Mohon tunggu...
Rahayuning Dyah Dwi Wulandari
Rahayuning Dyah Dwi Wulandari Mohon Tunggu... Guru - saya adalah seorang guru bimbingan konseling di SMK Swasta di kota Boyolali, saya lulusan Psikologi dari Universitas Swasta Ternama di kota Solo

hobby saya menulis dan membaca sekaligus mempelajari ilmu-ilmu yang berkaitan dengan tumbuh kembang anak

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

sebuah trend tawuran

5 Maret 2024   19:05 Diperbarui: 5 Maret 2024   19:16 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dimasa sekarang ini, tawuran seperti menjadi berita yang seringkali di dengar khalayak umum dan menjadi hal yang biasa. Seperti dialami peserta didik saya di salah satu SMK swasta di Boyolali , beberapa kali siswa terlibat tawuran antar sekolah yang ketika ditanyakan penyebabnya hanyalah semacam tradisi. Menanggapi hal tersebut, saya selaku guru BK tentunya sangat prihatin dengan kondisi tersebut terutama ketika permasalahan tersebut sampai ke jalur hukum. di karenakan hampir semua siswa laki-laki di sekolah yang saya bina pernah terlibat tawuran antar sekolah, tentunya saya sebagai guru BK harus dengan segera mengambil strategi tindakan penanganan terhadap siswa. 

Dalam satu bulan terakhir ada sebanyak 11 siswa yang terlibat tawuran, dengan dihadapkan pada permasalahan tersebut saya selaku guru BK memutuskan untuk melakukan bimbingan kelompok terhadap siswa yang terlibat tawuran. melalui bimbingan kelompok saya mendapatkan informasi mengenai penyebab mereka terlibat tawuran, ternyata hampir 80% jawaban dari siswa dalam kelompok  tersebut adalah karena ajakan teman. dalam pelaksanaan bimbingan kelompok mendapatkan hasil bahwa sebanyak 90% siswa masih y kurang memahami akan bahaya tawuran. tentu hal ini akan menjadi akar permasalahan mengapa siswa dengan mudahnya melakukan tawuran tanpa memikirkan dampak yang akan muncul yang disebabkan karena tawuran.

Selain menggali akar permasalahan penyebab tawuran, siswa masing-masing diminta untuk menuliskan sejauh mana mereka memiliki alternatif solusi agar tidak terlibat tawuran, setelah itu mereka secara bergantian meyampaikan apa yang telah mereka tulis. Di akhir sesi konseling siswa diminta untuk mengisi lembar LKPD mengenai seberapa paham mereka mengenai dampak dari tawuran, dan didapatka hasil 70% mereka bisa memahami mengenai dampak dari tawuran, sehingga diharapkan budaya tawuran antar sekolah dapat berkurang dan dihentikan di sekolah kami.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun