Dari beberapa sekolah, supervisi pendidikan masih dipahami sebatas formalitas ceklis administrasi, observasi kelas, lalu laporan selesai. Padahal, jika dipahami dan dilaksanakan dengan benar, supervisi bukan sekadar prosedur. Supervisi adalah nafas perubahan yang menggerakkan roda mutu pendidikan secara nyata.
Supervisi yang efektif mampu membangkitkan semangat guru, memicu refleksi, bahkan melahirkan inovasi. Namun sayangnya, pada praktiknya masih banyak guru yang mengaku tidak pernah mendapatkan pembinaan yang berarti. Mereka merasa berjalan sendiri, dituntut mengajar dengan baik tanpa tahu apakah sudah benar atau belum.
"Saya sudah 7 tahun mengajar, tapi baru sekali disupervisi secara mendalam. Itu pun hanya observasi 10 menit," tutur seorang guru SMP negeri di Jakarta dalam sebuah forum diskusi yang dilakukan secara daring.
Kisah seperti ini bukan hal baru, guru tersebut menggambarkan kondisi supervisi pendidikan yang masih dangkal, administratif, dan sering kali tidak berorientasi pada pengembangan profesional guru.
Mengapa Supervisi Itu Penting?
Supervisi yang tepat adalah pendampingan profesional. Supervisi itu menjadi ruang untuk :
- Menganalisis kekuatan dan kelemahan pengajaran.
- Memberikan umpan balik yang konstruktif.
- Menyusun strategi peningkatan kualitas belajar-mengajar.
- Membangun komunikasi terbuka antara guru dan pimpinan sekolah.
Terlebih di era Kurikulum Merdeka, di mana guru diberi keleluasaan dalam mengelola pembelajaran, peran kepala sekolah dan pengawas sebagai supervisor pedagogik semakin penting. Tanpa supervisi yang mengarahkan dan memberdayakan, kebebasan dalam mengajar bisa menjadi kebingungan.
Supervisi = Kolaborasi, Bukan Kontrol
Sudah saatnya kita membuang paradigma lama yang melihat supervisi sebagai bentuk kontrol atau penilaian sepihak. Supervisi yang sukses lahir dari pendekatan kolaboratif, berbasis empati, dan mengedepankan dialog.
Alih-alih datang ke kelas untuk mencari kekurangan, supervisor seharusnya hadir untuk melihat potensi. Bukan mengintimidasi, tapi menginspirasi. Supervisi yang sehat membentuk suasana saling percaya antara guru dan kepala sekolah, antara individu dan sistem.
Teknologi dan Supervisi: Peluang Baru, Tantangan Baru