Mohon tunggu...
raflidwi cahyadi
raflidwi cahyadi Mohon Tunggu... supervisor

Rafli Dwi Cahyadi Mahasiswa Universitas Pamulang

Selanjutnya

Tutup

Seni

Gaya Hidup Dan pembentukan karakter Para Pencinta Vespa Classic

12 Juni 2025   07:50 Diperbarui: 12 Juni 2025   07:48 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seni. Sumber ilustrasi: Unsplash

Saat ini, gaya hidup bukan lagi sekedar tren , melainkan sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat modern , terutama di kalangan anak muda. Anak muda , dalam artian biologi, adalah kelompok usia yang jelas. Mereka menempati posisi-posisi sosial tertentu seiring dengan perkembangan usia mereka. Para penggemar Vespa klasik mengekspresikan gaya hidup mereka melalui keikutsertaan aktif dalam komunitas , mengikuti berbagai kegiatan positif. Hal ini memberikan kebanggaan tersendiri dan sekaligus membuktikan kepada masyarakat bahwa citra anak Vespa klasik tidak selalu negatif. Mereka memiliki identitas unik . Para pecinta Vespa klasik merasakan adanya ikatan kuat dengan nilai-nilai tradisional dan masa lalu yang direpresentasikan oleh skuter ikonik ini. Vespa klasik bagi mereka adalah simbol nostalgia , sebuah pengingat akan era yang lebih sederhana. Gaya hidup para pecinta Vespa klasik seringkali dihubungkan dengan kebebasan dan rasa nyaman . Mengendarai Vespa klasik memberikan sensasi yang menyenangkan dan relaks , sehingga banyak yang nyaman untuk menjelajahi kota atau tempat-tempat indah dengan perasaan bebas dan merdeka . Karakter adalah kombinasi kualitas moral dan mental seseorang , yang dibentuk oleh faktor bawaan (fitrah) dan lingkungan (sosialisasi pendidikan). (Lickona, 2012:50). Lingkungan para pecinta Vespa klasik turut membentuk identitas diri karena adanya budaya saling membantu di antara pengguna Vespa, yang memperkuat solidaritas . Memiliki Vespa memberikan dampak positif, seperti memiliki banyak teman dari berbagai latar belakang dan menumbuhkan rasa empati serta keinginan untuk saling membantu, menimbulkan hal kesederhanaan yang tidak mewah, menimbulkan rasa saling menghormati, menimbulkan rasa solidaritas dan yang terpenting menimbulkan rasa kesetiaan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun