Mohon tunggu...
Rafli Hasan
Rafli Hasan Mohon Tunggu... -

columnist, urban traveler, blogger

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Kemana Para Pemimpin Itu Pergi?

1 Desember 2014   17:28 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:21 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1417404239480352815

[caption id="attachment_338899" align="alignnone" width="612" caption="https://www.flickr.com/photos/atjeh_group/14040708482/"][/caption]

Terkadang saya bertanya-tanya apakah hanya saya yang melihat kekacauan ini terus menerus terjadi? Dimanakah nurani kita? Ketika pembunuhan, intimidasi, terror hingga korupsi dan nepotisme birokrasi terjadi dimana-mana. Ironisnya hal itu juga terjadi di negeri kami yang berjuluk setinggi langit, “tanah para Aulia”, “negeri Endatu”, atau “Serambi Mekah”., entah apapun nama-nama indah lainnya, tetapi saya melihat kekacauan ini tengah terjadi dan merusak negeri ini, sementara itu “kehadiran” para pemimpin semakin tidak terasa di tengah-tengah rakyatnya.

Jika kita mau sejenak membuka mata kita untuk melihat apa yang tengah terjadi di Aceh saat ini, maka kita akan bisa mendapatkan kesimpulan betapa Aceh tengah menuju kehancuran. Bukan karena sumber daya alam yang terkuras habis, bukan juga karena rakyatnya yang miskin dan bodoh, dan bukan juga karena sedikitnya investor yang mau mampir karena khawatir persoalan keamanan. Bukan itu semua.Namun karena para pemimpinnya telah pergi meninggalkan kita entah kemana.

Kita melihat, bagaimana perekonomian kita hancur karena kesalahan sistem, keamanan rakyat kita dan para penanam modal terusik karena terror yang terus menerus terjadi, para pengusaha enggan menyimpan uangnya di Aceh karena khawatir adanya pajak nanggroe oleh para eks kombatan dan kroni-kroninya, sementara para pemimpin yang diharapkan dapat melihat keadaan ini secara jernih, justru berpaling dan sibuk berbagi jabatan dan kekuasaan dengan sanak keluarga dan kerabatnya. Aceh ibarat kapal yang tengah tenggelam.

Di lain pihak, para anggota dewan yang kita pilih (atau setidaknya sebagian dari kita memilih mereka) dengan percaya diri menyebutkan,kita sudah berada di jalan yang benar, tinggal istiqomah, Jalan yang benar?? Istiqomah?? Heyyy ini ACEH bung! Bukan kapal TITANIC!!!.

Oleh karenanya saya merasa perlu bertanya kepada para pemimpin yang saat ini menduduki posisi puncak di pemerintahan maupun legislatif.

Apakah yang sudah kalian berikan kepada Aceh selama ini?

Apakah kalian sudah merasa puas dengan apa yang sudah dicapai Aceh selama ini?

Mengapa kalian begitu mengandalkan sumber daya tambang dan mineral?

Apakah kalian berpikir untuk masa depan anak-anak Aceh?

dan apa yang akan kalian lakukan untuk menyelamatkan rakyat Aceh dari kekacauan ini?

Saya berharap mereka bersedia menjawab pertanyaan-pertanyaan itu dan kemudian melakukan introspeksi menyeluruh dan mendalam atas apa yang sudah mereka perbuat selama ini kepada rakyatnya. Kepemimpinan adalah salah satu kunci keberhasilan yang dapat membawa Aceh ke arah masa depan yang lebih cerah. Masa-masa krisis seperti saat ini, adalah masa-masa pembentukan bagi pemimpin sejati untuk mampu mengatur perubahan-perubahan yang ada serta menjawab berbagai tantangan dan kendala, bukan lari dari tanggung jawabnya, atau justru menunjuk dan mencari kambing hitam dari setiap kesalahan yang ia perbuat sendiri.

Rafli Hasan

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun