Mohon tunggu...
Tino Rahardian
Tino Rahardian Mohon Tunggu... Peneliti Senior Swarna Dwipa Institute (SDI)

Sosialisme Indonesia. Secangkir kopi. Buku. Puncak gunung. "Jika takdir menghendakimu kalah, berikanlah dia perlawanan yang terbaik" [William McFee].

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Dilema Pengangguran dan Upaya Urban Farming di Pinggiran Kota

15 Mei 2025   10:03 Diperbarui: 15 Mei 2025   13:46 645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sistem urban farming dengan keterbatasan lahan.(Foto: Dok. Pribadi)

Seorang kawan, atau tepatnya sudah seperti adik dalam pergerakan. Dulu, turut aktif dalam episode reformasi yang meninggi, 20-an tahun yg lalu. Kemarin malam dia mengirim dua lembar foto dengan dibubuhi keterangan teks.

"Mas, monggo mampir ke lahan kami. Niatnya jadi training center dan sekalian edu park kecil-kecilan lah."

Kemudian dia menambahkan.

"Kapan-kapan mampir ya mas, sudah ada posko perjuangannya juga..jadi bikin kopi dan berteduh ngopi nya dah aman..(ikon tertawa)."

Saya membacanya dengan saksama sambil tersenyum dan hati yang membuncah penuh kebanggaan.

Duapuluh tahun yang lalu, dari sebuah basis perlawanan kampus swasta di Kota Malang, kami sama-sama berjuang menggulingkan pemerintahan orde baru dengan sebuah keyakinan membara bahwa negeri ini harus lebih baik.

Ya! Perjalanan kehidupan politik memang tidak seindah yang kita rencanakan. Meski demikian, adik satu ini tidak pernah kehilangan cintanya kepada negeri dan kaum Mustadh'afin yang dibelanya sejak dulu.

Dampak PHK dan Urban Farming

Singkat cerita, keesokan harinya saya langsung meluncur ke lokasi urban farming tersebut. Lahan di pinggir Situ Rawa Besar, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok.

Tidak butuh waktu lama, saya tiba di Lokasi. Saya langsung menemui kawan pemilik urban farming sambil menyeruput secangkir kopi. Obrolan pun mulai mengalir deras.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun