Mohon tunggu...
Rafito
Rafito Mohon Tunggu... Mahasiswa - -

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Evolusi Organisasi: Bentuk dan Tujuan Organisasi dalam Kehidupan Manusia Zaman Praaksara

3 Maret 2024   05:30 Diperbarui: 3 Maret 2024   05:48 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di kehidupan sehari-hari, kita seringkali mendengar kata "organisasi", baik itu organisasi kampus, organisasi masyarakat, ataupun organisasi pemerintahan. Organisasi seolah menjadi hal penting bagi banyak orang dan berbagai kalangan yang terus dikumandangkan  supaya banyak orang tertarik untuk bergabung ke dalamnya.

Pada dasarnya, organisasi adalah suatu wadah untuk bagi sekumpulan orang untuk mencapai tujuan yang sama. Jadi, orang-orang yang berada di dalam sebuah organisasi pasti memiliki hubungan kerjasama satu sama lain untuk mewujudkan tujuan yang diharapkan. Dalam hidupnya, manusia pasti memiliki banyak tujuan yang ingin diwujudkan, oleh karena itu organisasi pun menjadi banyak macamnya.

Mungkin ketika mendengar kata "organisasi" pikiran kita langsung berpikir terhadap organisasi besar mulai dari organisasi kerohanian, organisasi politik, organisasi kemanusiaan, organisasi pemerintah, dan masih banyak lagi. Padahal, berdasarkan definisi yang dijelaskan di atas, organisasi bisa dilihat dari lingkup yang paling kecil dan terdekat, yaitu keluarga. Ya, keluarga merupakan salah satu contoh dari praktik organisasi. 

Alasannya, pertama, karena keluarga terdiri dari sekumpulan orang, kedua, karena suatu keluarga pasti memiliki tujuan baik itu biologis (untuk bertahan hidup dan berkembang biak) maupun ideologis contohnya ingin memiliki keturunan yang pandai dan sukses. Jadi, organisasi tidak melulu harus dikaitkan dengan hal-hal yang memiliki tujuan formal pada suatu bidang.

Dalam berorganisasi baik pada masa lampau maupun sekarang, ada satu karakteristik yang menjadi alasan mengapa orang-orang tertarik bergabung ke dalam organsisasi tersebut. Karakteristik ini berupa manfaat yang ditawarkan kepada para anggotanya baik secara materi layaknya uang, fasilitas, dan barang maupun secara nonmateri seperti relasi, jaminan hidup, atau pengembangan diri.


Karena manfaatnya tersebut, organisasi menjadi penting sebagai penunjang kegiatan sehari-hari manusia. Dengan atau tanpa kita sadari, kehidupan manusia saat ini berkaitan erat dengan organisasi sejak bangun hingga tidur kembali.

Saat kita mandi, alat-alat mandi yang kita gunakan merupakan produk dari sebuah organisasi (perusahaan), lalu kita berangkat ke tempat kerja di mana kita menjadi bagian dari organisasi tempat kita bekerja, lalu setelah bekerja kita kembali pulang ke rumah dan bercengkrama dengan organisasi rumah (keluarga). Begitupun dengan seluruh produk yang ada di setiap kegiatan manusia, hal tersebut merupakan buah dari organisasi.

Organisasi inilah yang membuat manusia dijuluki sebagai makhluk sosial, karena manusia membutuhkan orang lain selama hidupnya untuk bertahan hidup. Hal ini bukan baru terjadi ketika manusia modern muncul dan banyak memiliki kemauan. Namun, cikal bakal manusia menjadi makhluk sosial telah dimulai sejak zaman prasejarah. Mari kita mulai dari masa paling awal peradaban manusia.

Organisasi pada zaman batu

Masa 2.500.000 taun yang lalu

Sekitar 2,5 juta tahun yang lalu, yaitu masa Paleolitikum, ketika manusia belum memiliki otak yang dapat berpikir kompleks seperti hari ini, kehidupannya jauh berbeda dengan apa yang kita alami sekarang. Di tengah kondisi alam yang masih sangat "liar" baik secara geografi, iklim, maupun lingkungan kala itu, manusia mau tidak mau harus mengerahkan segala kemampuan dan waktunya hanya untuk bertahan hidup.

Pada masa itu, kemampuan manusia dalam membuat peralatan masih sebatas memanfaatkan batu yang kemudian dibentuk secara sederhana menjadi perkakas sederhana layaknya kapak batu dan serpih. Batu-batu tersebut kemudian ada yang dilemparkan ke hewan buruan supaya hewan tersebut mati dan setelah itu sebagian batunya untuk menguliti hewan-hewan tersebut agar dapat diambil dagingnya.

Tempat tinggal mereka pun tidak menetap (nomaden), mereka biasanya berdiam di gua sekitar sungai karena di sanalah terdapat banyak sumber makanan (ikan) dan sumber air. Namun, ada juga mereka yang berburu hewan lain seperti kijang atau mammoth. Berburu di alam liar merupakan satu-satunya cara supaya mereka mendapatkan makanan.

Dikarenakan alam yang masih sangat liar tadi, manusia bisa saja mendapat serangan dari hewan-hewan buas yang berkeliaran. Tak banyak kesempatan untuk menang melawan hewan-hewan tersebut dikarenakan kondisi fisik manusia yang tergolong lemah apabila dibandingkan dengan hewan buas. Ancaman ini lebih berbahaya bagi perempuan yang sedang hamil dan anak-anak karena pergerakan mereka yang sangat terbatas untuk dapat menghindari hewan buas tersebut.

Dengan tujuan untuk tetap bertahan hidup dan mempertahankan keturunannya, manusia pada saat itu mulai membagi tugas satu sama lain. Pembagian tugas di masa ini dibagi berdasarkan gender, di mana laki-laki bertugas untuk berburu jauh dari gua dan perempuan bertugas untuk menjaga anak-anak serta mengambil tumbuh-tumbuhan yang berada di sekitar gua untuk dijadikan bahan makanan.

Itulah cikal bakal organisasi yang paling dekat dengan kita, keluarga. Dan dari situ terjadi perkembangan-perkembangan organisasi yang lebih kompleks seiring dengan berkembangnya otak manusia.

Masa 10.000 SM

Sampailah pada tahun 10.000 SM atau Masa Mesolitikum di mana pada saat itu manusia mulai memasuki masa transisi. Manusia yang tadinya tinggal nomaden berkembang menjadi mulai memiliki rumah dan mulai bercocok tanam, meskipun sebagian besar masih berburu dan mengumpulkan tumbuhan. Namun, sebelum mereka mendirikan rumah, tentu ada lahan dan bahan yang dipersiapkan terlebih dahulu.

Persiapan tersebut dimulai dari mencari tempat yang sekiranya tidak jauh dengan sumber air untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan mengairi tanaman mereka nantinya, setelah menemukan tempat, lahan harus dibersihkan dari ilalang-ilalang yang tumbuh di situ. Persiapan selanjutnya adalah menebang pohon-pohon yang sekiranya cukup besar untuk menjadi bahan bangunan beserta atapnya.

Setelah bahan-bahan terkumpul, barulah pekerjaan membangun rumah dimulai. Jangan bayangkan rumah kayu dengan banyak furnitur di dalamnya, rumah yang dibangun sanagtlah sederhana dan digunakan untuk tidur, merawat anak-anak, serta menyimpan cadangan makanan mereka. Selain rumah, mereka juga perlu menyiapkan lahan untuk bercocok tanam, mencari bibit, dan mempersiapkan pengairan sederhana supaya cocok tanam yang dilakukan membuahkan hasil.

Dilihat dari pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan pada masa transisi tersebut, tidak mungkin dapat diselesaikan hanya oleh satu orang ataupun satu keluarga. Bahkan manusia modern di masa kini dengan segudang peralatan terbaru pun belum tentu dapat melakukan hal-hal tersebut sendiri. Diperlukan kebersamaan dari banyak orang untuk melakukan hal-hal tersebut. Oleh karena itu, diperlukan seorang pemimpin untuk memandu jalannya kegiatan-kegiatan yang dilakukan.

Pemimpin pada masa ini tidak bisa hanya berdasarkan jenis kelamin atau kepala keluarga saja sebab dalam satu desa terdiri dari beberapa keluarga. Seorang pemimpin pada masa ini ditunjuk berdasarkan kelebihannya baik dari segi fisik maupun keahlian, inilah yang dinamakan primus interpares. Pemimpin bertugas untuk mengepalai kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk menunjang kehidupan sekelompok keluarga tersebut dan anggota-anggotanya harus mematuhi seorang pemimpin tersebut.

Jika dibandingkan dengan zaman sebelumnya, organisasi ini tentu lebih kompleks karena melibatkan beberapa keluarga dibandingkan sebelumnya yang hanya melibatkan satu keluarga. Namun, tujuan besarnya masih tetap sama, yaitu bertahan hidup.

Masa 8.000 SM

Setelah manusia mulai bercocok tanam, lama kelamaan manusia mulai merasa tidak perlu lagi untuk mencari tumbuh-tumbuhan dan berburu hewan ke tengah hutan sebab bertani dan beternak semakin banyak dilakukan pada masa ini. Manusia pun mulai berpikir bagaimana caranya supaya bahan pangan tersebut lebih mudah ditanam dan bisa bertahan disimpan. Pola pikir manusia pada saat ini berkembang dari berburu dan meramu menjadi memproduksi bahan makanan.

Mereka telah melakukan domestikasi tanaman yang telah dipelajari lewat eksperimen-eksperimen yang dilakukan masa sebelumnya. Oleh sebab itu, pertanian pada masa ini terus berkembang dan terus disempurnakan agar hasil panennya menjadi lebih baik. Masa ini juga disebut sebagai revolusi pertanian yang pertama atau revolusi neolitik karena masa ini dinamakan Masa Neolitikum.

Pada masa ini, rumah mereka pun dibuat permanen sebab kegiatannya yang sudah tidak jauh-jauh dari tempat tersebut. Selain membangun rumah, pada masa ini rumah-rumah tersebut juga mulai dihias karena mereka sudah mengenal kasta. Hiasan-hiasan tersebut biasanya dibuat oleh perempuan. Selain itu, di dekat rumah dan lahan pertanian, mereka mulai membuat lumbuk untuk menyimpan surplus dari bahan pangan yang telah panen.

Organisasi pada masa ini tidak berbeda jauh dengan masa sebelumnya di mana perkampungan terdiri dari kumpulan keluarga yang saling bahu membahu serta dikepalai oleh satu pemimpin yang dipilih berdasarkan primus interpares. Namun, perkembangannya adalah adanya pembagian tugas berdasarkan keahlian khusus dan pemukiman penduduk yang lebih padat.

Organisasi Pada Zaman Logam

Masa 3.000 SM

Pada ketiga masa sebelumnya, peralatan yang digunakan oleh manusia untuk membantu kehidupan sehari-harinya adalah batu dan tulang-belulang hewan. Alasannya sederhana, karena hal-hal tersebutlah yang paling mudah didapat dan mudah dibentuk. Hanya dengan memukul dengan keras sesama batu, maka batu akan terpecah dan pecahannya dapat disesuaikan dengan barang-barang yang akan digunakan.

Di samping bebatuan yang warnanya hitam dan sedikit abu-abu, manusia zaman dahulu menemukan batu-batu dengan warna cerah dan berkilau dengan bentuk yang sedikit tidak biasa. Mereka pun melakukan eksperimen untuk membuat peralatan dari bebatuan tesebut dengan cara yang sama dengan yang dilakukan kepada bebatuan lainnya, yaitu dengan memukulnya. Namun, ajaibnya bebatuan tersebut tidaklah pecah, melainkan bengkok.

Mereka pun melakukan cara lain untuk memberntuk batu-batu tersebut, yaitu dengan cara dibakar dengan api yang sangat panas. Ketika bebatuan tersebut meleleh kemudian didiamkan dan bebatuan tersebut mengeras kembali. Namun, bedanya kekerasan bebatuan ini jauh meningkat dibandingkan sebelumnya. Bebatuan berwarna cokelat mengilap yang aneh ini sekarang diketahui sebagai tembaga dan itulah awal mula manusia memasuki zaman logam.

Seiring berjalannya waktu, penggunaan tembaga semakin banyak digunakan. Manusia pun semakin banyak mengumpulkan bijih-bijih logam. Bijih logam yang dikumpulkan pun memiliki berbagai macam warna seperti cokelat, kuning, hitam, putih, dan lain-lain. Mereka bereksperimen dengan mencoba mencampurkan bijih-bijih tersebut ke dalam tembaga yang sebelumnya sudah dikenal.

Hasil dari eksperimen tersebut menghasilkan campuran logam yang lebih kuat dibanding dengan tembaga murni. Campuran tersebut terdiri dari timah dengan tembaga, yang kemudian dikenal dengan perunggu. Sejak itu, perlatan pertanian mulai berubah dari yang tadinya batu dan tembaga menjadi perunggu. Oleh karena itu, masa ini disebut sebagai Zaman Perunggu.

Jenis pekerjaan pada masa ini semakin bertambah banyak, ini menyebabkan laki-laki berbagi tugas dengan perempuan. Laki-laki melakukan pekerjaan-pekerjaan berat yang memerlukan keterampilan khusus, sementara perempuan mulai berjualan di pasar.

Pada zaman ini, kehidupan sudah cukup kompleks. Hal tersebut juga memengaruhi sistem pemerintahan, untuk mengatur kehidupan tersebut terbentuklah suatu norma sosial dan tata tertib yang dibuat oleh pemimpin dan ditegakkan supaya kehidupan tetap tertata.

Maka dari itu, organisasi pada zaman ini lebih kompleks dibanding masa sebelumnya di mana sekarang mulai terbentuk pemerintahan yang terpusat untuk mengatur jalannya kehidupan masyarakat di sekitarnya. Kedudukan pemimpin semakin dihormati oleh masyarakat yang membuat persaingan untuk menjadi seorang pemimpin tersebut semakin tampak sehingga sistem politik pun menjadi kompleks karena melibatkan negosiasi dan melibatkan banyak orang.

Sistem pemerintahan terpusat itu juga memengaruhi kelas sosial di mana rumah-rumah yang dekat dengan pusat pemerintahan dianggap memiliki kelas yang lebih tinggi dibanding rumah-rumah yang berada di pinggiran. Selain itu semakin bagus bentuk rumah juga semakin tinggi kelas sosial orang tersebut. Di sinilah hubungan soisal-politik bermula.

1.300 SM

Waktu semakin berjalan dan sampailah kehidupan pada tahun 1.300 SM. Di masa ini, manusia menemukan logam yang lebih keras daripada sebelumnya. Meskipun proses pengolahannya lebih rumit karena memerlukan temperatur yang sangat tinggi, tetapi logam ini semakin lama semakin banyak digunakan utamanya dalam alat-alat pertanian karena kekuatannya tersebut.  Logam tersebut adalah besi, dan masa ini dinamakan Zaman besi.

Pada masa ini, penggunaan perunggu sudah semakin sedikit. Hal ini dikarenakan perbandingan tembaga dan timah sebagai bahan campuran tidak seimbang di suatu wilayah, sehingga untuk memproduksi perunggu harus mencari bahan dari tempat yang cukup jauh. Berbeda dengan besi yang hanya memerlukan satu bahan saja sehingga lebih mudah diproduksi. Alat-alat yang dibuat dari besi pun sebagian besar masih bertujuan untuk memudahkan pertanian.

Oleh karena penggunaan perunggu yang semakin sedikit itu pula, perunggu mulai dianggap sebagai barang mewah oleh beberapa golongan. Pada zaman perunggu, kesenjangan sosial tidaklah berbeda jauh dikarenakan barang dan hasil pertanian yang dimiliki tidak berbeda secara signifikan. Namun, pada zaman besi kesenjangan sosial semakin terlihat akibat perunggu yang digunakan sebagai simbol dari kekayaan dan kemewahan.

Peralatan yang dibuat selain untuk pertanian juga untuk mengolah kayu. Pada zaman besi, mesin bubut sederhana untuk mengikir kayu mulai dibuat dan digunakan. Selain itu, pemukiman pada zaman besi sangat padat, tetapi rumah-rumahnya ditata berjejer mengikuti jalan yang dibuat dari bebatuan. Sistem air yang kompleks pun mulai digunakan untuk mengairi pertanian pada masa ini.

Oleh sebab kehidupan yang begitu kompleks dari berbagai aspek, sistem organisasi pun turut menjadi kompleks. Pemimpin pada masa ini harus berusaha menyeimbangkan kehidupan masyarakat dari kelas-kelas sosial yang ada. Pemimpin juga harus mengatur sistem perdagangan yang semakin masif pada masa ini. selain itu, pemimpin harus mengatur penataan bangunan yang terletak di seluruh wilayah.

Oleh karena tugasnya yang cukup banyak dan melibatkan banyak desa, maka pemimpin pusat membawahi pemimpin-pemimpin di desa atau suku yang menyebar. Hal itu dilakukan supaya tujuan-tujuan di atas bisa tercapai dan jaringan perdagangan pun semakin luas. Pada masa ini, tujuan organisasi bukan lagi hanya bertahan hidup, tapi juga mengatur tatanan hidup masyarakat yang luas sehingga tujuan utama, yaitu kesejahteraan manusia bisa tercapai.

Begitulah perkembangan organisasi berdasarkan kebutuhan dan tujuannya pada zaman praaksara. Setelah zaman praaksara, organisasi berkembang menjadi sangat kompleks hingga menjadi organisasi yang seperti sekarang di mana organisasi sudah mencapai lini-lini kehidupan kita yang terkecil.

Tujuan organisasi yang tadinya hanya untuk bertahan hidup sekarang berkembang menjadi untuk meraih kehormatan, kekuasaan, kekayaan, dan lain sebagainya.  Namun, ada satu hal yang tidak berubah, dari dulu sampai sekarang, selama manusia masih ada maka organisasi akan selalu menjadi bagian dari hidup manusia yang tidak dapat dihilangkan.

Dan dari cerita di atas, dapat dilihat bahwa organisasi dibuat pada dasarnya untuk membantu kehidupan manusia, bukan sebaliknya di mana manusia diatur oleh organisasi. Oleh karena itu, kehidupan, khususnya pada zaman modern ini adalah tentang bagaimana mengatur organisasi supaya menjadi sesuatu yang dapat berguna untuk mewujudkan tujuan bersama maupun individu.

Penulis: Rafi Setyadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun