Kartini 2.0: Feminis yang Relate dengan Kids Zaman Now
Gaya Kartini mungkin old-school, tapi semangatnya aesthetic banget untuk Gen Z. Ia mengajarkan bahwa emansipasi bukan sekadar trending topic, tapi tindakan nyata--seperti jadi perempuan berpendidikan, mandiri finansial, atau sekadar berani unfollow toxic masculinity di sosmed.
Bagi generasi milenial dan Gen Z, semangat Kartini menginspirasi untuk terus memperjuangkan pendidikan, keberanian melawan ketidakadilan, dan partisipasi aktif dalam membangun masyarakat yang setara dan inklusif.
Kartini nggak cuma icon pas 21 April, tapi inspirasi sepanjang masa. Perempuan modern bisa belajar dari strategi dan mentalitas-nya: kritis, kreatif, dan konsisten. So, yuk kita lanjutkan perjuangannya--bukan cuma dengan upload foto kebaya, tapi juga dengan aksi nyata!Â
"Perempuan harus cerdas, bukan cuma cantik di filter Instagram." - Kartini (versi 2025).
Referensi:
Eshet-Alkalai, Y. (2004). Digital Literacy: A Conceptual Framework for Survival Skills in the Digital Era. Journal of Educational Multimedia and Hypermedia.
Fajriyah, I. M. D., Yulianingtyas, S., & Pratiwi, A. M. (2022). Profil Perempuan Indonesia 2022. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. https://www.kemenpppa.go.id/index.php/page/read/38/4374/profil-perempuan-indonesia-2022Â
Muawanah, S. B., Ansoriyah, S., & Attas, S. G. (2023). The Citra perempuan ningrat dalam novel Panggil Aku Kartini Saja karya Pramoedya Ananta Toer: kajian simbolik Roland Barthes. Diglosia: Jurnal Kajian Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, 6(3), 723-738.Â
Pratiwi, D. (2020). Dari Surat ke Sosmed: Kartini dalam Perspektif Generasi Milenial. Jurnal Sosiologi Gender, 5(1), 78-92.Â
Suryochondro, S. (2000). Pemikiran Kartini dan Dampaknya pada Gerakan Perempuan Indonesia. Jurnal Perempuan, 15, 112-125.Â