Fenomena perekrutan anggota pemadam kebakaran yang terjadi baru-baru ini di DKI Jakarta adalah gambaran tajam tentang realitas sosial dan ekonomi bangsa kita.
Anda bisa bayangkan, hanya dalam waktu 3 hari, mulai tanggal 12 sampai 14 Agustus 2025 jumlah pelamar kerja Pemadam Kebakaran Provinsi DKI Jakarta mencapai 24.405 pendaftar.
Sementara, total kebutuhan hanya tersedia 1.000 formasi. Artinya, lebih dari dua puluh kali lipat kuota yang tersedia. Angka ini bagaikan cermin besar yang memantulkan kepedihan terselubung dari jutaan pencari kerja di negeri ini.
Sebuah angka yang nyaris mustahil dibayangkan jika dikaitkan dengan ketatnya proses seleksi dan beratnya pekerjaan yang menanti.
Ini bukan sekadar lowongan kerja, ini adalah potret telanjang dari situasi pengangguran di negeri ini, di mana setiap peluang menjadi oasis di tengah gurun yang kian luas.
Situasi ini tak dapat dilepaskan dari masalah pengangguran nasional yang sangat dramatis.
Indonesia menghadapi tingkat pengangguran yang cukup tinggi, dengan sekitar 7,28 juta orang menganggur pada awal 2025, di mana sebagian besar adalah generasi muda yang penuh semangat tapi belum memperoleh kesempatan.
Tingkat partisipasi kerja memang meningkat, tetapi jenis pekerjaan yang layak dan stabil semakin langka.
Angka ini bukan sekadar statistik, melainkan potret kesedihan dan kegelisahan yang membara dalam tiap langkah hidup yang terhenti oleh ketiadaan pekerjaan.
Kerumunan pelamar yang membludak di Jakarta merefleksikan ketegangan sosial yang juga sempat meledak dalam beberapa peristiwa fair job di daerah lain.