Mohon tunggu...
Rafif Ahmad Fadilah
Rafif Ahmad Fadilah Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswa | Writer in Progress | Content Writer | Like Reading a Book

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Satu Langkah Kecil

4 Februari 2025   22:27 Diperbarui: 4 Februari 2025   22:27 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang mahasiswa yang ingin menjadi seorang arsitek (Sumber: Image Generation)

Di sebuah kota kecil yang dikelilingi oleh pegunungan, hiduplah seorang mahasiswa bernama Dika. Sejak kecil, Dika telah memiliki impian besar: ingin menjadi seorang arsitek. Ia selalu terpesona dengan bangunan-bangunan megah yang berdiri kokoh, terutama ketika melihat gedung-gedung modern di kota besar yang pernah ia kunjungi. "Suatu hari, aku ingin merancang bangunan yang bisa mengubah wajah kotaku menjadi lebih indah," pikirnya.

Namun, di balik impian besarnya, Dika menghadapi kenyataan pahit. Keluarganya tidak memiliki banyak uang. Ayahnya seorang petani yang bekerja keras di ladang, dan ibunya membantu ayahnya di rumah. Meski hidup sederhana, kedua orang tuanya selalu mendukung impian Dika. Namun, mahalnya biaya kuliah di jurusan arsitektur membuat Dika bimbang. Ia berpikir keras, bagaimana cara mewujudkan impian ini tanpa membebani keluarganya.

Suatu malam setelah makan malam, Dika duduk di teras rumahnya memandangi langit yang bertaburan bintang. Teringat akan janji yang diucapkannya sendiri saat meraih gelar SMA: "Aku harus berusaha lebih keras. Tidak ada yang tidak mungkin jika aku mau berjuang." Ia tahu, meskipun jalannya terjal dan penuh rintangan, jika ia tidak berusaha, impiannya akan tetap tinggal angan-angan.

Hari-hari berlalu, dan Dika terus menjalani rutinitasnya. Ia kuliah di jurusan yang dirasa lebih terjangkau, tetapi hatinya selalu merindukan dunia arsitektur. Suatu hari, saat Dika sedang belajar di perpustakaan, mata nya tertumbuk pada sebuah poster besar tentang lomba desain tata kota. Hadiah utamanya adalah beasiswa penuh untuk kuliah arsitektur. Dika merasa hatinya berdebar-debar. "Ini kesempatan!" pikirnya. Namun, di balik semangat itu, keraguan juga menghantuinya. Ia merasa tidak memiliki pengalaman cukup dan persiapan yang memadai.

Tetapi jika ia tidak mencoba, ia akan kehilangan kesempatan berharga. Dengan tekad bulat, Dika mengambil langkah kecil pertama: mengumpulkan semua ide dan sketsa yang pernah ia buat di buku catatannya. Setiap malam ia berlatih menggambar dan mendalami teori arsitektur lewat buku-buku perpustakaan. Ia menggali kreativitas dan imajinasinya, mulai dari menggambar sketsa sederhana hingga merancang model bangunan. Setiap kali berhasil menyelesaikan sebuah sketsa, Dika merasa semakin dekat dengan impiannya.

Selama berminggu-minggu, Dika menghabiskan waktu di perpustakaan, menggambar, dan mencari referensi. Ia bahkan mengunjungi taman kota dan area publik untuk menyerap inspirasi. Ia bermimpi tentang bagaimana seharusnya kota itu terlihat, dengan taman yang rimbun, jalan setapak yang indah, dan bangunan yang ramah lingkungan. Setiap sketsa adalah jalan menuju pencapaian impian besar yang diidamkannya. 

Akhirnya, setelah berhari-hari bekerja keras, Dika merasa siap untuk mengikuti lomba. Ia mengumpulkan semua sketsanya dan proposal desain yang telah ia susun. Meskipun rasa cemas mengisi pikirannya, ia mengingat semua usaha yang telah dicurahkan. Pada hari pengumuman lomba, jantungnya berdegup kencang. Ia berdiri di antara banyak peserta lain, masing-masing membawa karya mereka yang luar biasa. Semua orang tampak percaya diri, dan Dika merasakan tekanan.

Baca juga: Jejak di Pasir

Ketika namanya diumumkan sebagai pemenang, Dika merasa tak percaya. Air mata kebahagiaan mengalir di pipinya. Seluruh usaha, malam-malam panjang penuh dengan keraguan dan harapan, akhirnya terbayar lunas. Lomba yang diikutinya adalah langkah kecil yang memulai perjalanan besarnya menuju impian. Dengan beasiswa itu, ia akhirnya bisa mengejar kuliah di jurusan arsitektur yang selama ini diimpikannya.

Seiring waktu berlalu, Dika tidak pernah berhenti berusaha. Ia belajar dengan giat, beradaptasi dengan beban studi yang padat, dan menjalin hubungan baik dengan teman-teman sejurusan. Setiap mata kuliah baru menambah pengetahuannya, dan setiap proyek kelompok menjadi pengalaman berharga. Dalam diri Dika bergelora semangat untuk menciptakan sesuatu yang berarti bagi banyak orang. 

Setelah bertahun-tahun berjuang, Dika kini berdiri di depan gedung megah yang ia rancang sendiri. Itu adalah simbol dari impian yang terwujud. Dika tersenyum sambil mengingat langkah kecil yang membawanya ke titik ini. Dalam perjalanannya, ia menyadari bahwa semua yang ia lalui, baik suka maupun duka, telah membentuknya menjadi arsitek yang lebih baik dan lebih memahami apa arti membangun sebuah ruang yang berfungsi dan memberikan dampak positif bagi masyarakat.

Dika juga mengingat semua orang yang pernah membantunya, dari teman-teman yang selalu mendukung hingga keluarganya yang tak pernah berhenti memberikan dorongan. Di balik ketekunannya, ada kekuatan dari cinta dan harapan yang mereka tanamkan dalam dirinya. Dika ingin meraih lebih dari sekadar kesuksesan pribadi; ia ingin menginspirasi orang lain agar berani mengambil langkah kecil menuju impian mereka.

Suatu hari, setelah menyelesaikan proyek bangunan pertamanya, Dika menyelenggarakan pertemuan dengan anak-anak di lingkungan sekitarnya. Ia ingin berbagi pengalaman dan menyalakan semangat mereka agar tak gentar mengejar impian. Dika memberi mereka pelajaran tentang desain sederhana, menggambar, dan pentingnya berpikir kreatif. Ternyata, anak-anak itu antusias sekali, menggambar bangunan impian mereka sendiri dan mencurahkan ide-ide mereka.

Salah satu anak, Rina, mengangkat tangannya. "Kak Dika, apakah kamu selalu percaya diri dalam menggambar?" tanyanya polos.

Dika tersenyum. "Tidak selalu. Aku juga pernah merasa ragu, tapi aku belajar untuk terus mencoba. Ingat, setiap langkah kecil itu penting. Setiap sketsa yang kalian buat hari ini adalah langkah menuju impian kalian. Yang terpenting adalah kalian harus percaya pada diri sendiri."

Kata-katanya menggema di antara para pendengar muda itu. Dika merasa sangat berharga bisa berbagi kisahnya. Ia ingat betapa sulitnya jalan yang dilaluinya dan bagaimana langkah kecil itu membawanya ke tempat yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Melihat semangat mereka, Dika merasa semakin kuat. Ia tahu bahwa menginspirasi orang lain berarti ia sedang melanjutkan mimpinya satu langkah lagi.

Dalam beberapa bulan ke depan, dengan dukungan tambahan dari proyek-proyek baru yang ia kerjakan, nama Dika mulai dikenal di kalangan arsitek muda. Ia menerima beberapa penghargaan dan undangan untuk melakukan presentasi di berbagai seminar tentang arsitektur berkelanjutan. Dika berusaha untuk tidak melupakan langkah kecil pertama yang membawanya ke titik ini. 

Dika terus melangkah maju, merancang proyek-proyek yang tidak hanya indah, tetapi juga ramah lingkungan. Ia mengedukasi masyarakat tentang pentingnya arsitektur yang memperhatikan keberlanjutan dan ruang publik. Bagi Dika, setiap desain adalah kesempatan untuk menciptakan ruang yang membawa kebahagiaan dan kenyamanan bagi orang-orang yang akan menggunakannya.

Di puncak kesuksesannya, Dika kembali mengingat impian kecilnya yang berawal dari langkah sederhana. Ia tahu, di setiap langkah kecil terdapat kekuatan untuk mengubah hidup. Dengan impian yang terwujud dan harapan di masa depan, ia bersyukur atas semua momen, keputusan, dan kerja keras yang mengantarkannya sampai di titik ini.

Dika menyadari bahwa perjalanan tidak selalu mudah, tetapi dengan setiap langkah kecil yang diambil, impian tidak lagi terasa jauh dari jangkauan. Kini, ia siap menginspirasi orang lain untuk berani mengambil langkah kecil menuju impian mereka sendiri, karena dalam perjalanan itu, ada kekuatan yang lebih besar dari sekadar mencapai tujuan---ada kekuatan untuk membangun masa depan yang lebih baik. 

"Satu langkah kecil," ucap Dika pada dirinya sendiri sambil tersenyum, "adalah awal dari perjalanan yang hebat." Dengan semangat itu, ia melanjutkan mengejar setiap impiannya, langkah demi langkah.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun