Harian Kompas mencatat ledakan gelombang pencari kerja sepanjang tahun 2025. Antrean panjang dan lautan manusia di setiap acara bursa lowongan kerja mengonfirmasi bahwa situasi ketenagakerjaan di Indonesia sedang tidak baik-baik saja.
Sebanyak 4.000 pencari kerja memadati Mega Career Expo di Gedung Smesco, Jakarta (16/4/2025). Balai Kota Jakarta dipenuhi 1.000 warga termasuk para sarjana yang menunggu sejak pagi demi lowongan kerja PPSU dan damkar (23/4/2025).
Hampir dua bulan lalu, tepatnya 27 Mei 2025, masih segar dalam ingatan, 25.000 pencari kerja rusuh di Job Fair Bekasi. Terbaru, sebanyak 1.000 orang berebut 50 posisi kerja di salah satu toko retail di Cianjur, Jawa Barat.
Dalam situasi yang sulit seperti ini, laki-laki dan perempuan pencari kerja tidak banyak memiliki pilihan untuk bertahan hidup.
Menurut laporan GoodStats per Januari 2025 setidaknya terdapat 23,16 juta entitas peminjam (penerima pinjaman online) di Indonesia dengan outstanding loan mencapai Rp78,5 triliun.
Bandingkan dengan jumlah peminjam di Januari 2024 sebanyak 16,6 juta, dalam setahun jumlahnya melonjak sebanyak 7 juta orang.
Data peminjam melalui pinjol tersebut belum ditambah dengan jumlah peminjam melalui koperasi. Jika digabungkan, mungkin angkanya akan bertambah besar.
Setiap manusia memiliki kemampuan adaptasi yang berbeda. Jangan samakan kemampuan seorang pensiunan pegawai BUMN atau mantan anggota dewan dengan seorang buruh pabrik yang sudah sebulan menganggur dalam menghadapi situasi buruk saat ini.
Nasib saya mungkin tidak lebih baik dari mereka yang berupaya bertahan hidup dengan sedikit pilihan.
Sungguh tak enak hidup dari sedekah belas kasihan orang lain, bukan? Begitu banyak utang kebaikan yang harus dibalas. Dibawa hingga ke tepian kubur. Frasa 'mata ganti mata, gigi ganti gigi' dalam konteks yg berbeda.