Dalam tradisi pernikahan Batak Toba, ulos hela memegang peranan yang sangat penting sebagai lambang penyerahan putri dari orang tua pengantin wanita kepada pengantin pria. Ulos hela, yang biasanya berupa kain ulos jenis Ragi Hotang, membawa makna yang sangat dalam seperti restu, kasih sayang, persatuan, kepercayaan, harapan, berkat, kedewasaan, dan pelayanan. Pemberian ulos ini menandakan bahwa pengantin pria resmi menerima tanggung jawab penuh atas istrinya dan menjadi simbol pengikat dua keluarga yang kini bersatu dalam ikatan pernikahan.
Ritual pemberian ulos hela diawali dengan orang tua pengantin perempuan yang memberikan nasehat penuh makna kepada kedua mempelai, terutama kepada pengantin pria. Nasihat tersebut berisi harapan agar pengantin pria dapat menjaga dan melindungi istrinya dengan tulus dan penuh tanggung jawab. Setelah itu, kedua orang tua pengantin perempuan mengelilingi kedua mempelai sebanyak tiga kali sambil memegang ulos di kedua tangan mereka. Tindakan ini melambangkan perlindungan dan restu yang mengelilingi pasangan pengantin. Pada akhirnya, ulos dilingkari dan diikatkan pada kedua mempelai, menandai sahnya penyerahan hak asuh serta pengakuan resmi atas ikatan pernikahan.
Ritual pemberian ulos hela diawali dengan orang tua pengantin perempuan yang memberikan nasehat penuh makna kepada kedua mempelai, terutama kepada pengantin pria. Nasihat tersebut berisi harapan agar pengantin pria dapat menjaga dan melindungi istrinya dengan tulus dan penuh tanggung jawab. Setelah itu, kedua orang tua pengantin perempuan mengelilingi kedua mempelai sebanyak tiga kali sambil memegang ulos di kedua tangan mereka. Tindakan ini melambangkan perlindungan dan restu yang mengelilingi pasangan pengantin. Pada akhirnya, ulos dilingkari dan diikatkan pada kedua mempelai, menandai sahnya penyerahan hak asuh serta pengakuan resmi atas ikatan pernikahan.
Secara filosofis, ulos hela bukan hanya sekadar kain adat, melainkan lambang nilai-nilai luhur yang menjadi dasar kehidupan rumah tangga dan masyarakat Batak Toba. Nilai-nilai tersebut meliputi kasih sayang yang tulus, kepercayaan yang kuat, harapan akan masa depan yang harmonis, berkah dari Tuhan, kedewasaan dalam menjalani kehidupan berumah tangga, serta pelayanan kepada keluarga dan masyarakat. Tradisi ulos hela menegaskan bahwa pernikahan bukan hanya ikatan dua insan, melainkan juga penyatuan dua keluarga besar yang harus saling mendukung dan menjaga.
Dengan demikian, ulos hela menjadi simbol yang memperkuat tanggung jawab pengantin pria dalam rumah tangga sekaligus menyampaikan pesan moral dan sosial yang mendalam. Tradisi ini mengajarkan pentingnya kasih sayang, kepercayaan, harapan, dan pelayanan sebagai fondasi utama dalam membangun keluarga dan masyarakat yang harmonis. Ulos hela bukan hanya kain tradisional, melainkan juga lambang suci yang mengikat dua keluarga dalam satu ikatan yang kokoh dan penuh makna.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI