Indonesia, misalnya, sebagai negara kepulauan terbesar, menghadapi ancaman dari pelanggaran wilayah maritim, terorisme, dan ketegangan di Laut China Selatan.
Di sisi lain, Turkiye, yang terletak di persimpangan Asia dan Eropa, menghadapi ancaman yang lebih langsung di Timur Tengah, baik dari konflik internal seperti di Suriah, maupun tantangan dari kelompok teroris internasional.
Prabowo, melihat pentingnya memperkuat kemampuan militer negara melalui kemitraan dengan negara-negara yang memiliki industri pertahanan yang maju, seperti Turkiye.
Kerja sama dalam bidang pertahanan, pelatihan militer, dan pengadaan alutsista merupakan bagian dari kebutuhan Indonesia untuk meningkatkan kemampuan pertahanan nasional, yang menjadi lebih penting di tengah ancaman-ancaman global yang semakin kompleks.
Kepentingan Strategis di Tengah Gejolak Global
1. Kemitraan Ekonomi dan Perdagangan: Dalam pertemuan bilateral, kedua pemimpin negara membahas upaya peningkatan kerja sama ekonomi dan perdagangan, termasuk percepatan penyelesaian Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) Indonesia-Turkiye.
CEPA diharapkan dapat meningkatkan volume perdagangan dan investasi antara kedua negara, serta membuka peluang baru bagi pelaku usaha (Kompas.id, 11/2/2025).
2. Kerja Sama Pertahanan dan Keamanan:Â Kerja sama di bidang pertahanan dan keamanan juga menjadi fokus utama, termasuk peningkatan produksi alat pertahanan bersama serta pendidikan dan latihan untuk anggota TNI serta latihan kontraterorisme.
Hal ini mencerminkan kesamaan visi kedua negara dalam menghadapi ancaman keamanan global, seperti terorisme dan kejahatan lintas negara.
3. Dukungan terhadap Kemerdekaan Palestina: Prabowo dan Erdogan secara tegas menyampaikan komitmen dan dukungan mereka terhadap kemerdekaan Palestina.