Mohon tunggu...
Pryadita
Pryadita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Belajar

Tenang :)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kenapa Bisa Gabut?

18 Agustus 2021   14:43 Diperbarui: 18 Agustus 2021   14:49 2592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keluhan kaum rebahan makin unik ya! Mayoritas kita tidak asing lagi dengan istilah gabut, salah satu sebab mengeluhnya kebanyakan kaum rebahan. Padahal, bukannya setiap orang tidak hanya menjalani satu peran ? Kita, selain sebagai mahasiswa atau pelajar, juga sebagai hamba, anak, sahabat, dan juga anggota masyarakat. Tentu, setiap peran itu punya tugas tersendiri kan ? Jadi, sebenarnya ada banyak hal yang harus kita kerjain. Hanya saja, kita masih bingung cara mulai dan  ngerjainnya . Sebab kita masih belum begitu sadar peran kita yang sebenarnya.

Kita sepakat ya, kalo sebenarnya sebab gabut bukan karena tidak ada kerjaan, melainkan karena kita perlu eksplorasi diri sehingga menemukan motivasi untuk berinovasi dan ngerjain hal-hal yang berkaitan dengan peran kita. Sebagaimana yang dilansir dalam http://bem.fppsi.um.ac.id/index.php/2021/01/07/melawan-gabut-di-kala-wabah/ gabut merupakan prilaku tidak produktif karena seseorang kehilangan motivasi untuk mengerjakan hal-hal yang bermanfaat. Coba kita review pengalaman masing-masing. Sejauh ini, apa saja yang seringkali membuat kita kehilangan motivasi untuk ngerjain beberapa hal yang pernah kita rencanakan dan akhirnya terjebak dalam situasi gabut ? 

Iya, rasa takut. Tidak sedikit dari kita yang enggan bertindak karena takut kalo seandainya nanti hasil pekerjaan kita tidak sesuai harapan. Itu hal yang wajar. Rasa takut tersebut, barangkali hadir karena ada pengalaman-pengalaman yang pernah membuat kita merasa merasa tidak berharga. 

Tapi, sampai kapan kita membiarkan rasa takut mendominasi ? bukankah kita punya keinginan untuk berkontribusi ? bukankah kita punya keinginan untuk memaksimalkan potensi yang telah Allah titipi ? Bukankah kita selalu punya keinginan untuk bisa seperti mereka yang mampu memberikan kebermanfaatan ? 

Kita tidak perlu menjadikan rasa takut sebagai musuh yang harus dilawan. Karena, kita bisa menjadikannya sebagai motivasi agar berani mencoba dan belajar semaksimal yang kita bisa. Jika hasilnya tidak sesuai harapan, bisa saja justeru melampaui harapan.

Selain rasa takut, self awareness yang masih rendah juga rentan menjadikan kita mudah terserang gabut. Dalam https://www.kajianpustaka.com/2020/12/kesadaran-diri-self-awareness.html Self awareness atau kesadaran diri merupakan kemampuan seseorang dalam memahami kesadaran pikiran, perasaan, dan evaluasi diri sehingga dapat mengetahui kekuatan, kelemahan, dorongan, dan nilai yang terjadi pada dirinya dan orang lain. 

Individu dengan self awareness yang baik bisa membaca situasi sosial, memahami orang lain, dan mengerti harapan orang lain terhadap dirinya sehingga dapat merefleksi diri, mengamati dan menggali pengalaman, termasuk mengendalikan emosi. Kebanyakan dari kita masih bertanya-tanya tentang tujuan hidup diri sendiri, apa yang diri kita inginkan, dan ingin berkontribusi di bidang apa. Kita butuh sering-sering berdiskusi dengan diri sendiri supaya lebih tau tentang diri kita sendiri. 

Supaya kita memiliki Self Awareness yang baik.Karena  Self awareness yang baik bisa membantu kita mengenal diri, tujuan, keinginan-keinginan, serta kemampuan diri sendiri. Sehingga, kita akan lebih termotivasi untuk lebih produktif dalam menjalani kehidupan. 

Meskipun gabut terkesan tidak baik dan produktif, namun bisa kita jadikan sebagai moment untuk istirahat dan lebih intens lagi untuk mengenali diri sendiri. Karena, salah satu hal yang menyebabkan kita kekurangan atau kehilangan motivasi yaitu karena belum bisa menemukan makna dari kegiatan yang kita lakukan dan melakukan sesuatu tidak berangkat dari kesadaran. Rasa lelah yang mendominasi juga perlu kita antisipasi. Karena, seperti yang kita ketahui, rasa lelah seringkali menjadi salah satu sebab menurunnya kapasitas otak kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun