Mohon tunggu...
Rahma Juwita Sari
Rahma Juwita Sari Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Saya seorang mahasiswa di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pendidikan Keluarga

28 November 2022   15:36 Diperbarui: 28 November 2022   15:42 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Family Education

Dalam konteks keluarga, orang tua memandang kewajibannya terhadap anaknya sebagai amanah dan rahmat dari Tuhan. 

Pentingnya pendidikan keluarga bagi pendidikan pertama dan akhlak anak mulai berkurang ketika kehidupan masyarakat semakin materialistis dan peran orang tua sebagai pendidik. mulai berkurang. Hal ini terbukti, termasuk banyaknya perbuatan asusila yang terjadi.

Keluarga adalah lingkungan pendidikan pertama dan paling penting bagi anak-anak karena memberikan mereka pendidikan dan bimbingan awal mereka. 

Sebagian besar anak-anak menerima pendidikan mereka di keluarga mereka karena mereka menghabiskan sebagian besar hidup mereka di sana.

Perkembangan anak akan dipengaruhi oleh pengalaman yang diperoleh melalui pendidikan keluarga selama proses pendidikan selanjutnya. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa perkembangan karakter anak dimulai dari orang tuanya. 

Berikut ini adalah contoh dari bahasa Sanskerta: kula dan warga disebut sebagai "kulawarga" yang menyerupai "anggota atau kelompok kerabat". Ini adalah bentuk lingkungan dalam arti sebagian orang yang paling mungkin memiliki berbagai macam pendapat 

Pendidikan keluarga adalah salah satu pilihan pendidikan yang paling umum di setiap sekolah dan difokuskan pada perolehan keterampilan analitik untuk tujuan pendidikan. 

Istilah "keluarga" mengacu pada sekolah dengan kurikulum yang unik dan khas, karena pengajarnya mengajarkan pendidikan dan bisnis. Selain itu, keluarga dapat digunakan untuk memberikan berbagai manfaat bagi anak-anak dan anggotanya. 

Pendidikan dan keluarga adalah dua konsep yang bisa di pisahkan. karena pendidikan didasarkan pada kurikulum. 

Anak-anak berfungsi sebagai sumber belajar bagi mereka yang tidak mampu mengajar diri mereka sendiri ketika mereka tidak mampu mengajar diri mereka sendiri. 

Menurut UU Sisdiknas, yang dimaksud dengan “pendidikan keluarga” adalah jenis pendidikan menengah yang dipilih untuk tujuan pendidikan dan menitikberatkan pada budi pekerti, moral, dan etika. 

Anak tidak dapat dipisahkan dari keluarganya karena keluarga merupakan tempat berkumpulnya manusia, bertemu dan bersilaturahmi. 

Manusia tidak mungkin memiliki keluarga. dikemukakan oleh Selo Soemarjan bahwa keluarga adalah sekelompok orang yang terikat melalui hubungan kekerabatan, perkawinan, atau adopsi dan menganut peran-peran sosial yang telah ditetapkan dengan baik. 

Para ahli menawarkan berbagai pandangan tentang konsep pendidikan keluarga dari berbagai karya sastra. 

Mansur adalah salah satunya, dan beliau mendefinisikan pendidikan keluarga sebagai proses penanaman nilai-nilai positif pada anak agar dapat membangun landasan yang kuat untuk pendidikan selanjutnya. 

Selain itu, Abdullah mendefinisikan pendidikan keluarga sebagai “segala upaya yang dilakukan oleh orang tua untuk membantu perkembangan pribadi anak dalam bentuk pembiasaan dan improvisasi”. Menurut para ahli, pendidikan keluarga dapat dipahami sebagai segala usaha sadar yang dilakukan oleh orang tua untuk memberikan pembiasaan positif seperti dasar untuk pendidikan selanjutnya. 

Di Indonesia, orang tua biasanya mendidik anaknya sendiri. Selain itu, dalam masyarakat primitif, keluarga bertanggung jawab untuk membangun pranata sosial anak, yang melibatkan penanganan masalah-masalah sosial seperti keterampilan, rutinitas, dan nilai-nilai. 

Sistem pendidikannya adalah masih cukup mudah, meskipun faktanya kehidupan primitif lebih menonjol, seperti yang ditunjukkan oleh analisis dan isinya.

Mayoritas pendidikan keluarga tetap terstruktur seperti pendidikan orang tua. Aturan dan peraturan masing-masing daerah kini mulai diabaikan. 

Orang tua biasanya lebih mengandalkan pengalaman sebelumnya dan menjalankan setiap keluarga secara mandiri tanpa evaluasi dalam hal pendidikan anak-anak mereka. 

Kebijakan pendidikan harus benar-benar memberi ruang bagi anak untuk belajar dalam keluarga yang masih mengandalkan pendidikan dan keterampilan orang tuanya. 

Jika orang tua tidak mampu memenuhi tanggung jawabnya sebagai pendidik utama, dimungkinkan untuk memikul tanggung jawab masyarakat. Keluarga yang sangat mendorong anaknya untuk mengenyam pendidikan adalah keluarga yang ideal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun