Mohon tunggu...
Rachmat Pudiyanto
Rachmat Pudiyanto Mohon Tunggu... Penulis - Traveler Madyanger Fiksianer #MuseumLover

BEST IN FICTION Kompasiana 2014 AWARD Instagram @rachmatpy #TravelerMadyanger #MuseumLover email: rachmatpy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Florence

2 September 2014   02:09 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:52 613
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14095733601138970974

***
lesat peluru tlah terlepas dari moncong
mustahil kembali selain tinggalkan selongsong
menghunjam merobek menyayat sasaran
menebar efek bola pantulan

dunia maya
jagad tak selebar daun kelor saja
jarak nyata menjelma limit semu antara
di sini adalah di sana
dan sebaliknya
tanpa ruang jeda

buana kata
terucap tertulis ada penjaga
sedalam dalam lubuk hati perasa
buah pikiran-pikiran emosi gelora
di antara rupa wajah bebas merdeka
ada satu pengikat rasa manusia
tatakrama

jika moral tersayat luka
etika menghukum penuh daya
dan hukum turut mengetuk palu bicara
meski sebatas pisau tajam merajam segelintir kasta
mungkin diskriminasi dan semena mena
namun hikmah selalu ada
mengingatkan pada buah pikiran jiwa

tentang laku diri
tentang hati nurani
tentang kultivasi
tentang sejati
tentang baik
dan tentang sabar


***
*Secuil mata kasus Florence Sihombing. Bijak mengambil hikmah peristiwa. Ada teguran, ada kegusaran, ada peringatan, ada kesadaran sebagai bagian dari kultivasi hati, siapapun yang menyadarinya.

Jakarta - 1 September 2014
@rahabganendra

Sumber Gambar Ilustrasi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun