Mohon tunggu...
Rafi Ilmansyah
Rafi Ilmansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Kedokteran Universitas Diponegoro

TIM 2 KKN Undip 2020/2021

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Berantas Hoax tentang Vaksinasi Covid-19, Mahasiswa KKN Dorong Masyarakat untuk Bernai Melakukan Vaksinasi

6 Agustus 2021   18:08 Diperbarui: 6 Agustus 2021   18:15 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semarang (04/08/2021) -- Hampir 2 tahun lamanya pandemi covid-19 menyerang dunia. Peningkatan jumlah kasus harian, angka kematian, isolasi wilayah, hingga mutasi varian baru virus covid-19 seakan menambah kesengsaraan masyarakat dunia akan pandemi. Namun, dari sekian banyak kabar buruk akan covid-19 beberapa negara sudah menyatakan bahwa negaranya sudah bebas dari virus covid-19. 

Kita ambil contoh misalnya negara Australia, negara tetangga Indonesia yang terpisahkan oleh Samudra pasifik itu telah mendeklarasikan bebas covid-19 terhitung dari februari 2021. Hal ini dapat tercemin dari tingkat kepatuhan masyarakat Australia dalam pelaksanaan proker kesehatan yang diimbangi dengan testing, tracing, dan treatment oleh pemerintah Australia.

Berkaca dari keadaan Australia, sudah seharusnya masyarakat Indonesia lebih patuh terhadap usaha penerapan protocol kesehatan untuk menciptakan kondisi yang aman bagi kesehatan pribadi dan kesehatan orang banyak. Selain itu, pemerintah Indonesia telah melaksanakan tugasnya dengan baik dalam usaha percepatan penanganan pandemi covid-19 di Indonesia. Penggencaran edukasi terkait protocol kesehatan di masyarakat, karantina wilayah, hingga penyediaan vaksin gratis bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Menurut beberapa pengamat ahli epidemiologi Indonesia, keadaan pandemi yang terjadi di Indonesia tidak dapat teratasi dalam waktu dekat ini sehingga ahli menyarankan untuk membentuk herd immunity melalui vaksinasi massal di Indonesia. Program vaksinasi sejatinya sudah berjalan dari bulan februari 2021 dimulai dengan kelompok tenaga kesehatan, kemudian diikuti kelompok pelayan public, lansia, hingga hari ini sudah mencapai kelompok umur 18+ yang mendapat giliran untuk divaksinasi. Himbauan dan ajakan terus digencarkan di tengah masyarakat untuk mengajak masyrakat mengikuti vaksinasi massal yang dibagi menjadi beberapa sentra di berbagai daerah.

dokpri
dokpri
Pemerintah Indonesia menargetkan lebih dari 80% masyarakat Indonesia mendapatkan vaksinasi hingga dosis kedua, baru kemudian herd immunity yang digaungkan oleh pemerintah dan ahli baru dapat tercapai di masyarakat. Namun, sangat disayangkan niat baik selalu menemui rintangan dalam pelaksanaannya. Beredar berita hoax terkait vaksin yang disusupi oleh chip, vaksin yang membuat kita menjadi positif covid-19, hingga vaksin dapat membuat kita meninggal kini kian meresahkan masyarakat Indonesia. 

Sehingga angka vaksinasi yang awalnya sudah perlahan meningkat dengan pasti, kini menemui fase stagnansi. Meningkatnya jumlah masyarakat yang percaya akan hoax dan sebaran tidak bertanggung jawab di grup facebook dan whatsapp kini menyulitkan pemerintah dalam mempercepat penanganan pandemi covid-19. Oleh karena itu, pemerintah sudah selayaknya menggencarkan program vaksinasi covid-19 melalui sosial media dan tv untuk menangkal pemberitaan buruk terkait vaksinasi. 

Namun, hal tersebut masihlah belum cukup jika hanya pemerintah saja yang terus menggaungkan program vaksinas, hal ini harus diikuti dengan partisipasi aktif masyarakat dalam perihal saling mengedukasi agar terciptanya kesadaran dalam masyarakat itu sendiri untuk melakukan vaksinasi.

dokpri
dokpri
Berdasarkan hal tersebut, mahasiswa KKN TIM II UNDIP berinisiatif untuk memberikan edukasi terkait vaksinasi selama pandemi covid-19. Dalam mempersiapkan edukasi terkait vaksinasi mahasiswa KKN Undip melakukan survei tingkat pengetahuan dan persepsi terhadap program vaksinasi pemerintah. 

Selain itu, dilakukan pendataan jumlah masyarakat di RW VI, Kelurahan Pedalangan yang sudah melaksanakan vaksinasi baik itu dosis 1 dan dosis 2. Hasil survei tersebut menunjukkan sebagian masyarakat di RW VI, Pedalangan belum mengikuti vaksinasi baik dosis 1 maupun dosis 2. Hal ini didasarkan atas rasa takut akan efek samping dari vaksinasi yang banyak beredar melalui pemberitaan di sosial media khsusunya grup whatsapp. 

Selain itu, tingkat pemahaman masyarakat di daerah tersebut cukup untuk mengetahui manfaat vaksinasi namun kurang dalam pemahaman terkait ap aitu vaksin hingga bagaimana vaksin dapat memudahkan mereka dalam mencapai herd immunity.

dokpri
dokpri
Berdasarkan survei tersebut, dilakukan pengumpulan materi terkait kondisi pandemi covid-19 Indonesia beserta kondisi vaksinasi sejauh ini. Setelahnya terdapat proses pengecekkan dan validasi materi yang dipastikan berasal dari sumber yang dapat dipertanggungjawabkan, selanjutnya dilakukan penyusunan materi dalam bentuk power point agar mudah dipahami oleh masyarakat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun