Mohon tunggu...
Rafly Febriansyah
Rafly Febriansyah Mohon Tunggu... Security - Scavenger Poem

Ada yang harus aku tuju, kemudian aku buat.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Musim Gugur

4 Agustus 2019   15:00 Diperbarui: 4 Agustus 2019   18:24 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seketika dedaunan berjatuhan;
atas musim gugur yang datang
dengan setiap patah hati.
Di saat dunia mulai kosong
dan warna-warni menghilang tanpa jejak.

Rumput-rumput Tampa tertunduk
diatas tanah kering penuh reretakan
mengkerutnya bebatangan lunglai,
tanpa sehelai daun yang utuh bergantungan.
Akar-akar yang mengelupas
perut-perut cadas,
dibiarkan tersumbat tanpa air disekeliling nya.

Ranting-ranting tersungkur menggeletak
dibawah pangkalnya sendiri
mengering, rapuh!
Keduanya bersetubuh
didalam ranting yang terdiam kaku.

Sekejap daun-daun berseteru dengan keguguran,
merobek-robek waktu
menjadi percikan-percikan serpihan kayu.
Diangkatnya kedalam bak sampah
dibuangnya juga ke jeluk liang tanah
dikuburnya rapat rapat,
di injak-injak dengan seksama; Sirna!

Brecheletzsche

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun