Mohon tunggu...
Rachmat Pudiyanto
Rachmat Pudiyanto Mohon Tunggu... Penulis - Traveler Madyanger Fiksianer #MuseumLover

BEST IN FICTION Kompasiana 2014 AWARD Instagram @rachmatpy #TravelerMadyanger #MuseumLover email: rachmatpy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mural

17 Februari 2014   20:00 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:44 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

*** dinding dinding kusam merenung eksistensi rasa mengajak penatapnya bertegur sapa berbicara dalam dimensi terlukis gelora atas curahan rasa hati anak manusia yang terasing dari selaras jiwa laksana bait ajaib mantra yang mengubah segala realita dalam kejab mata tentang asa tentang hidup makna tentang kebebasan cita cita tentang ketidakadilan sosial manusia tentang gelora pekik nasionalisme merdeka dan tentang keajaiban terwujudnya asa yang didamba unjuk rasa tanpa batas gores grafik warna pada lukisan terpuruknya nasib warga jelata pada ekspresi tangis tanpa airmata pada coretan topeng muka dua suarakan lolongan luka derita pekikkan kekecewaan bertumpuk murka atas kenyataan keras kehidupan limbah raksasa mural dinding kota jeritan himpitan rasa hati tanpa daya saat sistem tak berpihak pada anak manusia pekikan rasa senantiasa mengajak bertutur sapa hingga jiwa jiwa lelah bersuara hingga kata keadilan hanya impian palsu semata *** Bogor - 17 Februari 2014 Sumber Gambar Ilustasi Baca Juga : Rajam Cinta

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun