Mohon tunggu...
Rahayu Damanik
Rahayu Damanik Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu Rumah Tangga

Best in Specific Interest Kompasianival 2016

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Membalas Selingkuh dengan Selingkuh, Salahkah?

3 September 2016   05:41 Diperbarui: 24 Maret 2021   20:44 2885
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lagipula dengan ikut selingkuh tidak bisa membuat kita mengembalikan keadaan seperti semula. Parahnya lagi bagaimana kalau perselingkuhan sampai menghasilkan anak atau selingkuhan justru memanfaatkan kita? Tentu lebih runyam keadaannya.

4. Bila kita ikut berselingkuh, apakah otomatis pasangan menjadi lebih sadar? Belum tentu. 

Pasangan yang meminta maaf, mengakui kesalahan, dan menyadari kekhilafan karena sudah berselingkuh tentulah akan kecewa sekali bila kita ternyata membalasnya dengan perselingkuhan. 

Bukan tidak mungkin pasangan tersebut kembali berselingkuh kemudian kita balas lagi sehingga menjadi seperti lingkaran setan yang tiada henti.

5. Segala sesuatu yang dilakukan berdasarkan emosi pastilah akan berakhir tidak baik. Menghabiskan usia untuk membalas dendam hanya akan menyisakan penyesalan yang tiada guna. 

Lebih baik semangat membalas dendam dipergunakan untuk mengubah kehidupan rumah tangga yang lebih baik; misalkan menjadi lebih dekat dengan pasangan atau mengubah diri menjadi orang tua yang lebih berkualitas.


Salah satu hal yang paling membanggakan adalah saat kita bisa menjaga kehormatan sebagai seorang yang setia. Bukan tidak mungkin pasangan pun kagum pada kesetiaan yang kita miliki karena tidak dia temukan dalam diri orang lain.

Lagipula pasangan yang baik adalah seorang yang mampu menyadarkan pasangannya dari sifat buruknya jadi, alih-alih membalas pasangan dengan selingkuh lebih baik ‘membalasnya’ dengan kesetiaan sehingga membuatnya malu atas kelakuannya.

Pasangan pun menjadi semakin sadar kalau Andalah yang terbaik untuknya. Memaafkan dengan tulus memberikan kita peluang yang lebih besar untuk menyadarkan pasangan dan juga kesempatan untuk mengembalikan keharmonisan keluarga. 

Jadi mana yang dipilih, membalas dendam yang akan menghancurkan keluarga atau memaafkan dengan tulus untuk sebuah peluang masa depan keluarga yang lebih baik?

Salam,
Rahayu Damanik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun