Mohon tunggu...
Rachmat PY
Rachmat PY Mohon Tunggu... Penulis - Traveler l Madyanger l Fiksianer - #TravelerMadyanger

BEST IN FICTION 2014 Kompasiana Akun Lain: https://kompasiana.com/rahab [FIKSI] https://kompasiana.com/bozzmadyang [KULINER] -l Email: rpudiyanto2@gmail.com l IG @rachmatpy @rahabganendra

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

[Imlek Komed] Melihat Meriahnya Tradisi Imlek di Vihara Tertua di Jakarta

6 Februari 2019   13:28 Diperbarui: 6 Februari 2019   13:57 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Melepas burung pipit, tradisi Imlek di Vihara Dharma Bhakti, Petak Sembilan, Glodok, Tamansari, Jakarta Barat setiap perayaan Imlek. (Foto Ganendra)

SUDAH kesekian kali aku datang ke sini. Vihara yang paling populer di Jakarta, saat tahun baru Sincia, Imlek tiba. Vihara Dharma Bhakti namanya. Berlokasi di kawasan Petak Sembilan, Glodok, Jakarta Barat. 

Wikipedia menyebutkan bahwa Vihara Dharma Bhakti atau yang disebut Kim Tek Ie  adalah vihara tertua di Jakarta selain Kelenteng Ancol. Dibangun pada tahun 1650 silam dengan nama Kwan Im Teng.

Dengar-dengar sehh sebenarnya bukan vihara. Tapi kelenteng. Namun sudah kadung menyandang predikat itu sejak zaman Orba. Itu pula yang tertulis di gerbang.

Gerbang Vihara Dharma Bhakti, Petak Sembilan, Glodok, Tamansari, Jakarta Barat. (Foto Ganendra)
Gerbang Vihara Dharma Bhakti, Petak Sembilan, Glodok, Tamansari, Jakarta Barat. (Foto Ganendra)
Saat momen Imlek 2570, vihara ini tetap menjadi lokasi pilihan lokasi yang dituju oleh banyak orang. Bukan saja mereka yang berniat  beribadah. Juga mereka yang sekadar berwisata di pergantian tahun baru China. Sebuah tradisi yang terjaga sejak dulu.   

Jalanan menuju vihara tak terlalu lebar. Cukup simpangan satu mobil saja. Wajar kalau lumayan macet. Momen Imlek banyak yang berkunjung. Membawa berkah rejeki tersendiri. Bagi tukang parkir, penjual bunga, penjual makanan, juga penjual burung pipit. 

Selasa, 5 Februari 2019, jam beranjak dari pukul 10.00 wib. Aku tiba di parkiran samping vihara. Area sudah ramai. Ada hansip, polisi dan petugas keamanan lainnya. Mobil-mobil dari media televise sudah  standby. Liputan. Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan memang datang berkunjung.

Masuk area vihara dari pintu samping. Pintu kecil. Banyak orang memenuhi halaman vihara. Aku pikir, mereka dari beragam kalangan. Ada warga keturunan Tionghoa. Ada umat Khonghucu. Ada masyarakat umum. Lintas agama, lintas budaya. Mereka datang dari sekitaran wilayah ibu kota.

Suasana meriahnya tradisi Imlek di Vihara Dharma Bhakti, Petak Sembilan, Glodok, Tamansari, Jakarta Barat. (Foto Ganendra)
Suasana meriahnya tradisi Imlek di Vihara Dharma Bhakti, Petak Sembilan, Glodok, Tamansari, Jakarta Barat. (Foto Ganendra)
Suasana meriahnya tradisi Imlek di Vihara Dharma Bhakti, Petak Sembilan, Glodok, Tamansari, Jakarta Barat. (Foto Ganendra)
Suasana meriahnya tradisi Imlek di Vihara Dharma Bhakti, Petak Sembilan, Glodok, Tamansari, Jakarta Barat. (Foto Ganendra)
Ada awak media. Ada pegiat sosmed. Fotografer. Anak-anak milenial. Orang tua. Tak ketinggalam para pemburu angpao tahunan. Kalangan ini, kutaksir ada ratusan orang. Duduk lesehan di halaman bagian depan. Orang tua. Anak-anak. Remaja. Pria, wanita. Lalu, aku masuk kelompok mana? Pemburu angpao?

Aku dan suasana meriahnya tradisi Imlek di Vihara Dharma Bhakti, Petak Sembilan, Glodok, Tamansari, Jakarta Barat. (Foto Ganendra)
Aku dan suasana meriahnya tradisi Imlek di Vihara Dharma Bhakti, Petak Sembilan, Glodok, Tamansari, Jakarta Barat. (Foto Ganendra)
Hio Pengantar Doa

Asap batang hio tipis mengepul. Melayang-layang diantara orang-orang. Aromanya menyeruak. Ada hio kecil. Banyak sekali. Ada hio ukuran besar, beberapa buah. Ukuran sekitar satu meteran. Berbungkus warna merah. Bergambar naga warna kuning.  

Ada lilin-lilin warna merah, menyala. Beragam ukuran. Lilin dan batang hio berdiri tegak. Konon menunjukan doa kepada Tuhan agar keluarga diberikan kesehatan.

Lilin-lilin tradisi Imlek di Vihara Dharma Bhakti, Petak Sembilan, Glodok, Tamansari, Jakarta Barat. (Foto Ganendra)
Lilin-lilin tradisi Imlek di Vihara Dharma Bhakti, Petak Sembilan, Glodok, Tamansari, Jakarta Barat. (Foto Ganendra)
Lilin tradisi Imlek di Vihara Dharma Bhakti, Petak Sembilan, Glodok, Tamansari, Jakarta Barat. (Foto Ganendra)
Lilin tradisi Imlek di Vihara Dharma Bhakti, Petak Sembilan, Glodok, Tamansari, Jakarta Barat. (Foto Ganendra)
Berdoa tradisi Imlek di Vihara Dharma Bhakti, Petak Sembilan, Glodok, Tamansari, Jakarta Barat. (Foto Ganendra)
Berdoa tradisi Imlek di Vihara Dharma Bhakti, Petak Sembilan, Glodok, Tamansari, Jakarta Barat. (Foto Ganendra)
Berdoa tradisi Imlek di Vihara Dharma Bhakti, Petak Sembilan, Glodok, Tamansari, Jakarta Barat. (Foto Ganendra)
Berdoa tradisi Imlek di Vihara Dharma Bhakti, Petak Sembilan, Glodok, Tamansari, Jakarta Barat. (Foto Ganendra)
Pengunjung menyalakan batang hio dari api lilin-lilin itu. Beberapa lilin meleleh, habis. Diganti lilin lainnya. Pengurus vihara sigap membersihkan lelehan lilin. Sisa-sisa lilin dikerok. Dibuang bersama hio yang hampir habis terbakar. Butiran keringat di kening dan wajah tua mereka.

Sebagian lilin lainnya ditaruh di cawan. Berisi minyak. Pengunjung yang menyalakan hio, mengisi minyak. Berputar, dari cawan satu ke cawan lainnya. Mempertahankan minyak tetap ada. Minyak tak boleh habis.

Batang-batang hio kecil menyala. Segenggam dalam jari-jari tangan. Telapak tangan membentuk formasi. Mata terpejam. Mulut terkatup. Ada juga yang komat kamit. Berdoa. Memohon sesuatu. Mungkin minta berkah rejeki di tahun babi tanah ini. Meminta kesehatan yang baik. Atau berdoa untuk kehidupan damai.

Berdoa tradisi Imlek di Vihara Dharma Bhakti, Petak Sembilan, Glodok, Tamansari, Jakarta Barat. (Foto Ganendra)
Berdoa tradisi Imlek di Vihara Dharma Bhakti, Petak Sembilan, Glodok, Tamansari, Jakarta Barat. (Foto Ganendra)
Berdoa tradisi Imlek di Vihara Dharma Bhakti, Petak Sembilan, Glodok, Tamansari, Jakarta Barat. (Foto Ganendra)
Berdoa tradisi Imlek di Vihara Dharma Bhakti, Petak Sembilan, Glodok, Tamansari, Jakarta Barat. (Foto Ganendra)
Berdoa tradisi Imlek di Vihara Dharma Bhakti, Petak Sembilan, Glodok, Tamansari, Jakarta Barat. (Foto Ganendra)
Berdoa tradisi Imlek di Vihara Dharma Bhakti, Petak Sembilan, Glodok, Tamansari, Jakarta Barat. (Foto Ganendra)
Berdoa di Vihara Dharma Bhakti, Petak Sembilan, Glodok, Jakarta Barat. (Foto Ganendra)
Berdoa di Vihara Dharma Bhakti, Petak Sembilan, Glodok, Jakarta Barat. (Foto Ganendra)
Berdoa di Vihara Dharma Bhakti, Petak Sembilan, Glodok, Jakarta Barat. (Foto Ganendra)
Berdoa di Vihara Dharma Bhakti, Petak Sembilan, Glodok, Jakarta Barat. (Foto Ganendra)
Mungkin juga sebentuk doa untuk damainya negeri. Negeri di tahun politik. Mungkin saja. Hanya mereka dan Dzat Maha yang mereka yakini, yang tahu.

Sementara pengunjung lainnya sibuk memotret. Mereka memang bukan hendak beribadah. Mungkin saja penasaran dengan ritual di vihara ini. Ke sana ke mari. Tak banyak ucap. Tak banyak obrolan. Focus. Termasuk aku. Aku larut suasananya. Mungkin yang lain juga.   

Berdoa tradisi Imlek di Vihara Dharma Bhakti, Petak Sembilan, Glodok, Tamansari, Jakarta Barat. (Foto Ganendra)
Berdoa tradisi Imlek di Vihara Dharma Bhakti, Petak Sembilan, Glodok, Tamansari, Jakarta Barat. (Foto Ganendra)
Burung Pipit, Pembuang Sial 

Ada seorang Cici membawa keranjang. Berdiri di samping tempat hio besar. Belakang meja persembahan buah-buahan. Keranjang plastik berbentuk kotak, dipegang dengan dua tangannya. Mata terpejam. Berdoa. Beberapa saat.

Membuka mata. Nampaknya doa usai dipanjatkan. Dibukanya keranjang. Burung-burung kecil berterbangan. Burung pipit. Itu ada maknanya. Melepaskan burung pipit, membuang sial.

"Biar keburukan dibawa pergi oleh burung pipit itu," kata Koko berseragam merah, pengurus vihara.

Melepaskan burung pipit di tradisi Imlek di Vihara Dharma Bhakti, Petak Sembilan, Glodok, Tamansari, Jakarta Barat. (Foto Ganendra)
Melepaskan burung pipit di tradisi Imlek di Vihara Dharma Bhakti, Petak Sembilan, Glodok, Tamansari, Jakarta Barat. (Foto Ganendra)
Burung Pipit di Vihara Dharma Bhakti, Petak Sembilan, Glodok, Jakarta Barat. (Foto Ganendra)
Burung Pipit di Vihara Dharma Bhakti, Petak Sembilan, Glodok, Jakarta Barat. (Foto Ganendra)
Melepas burung pipit memang sudah menjadi tradisi di vihara ini. Selain burung pipit ada juga burung tekukur dan merpati. Tapi kulihat paling banyak yang diterbangkan adalah burung pipit.

Pengujung lainnya melakukan hal sama. Satu keluarga. Bersama anak-anaknya. Menengadahkan keranjang burung pipit. Berdoa beberapa menit. Lalu dilepaskan.

Banyak kamera diarahkan. Mencoba menangkap gambar burung pipit yang berterbangan. Bahkan saat mereka berdoa pun banyak yang mengabadikan. Sepertinya tak mengganggu "keheningan" mereka dalam berdoa. Tetap khidmat.

Melepaskan burung pipit di tradisi Imlek di Vihara Dharma Bhakti, Petak Sembilan, Glodok, Tamansari, Jakarta Barat. (Foto Ganendra)
Melepaskan burung pipit di tradisi Imlek di Vihara Dharma Bhakti, Petak Sembilan, Glodok, Tamansari, Jakarta Barat. (Foto Ganendra)
Ini kugenggam seekor burung pipit, yang kemudian kulepaskan. (Foto Ganendra)
Ini kugenggam seekor burung pipit, yang kemudian kulepaskan. (Foto Ganendra)
"Bang tolong potoin," pinta seseorang  kepadaku. Ponselnya berpindah ke tanganku. 5 kali jepretan kuhasilkan. Satu frame keluarga dengan dua anaknya.

Di bagian kiri vihara, ada ruangan Kuil Kwan Im. Mereka berdoa di dalamnya. Berbeda dengan yang di halaman. Ada ritual khusus. Alas kaki harus dilepas. Tak boleh memotret di dalam. Ada kertas peringatan terpasang di atas pintu masuk. Kulihat dari luar. Ada patung-patung dewa di dalam.   

Bagian dinding luar, tertulis sejarah vihara ini. Vihara pernah mengalami kebakaran pada Maret 2015 silam. Di dinding lainnya ada tertulis desain pemugaran vihara.

Entah sudah berapa lama aku di area itu. Baru sadar, hawanya terasa panas. Panas dari banyaknya hio yang menyala. Sesekali abunya bertebangan. Tertiup angin. Menempel ke tangan, wajah dan pakaian. Tak banyak. Tak cukup mengganggu. Kuabaikan saja.  

Tradisi Imlek di Vihara Dharma Bhakti, Petak Sembilan, Glodok, Tamansari, Jakarta Barat. (Foto Ganendra)
Tradisi Imlek di Vihara Dharma Bhakti, Petak Sembilan, Glodok, Tamansari, Jakarta Barat. (Foto Ganendra)
Suasana Imlek di Vihara Dharma Bhakti, Petak Sembilan, Glodok, Jakarta Barat. (Foto Ganendra)
Suasana Imlek di Vihara Dharma Bhakti, Petak Sembilan, Glodok, Jakarta Barat. (Foto Ganendra)
Buah dan hio di Vihara Dharma Bhakti, Petak Sembilan, Glodok, Jakarta Barat. (Foto Ganendra)
Buah dan hio di Vihara Dharma Bhakti, Petak Sembilan, Glodok, Jakarta Barat. (Foto Ganendra)
Suasana Imlek di Vihara Dharma Bhakti, Petak Sembilan, Glodok, Jakarta Barat. (Foto Ganendra)
Suasana Imlek di Vihara Dharma Bhakti, Petak Sembilan, Glodok, Jakarta Barat. (Foto Ganendra)
Aku beranjak. Bermaksud untuk pulang dan cari makan siang. Lewatin halaman, ada taman berumput hijau. Sayang harus terinjak-injak pengunjung sebagian. Meski sudah tertulis larangan di papan kecil. Memang, susah juga, kalau pengunjung sudah banyak. Daya tampung terbatas.

Aku lewatin halaman dalam bagian depan. Warga yang menunggu bagian angpao masih banyak. Duduk di halaman. Warga lainnya datang dan pulang. Bergantian. Melalui gerbang depan dan samping.

Mereka yang berharap ketiban rezeki angpao berkumpul di halaman Vihara Dharma Bhakti, Petak Sembilan, Glodok, Jakarta Barat. (Foto Ganendra)
Mereka yang berharap ketiban rezeki angpao berkumpul di halaman Vihara Dharma Bhakti, Petak Sembilan, Glodok, Jakarta Barat. (Foto Ganendra)
Penjual burung di Vihara Dharma Bhakti, Petak Sembilan, Glodok, Jakarta Barat. (Foto Ganendra)
Penjual burung di Vihara Dharma Bhakti, Petak Sembilan, Glodok, Jakarta Barat. (Foto Ganendra)
Penjual bunga di Vihara Dharma Bhakti, Petak Sembilan, Glodok, Jakarta Barat. (Foto Ganendra)
Penjual bunga di Vihara Dharma Bhakti, Petak Sembilan, Glodok, Jakarta Barat. (Foto Ganendra)
Di luar, beberapa penjual bunga, burung masih bertahan. Lumayan, momen Imlek menambah rezeki. Rezeki dari burung pipit yang dijual Rp1.500 per ekor. Atau dari burung tekukur yang dibandrol  Rp25.000. Tak ketinggalan tukang parkir, penjual makanan dan minuman. Semua senang. Semua kebagian rezeki. Semua bahagia. Meski nampak sederhana. 

Pak polisi masih tetap berjaga. Acara berlangsung aman dan lancar. Berharap tradisi perayaan tahun Imlek seperti ini bisa tetap dipertahankan. Semoga semua makhluk berbahagia. Gong Xi Fa Cai.

@rahabganendra

Komed
Komed
 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun