya. Jika di Jakarta ada Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral yang menjadi simbol kerukunan antar umat beragama, maka di komplek perumahan kami pun ada masjid dan gereja yang berdiri berdampingan, hanya terhalang oleh jalan selebar 7 meter.

Masjid dan gereja yang berdekatan di komplek perumahan kami (Sumber: google maps)
Masjid dan gereja yang berdekatan di komplek perumahan kami (Sumber: google maps)

Pindah rumah ini juga memperkaya selera makan kami. Setelah pindah ke area ini, kami jadi suka Kopitiam dan Chinese food. Banyak restoran Kopitiam dan restoran Chinese food yang halal di sana. Saya baru tahu kekayaan rasa masakan Cina maupun masakan peranakan setelah saya pindah ke sana.

Sebelum pindah ke area tempat tinggal kami sekarang, saya suka merasa ragu untuk mencoba masakan Chinese food, walaupun ada logo halalnya. Hal itu karena stereotip Chinese food yang suka memasukkan bahan berasal dari babi. Sekarang, Kopitiam menjadi tempat sarapan favorit kami. Kami juga jadi suka makanan Sichuan.

Ada beberapa hal positif dari mereka yang mempengaruhi kami. Mereka suka hidup aktif dan berolah raga, baik yang masih muda maupun yang sudah tua. Mereka jogging, taichi, aerobik, pingpong, dan yang lainnya.

Selama tinggal di area ini, kami jadi terbawa suka jogging. Selain itu, banyak studio senam di area ini sehingga saya pun jadi ikutan aerobik. Suami saya pun gemar bermain pingpong karena terdapat beberapa perkumpulan pingpong di sini. Tentu ini jadi hal yang positif buat kesehatan kami.

Sebagian besar dari warga keturunan Tionghoa di area ini bermatapencaharian sebagai wirausahawan. Di Kopitiam, mereka suka bertemu dan berbicara bisnis, tidak jarang mereka menggunakan bahasa Sunda sebagai bahasa pengantar. Hal itu membuat kami jadi tertular semangat berwirausaha dari mereka. Ini selalu menjadi pengingat bagi kami kalau kami juga bisa setangguh mereka.

Mereka tidak mengandalkan gaji, tapi mereka berusaha sendiri dan terlihat jika usaha mereka bisa berjalan walaupun pastilah mereka juga pernah merasakan pahitnya dulu. Efeknya, banyak lapangan kerja tercipta di area ini. Tentunya itu bermanfaat bagi warga sekitar.

Kami jadi heran dengan orang yang iri pada kemajuan ekonomi yang mereka capai dan malah memiliki sentimen negatif pada mereka. Mereka adalah pekerja keras yang mindsetnya bukan digaji sehingga mereka harus berusaha dengan tekun jika ingin maju dan makmur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun